<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6973555\x26blogName\x3dCinta+Ku\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://cinta-ku.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://cinta-ku.blogspot.com/\x26vt\x3d4245528034119752170', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Mencintai karena Allah | Friday, December 31, 2004


Laporan : Fajar Kurnianto


Membicarakan cinta tak dapat dilepaskan dengan motif dan tujuan pelakunya. Sesuai arti katanya, cinta adalah perasaan hati dalam menyenangi sesuatu. Dalam bahasa Arab, cinta sering disebut dengan kata hubb. Mencintai sesuatu berarti sama dengan menyenanginya. Cinta adalah salah satu sifat fitri (alami) yang memang Allah SWT anugerahkan kepada manusia. Dengan cinta, manusia satu dan lainnya dapat membina hubungan dengan harmonis. Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya Allah SWT memiliki 100 rahmat kasih sayang. Sebanyak 99 Ia simpan untuk hamba-hamba-Nya nanti di akhirat, sedangkan satunya Ia turunkan kepada umat manusia. Dengan hanya satu rahmat inilah, manusia satu dengan yang lainnya saling mencintai.'' (HR Bukhari-Muslim).

Dengan demikian, cinta dan kasih sayang yang dimiliki manusia hakikatnya adalah bentuk anugerah tertinggi yang Allah SWT berikan. Itu artinya, cinta sesungguhnya harus dilandasi dengan keyakinan bahwa cinta itu adalah dari Allah SWT dan harus dimanfaatkan sepositif mungkin oleh manusia, semata-mata karena Allah. Dengan kata lain, mencintai manusia lain sebetulnya harus dilandasi sikap bahwa cintanya itu adalah karena Allah, sehingga cinta yang ditimbulkan akan selalu berada dalam jalur yang sudah Allah SWT gariskan, bukan cinta buta yang hanya memperturutkan hawa nafsu rendah. Mencintai seseorang karena Allah SWT akan mengantarkan seseorang pada satu level, di mana Allah SWT melimpahkan cinta abadi-Nya yang tak terkira. Rasulullah SAW pernah bercerita kepada Abu Hurairah, ''Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang berniat mengunjungi temannya dalam sebuah kampung.

Dalam perjalanan, ia bertemu dengan malaikat yang sengaja Allah turunkan untuk menanyakan tujuannya. Laki-laki itu menjawab, ia ingin mengunjungi salah satu temannya di sebuah kampung. Malaikat bertanya lagi tentang alasan kunjungan itu, apakah karena temannya itu memiliki satu jasa berharga yang harus dibalas atau tidak. Dengan tegas, laki-laki itu menjawab ia tidak memiliki alasan selain bahwa kunjungannya itu adalah karena cintanya kepada temannya, cinta yang dilandasi semata-mata karena Allah SWT. Malaikat itu akhirnya memberi tahu kepada laki-laki itu bahwa ia adalah utusan Allah untuk menyampaikan kabar gembira bahwa laki-laki itu dijamin akan dicintai Allah selamanya, dengan sebab cintanya pada temannya itu.'' (HR Muslim).

Cinta sesama manusia hanya karena Allah, bukan karena alasan lain, itulah cikal bakal cinta abadi yang Allah SWT siapkan di akhirat kelak. Cinta model ini pulalah yang akan menjadi naungannya nanti di hari kiamat. Satu hari yang tidak ada naungan lagi selain naungan yang Allah berikan kepada manusia. Rasulullah SAW bersabda, ''Pada hari kiamat nanti Allah SWT akan berseru, 'Mana orang-orang yang saling mencintai hanya karena Aku? Pada hari kiamat yang tidak ada naungan ini, Aku akan memberikan naungan-Ku pada mereka semua'.'' (HR Muslim). Dengan cinta yang dilandasi keyakinan seperti inilah, umat manusia akan dapat mewujudkan kedamaian dan keharmonisan di antara sesama. Wallahu a'lam.

*************************
Created at 2:25 PM
*************************

Beginilah memilih istri | Thursday, December 30, 2004


Kini, usia menikah para pria kian tinggi. Bukan hal yang aneh, posisi pria sudah mapan dan penghasilan pun cukup, tapi jodoh tak juga datang. Alasannya ternyata sepele, sulit untuk mendapatkan istri yang ideal dan mau mengerti. Tapi, sungguhkah demikian sulit?

Tak sulit memilih istri, jika parapria tak mematok "harga" terlalu tinggi. Biasanya, harga yang tinggi itu karena tingkat ketakutan yang tinggi juga. Harga itu biasnya berupa ketaatan pada ajaran agama dan suami, bertanggung jawab penuh terhadap rumah tangganya, memprioritasutamakan rumah tangga dibandingkan yang lain, menempatkan sang suami sebagai kepala keluarga, mengikhlaskan dirinya untuk mengelola rumah tangga, serta mengerjakan semua urusan rumah tangganya tanpa menunggu perintah. Gila, nggak? Padahal, menurut sikolog sekaligus konsultan perkawinan, Dra Ieda Poernomo Sigit Sidi, "Jika itu yang Anda harapkan, maka yang Anda cari adalah produk tahun 60-an. Sekarang "stok"-nya sudah jarang!"

Seseungguhnya, alasan yang sangat mendasar mengapa manusia itu perlu menikah yaitu dikarenakan kebutuhan psikologis. Sebagai makhluk sosial, manusia itu perlu berteman. Sahabat saja tidak cukup karena sifatnya yang bisa berubah-ubah atau tidak permanen. Secara psikologis kita memerlukan teman yang cocok dalam hal berbagi kehidupan. Isteri adalah pasangan hidup sekaligus teman hidup suami. Artinya, mereka sudah berikrar baik dalam susah maupun senang untuk selalu bersama-sama, saling membantu, dan dapat saling menerima apa adanya.

Itulah sebenarnya idealnya seorang pasangan hidup. Secara konseptual, istri yang ideal adalah istri yang bisa mengerti suaminya, dan sebaliknya, bisa dimengerti oleh suaminya. Namun, sebelum Anda menentukan wanita ideal untuk dijadikan pasangan hidup, Anda harus jelas terlebih dahulu dengan konsep diri Anda.

Kenali diri. Langkah pertama sebelum menentukan calon istri adalah kenali dulu diri Anda sendiri. Kalau Anda termasuk tipe laki-laki yang ingin selalu dihormati penuh sebagai kepala keluarga, Anda harus tahu konsekuensinya. Penuhi dulu nafkah keluarga, jangan cuma menuntut pada orang lain, tetapi tuntutlah diri Anda terlebih dahulu. Selain itu berusahalah keras untuk menjadi penanggung jawab keluarga secara penuh.

Jika Anda termasuk tipe pria yang tidak yakin terhadap diri sendiri, apakah bisa mencari nafkah secara penuh buat keluarganya atau tidak, maka sebaiknya cari istri yang bisa bahu membahu dengan suami, jangan cari yang bergantung terus pada Anda, karena jika begitu, akan terbayang kesulitannya. Kalau Anda juga termasuk orang yang tidak yakin terhadap kelanggengan pekerjaan yang Anda miliki, maka carilah juga istri yang bisa fleksibel dalam mengarungi kehidupan.

Sementara apabila Anda adalah tipe pria yang dibesarkan dalam lingkungan demokratis, tidak gender bias, dalam arti tidak mengenal pekerjaan pria atau wanita, maka Anda pun sebaiknya mencari pasangan yang seperti itu, sehingga tidak timbul bentrok nantinya.

Dengan mengenali diri Anda sendiri, maka dengan sendirinya Anda akan menjadi lebih mudah mencari siapa calon istri yang cocok, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki.

Uji calon. Kenali keluarganya dengan mengajaknya ngobrol ringan tapi serius. Jangan-jangan calon Anda itu termasuk wanita yang kurang suka dengan keberadaan anak kecil di sekitarnya.

Lihatlah dengan siapa dia bergaul, seperti apa teman-temannya, bagaimana bentuk hubungan dengan teman-temannya, apakah tulus, solidaritas atau ada kekuatan. Kekuatan artinya apakah dia punya kekuasaan, atau karena dia memiliki banyak uang untuk memberi teman. Dengan mengenali teman-temannya maka Anda akan mengenali dia juga.

Pelajari sifat pasangan ketika berbicara mengenai pekerjaannya, sebab dari obrolan tersebut kita bisa tahu bagaimana cara dia mengklarifikasi suatu masalah.

Jadi, dalam mengenali calon pasangan Anda, jangan hanya mengenali sosok dia sendiri, namun juga dengan tiga hal di atas. Meski begitu, yang paling penting, adalah bersyukur dan menerima apa yang disediakan Tuhan kepada kita.

Nah, tak terlalu sulit kan? Tentu, jika Anda memang berniat menikah dan tak lagi bertipe lelaki tahun 1960-an itu. (cn02)

*************************
Created at 4:09 PM
*************************

Cinta lagi... | Monday, December 27, 2004


Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/1297; Att: is-lam, mus-lim


Bismillahirrahmanirrahiim...



"Dan orang-orang yang beriman, amat sangat cintanya kepada Allah" (Qs Al
Baqarah : 165)


Agar tidak buta cinta dan lalu terjebak "cinta buta", kita seharusnya
mengenal apa yang disebut maratibul-mahabbah (peringkat-peringkat cinta).
Memang teori ini dipopulerkan oleh Syaikh Ibnul Qayyim ini tidak secara
eksplisit disebutkan dalam nash-nash al Qur'an maupun Sunnah. tetapi dengan
memahami mahabbah-mahabbah ini, mudah-mudahan kita mampu membingkai setiap
saluran cinta sehingga tidak terjebak di dalam syirkul-mahabbah (syirik-cinta)


Peringkat pertama yang paling tinggi adalah :
1. Tatayyum ----> ini merupakan haq Allah semata. Cinta inilah yang
menhasilkan dorongan untuk menghamba (mengabdi) secara mutlak serta
melakukan pengorbanan hingga gemerincing rupiah penghabisan dan tetesan
darah yang terakhir. Dan hanya untuk Allah-lah layaknya dipersembahkan
ikrar-ikrar ,"Kau selalu di hatiku", "Cintaku hanya untuk-Mu", "Jiwa ragaku
kuserahkan untuk-Mu", yang sering kita dengar dalam nyanyian-nyanyian. Dan
untuk itu Allah SWT menegaskan, "Dan orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah." (Qs 2:165).


2. 'isyq -----> ini hanya merupakan haq Rasulullah Saw, kecintaan yang akan
melahirkan ketundukan terhadap segala perintah dan larangannya. Kecintaan
yang membangkitkan sikap hormat yang tinggi dan keinginan selalu
membelanya. Namun 'isyq tidaklah mendorong seseorang untuk menjadi hamba
Muhammad saw. Dan itulah yang membedakan dengan tatayyum.


3. syauq ----> ini adalah cinta antara mukmin dengan mukmin. Antara suami
dengan isterinya, antara anak dengan orang tuanya. Syauq adalah cinta yang
membuahkan mawaddah wa rahmah (kasih sayang) dan menjadi perekat paling
kuat dalam membangun ummat yang kokoh.



4. Shahabah -----> ini ditujukan untuk sesama muslim sehingga melahirkan
ukhuwwah Islamiyyah.


5. 'ithf (simpati) -----> ini ditujukan untuk sesama manusia. Rasa simpati
dan peduli kepada nasib sesama manusia inilah yang kemudian menumbuhkan
keinginan untuk berda'wah untuk menyelamatkan manusia dari ancaman siksa
Allah pada hari kiamat.


6. Ini adalah peringkat cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta
kepada selain manusia, harta benda misalnya. Di dalam Islam membenarkan
cinta ini dalam bentuk 'intifa' (mendayagunakan, memanfaatkan). Harta benda
yang baik adalah yang dimiliki bukan yang memiliki.
Artinya...manusia harus menjadi tuan bagi hartanya, bukan menjadi budak
dari hartanya. Sehingga kehidupannya benar-benar merdeka dari penjajahan
harta benda, bahkan ia mampu mengatur harta itu sesuai dengan kehendaknya.
Dan sejauh mana seharusnya cinta seorang muslim terhadap harta dunia, ini
tergambar dalam do'a yang sering dilantunkan oleh para shahabat," Ya
Allah...jadikanlah dunia ini dalam genggaman tangan kami, dan jangan Engkau
jadikan ia berada di dalam lubuk hati kami."


Dalam realitas kehidupan memang sering kita saksikan terjadinya kesimpang
siuran dan keterbalikan dalam memasang peringkat-peringkat cinta. Ada orang
yang memasang cinta terendah untuk Allah swt. Allah dicintai dan "didekati"
manakala ada kebutuhan dan kepentingan. Setelah segala keperluannya
terpenuhi, Allah dianggap tdk penting lagi...
(Qs Yunus:12)
Ada juga orang yang memasang cinta yang paling tinggi (tatayyum) dan
merupakan haq Allah untuk sesuatu selain Allah. Entah itu berupa harta dan
hal-hal lain yang bersifat duniawi (Qs Ibrahim:2-3) dan (Qs At Taubah:24).
Begitulah sikap orang-orang yang buta cinta, tdk dapat menempatkan cinta
secara benar. Dengan segala alasan cinta, segala aturan tidak dihiraukan,
karena buta cinta, dunia menjadi tuan...na'udzubillah min dzalik!...


Memang berat....untuk merealisasikan hal-hal tersebut, kecuali bagi
orang-orang yang mendasarkan kehidupannya atas keimanan dan ketaqwaan....


Laa haula walaa Quwwata illaa billah...



Wallahu a'lam bissawab
Insya Allah dapat bermanfaat...


________________________________________
nuke artanti

*************************
Created at 3:35 PM
*************************

Nadirsyah Hosen
--------------------------------------------------------------------------------


Tahukah anda kekuatan sebuah cinta? Sadarkah kita bagaimana cinta bisa menjelma menjadi energi yangtiada habisnya? Qais, yang kemudian dikenal sebagai Majnun, membuktikan itu semua.

Qais mencintai Laila sepenuh hati. Ketika orang tua Laila menghalangi cinta mereka, Qais bukannya mundur malah ia berubah menjadi Majnun, pecinta yang tergila-gila pada Laila sehingga hidupnya berubah total.

Hakim Nizhami, sufi agung yang menuliskan kisah ini, melukiskan bagaimana cinta tak mengenal lelah, bagaimana lapar dan dahaga tak dihiraukan oleh Majnun, bagaimana energi cinta yang dihasilkan Majnun mampu menundukkan segenap binatang buas di hutan tempat persembunyiannya.

Loyalitas Laila pun tak bergoyang meskipun ayahnya menikahkannya dengan paksa kepada seorang bangsawan. Sampai akhir hayatnya bangsawan itu tak berhasil menyentuh Laila, yang notabene telah dipersuntingnya.

Ketika datang rasa rindu, bibir Majnun kering melantunkan tembang pujian dan syair kerinduan untuk Laila, ketika pagar rumah orang tua Laila menghalangi komunikasi mereka, Laila menulis surat cinta di potongan kertas kecil lalu ia biarkan angin membawanya sampai ke Majnun.

Ayah Majnun mencoba memberikan alternatif untuk Majnun. Dibuatlah pesta yang dihadiri segenap gadis cantik, namun bukanlah Majnun kalau tak mampu bersikap loyal pada kekasihnya. Majnun menampik semua tawaran itu.

Banyak orang yang percaya, bahwa kisah Laila Majnun itu merupakan simbol belaka. Hakim Nizhami sebenarnya hanya menunjukkan bagaimana sikap seorang pecinta sejati kepada kekasihnya. Ketika Laila dan Majnun telah tiada, konon, seorang sufi bermimpi melihat Majnun hadir dihadapan Tuhan. Tuhan membelai Majnun dengan penuh kasih sayang seraya berkata, "Tidakkah engkau malu memanggil-manggi-Ku dengan nama Laila, sesudah engkau meminum anggur Cinta-Ku?"

Seperti Majnun yang mengeluarkan energi yang tiada habisnya, di bulan Ramadhan ini kita pun belajar untuk menaikkan maqam cinta kita kepada Allah.Energi cinta yang kita pancarkan dibulan puasa seyogyanya mampu menundukkan nafsu buas di sekeliling kita.

Bibir kering dan perut lapar bukanlah alasan untuk menampik sebuah cinta ilahi. Dari tenggorokan yang kering justru keluar Bacaan Yang Mulia dan asma Kekasih Sejati kita, Allah swt. Ketika disekeliling kita banyak yang menyodorkan alternatif kebahagiaan, sebagaimana Majnun menolak tawaran ayahnya, kita pun bersikap setia pada kebahagiaan yang dijanjikan Allah kelak.

Ketika banyak yang mencoba memagari cinta kita dengan "pagar duniawi", seperti Laila yang mengungkapkan isi hatinya lewat potongan kertas yg dibawa angin, kita ungkapkan cinta sejati kita di bulan Ramadhan ini ke seluruh penjuru angin. Gema kalam ilahi di mana-mana, gema takbir terus mengalun, gema cinta terus dibawa angin menembus dinding perkantoran, pasar swalayan, gedung sekolah, taman perkotaan, rumah makan dan pusat-pusat perbelanjaan. Pagar-pagar itu tak akan mampu menghalangi cinta kita.

Di bulan Ramadhan ini sudahkah kita ukur cinta kita pada Allah swt. Malukah kita bila Majnun menegur kita, "sampai dimana pengorbananmu untuk Kekasih Sejatimu?" Bulan Ramadhan adalah media membuktikan cinta sejati itu, insya Allah!


*************************
Created at 1:53 PM
*************************

Nadirsyah Hosen
--------------------------------------------------------------------------------


Apa yang menarik dari kisah Harry Potter?

Bagi saya, novel anak-anak tersebut telah menyelipkan sebuah adegan menarik sekaligus mengharukan: kekuatan cinta seorang ibu. Voldemort --penyihir hitam paling ditakuti-- tiba-tiba kehilangan seluruh kekuatannya ketika ingin membunuh seorang bayi, setelah sebelumnya berhasil menghabisi orang tua bayi itu. Dunia Mistik menjadi gempar atas kekalahan penyihir tersebut. Ternyata, sampai detik-detik menjelang kematiannya, sang Bunda masih terus berupaya menyelamatkan Harry Potter yang masih bayi itu.

Kekuatan cinta seorang Ibu, meskipun sang ibu telah tiada, telah mampu melindungi sang anak dari bahaya.

Lepas dari kisah Harry Potter, pernahkah kita menghitung berapa liter beras dan berapa jenis makanan yang telah dimasak oleh seorang ibu untuk anaknya, berapa meter lantai telah di-sapu dan di-pel oleh seorang ibu, berapa banyak keheningan malam dilalui sang ibu yang terjaga untuk anaknya, berapa kali kedua tangan sang ibu terangkat ketika berdo'a, dan berapa banyak air mata mengalir ketika sujud mendo'akan kebahagiaan dan keselamatan anaknya. Sang Ibu telah bertahun-tahun menjelma menjadi perawat untuk penyakit batuk, demam, flu, cacar, ataupun sekedar luka di kaki akibat terjatuh.

Ketika seorang sahabat Nabi ber-thawaf mengeliling Ka'bah sambil menggendong ibunya yang sudah sepuh, ia bertanya pada Rasul yang mulia, "Sudahkah terbayar lunas semua jerih payah ibuku?"

Rasul yang mulia menjawab, "Tidak!, bahkan untuk menandingi rasa sakitnya saat melahirkan engkau pun tidak terbayar!"

Dalam bahasa lain, andaikan, sekali lagi, andaikan saja anda mempunyai gunung emas yang kemudian anda berikan semuanya berikut seluruh perbendaharaan harta anda yang lain untuk mengganti semua yang telah dilakukan oleh seorang ibu, niscaya itu semua belum mampu membayar satu malam saja saat-saat ibu mengasuh anda. Tidak pernah ada kata "cukup", "lunas", "terbayar" untuk membalas cinta seorang ibu.

Kita durhaka pada bunda bila bunda tinggal di rumah kecil dan bocor disana-sini, sementara kita tinggal di tempat yang nyaman; kita berdosa bila kita menikmati makan siang yang lezat dan penuh gizi sementara bunda hanya memakan seadanya; kita berdosa bila menghitung biaya sekolah anak dan karena itu menghindar membelikan obat bagi bunda yang tengah sakit; kita tergolong anak durhaka bila kita sanggup piknik atau jalan-jalan dengan isteri namun selalu saja punya alasan untuk tidak mengunjungi atau bersilaturahmi ke tempat bunda (atau berziarah ke kuburannya bila bunda telah tiada). Jangan gunakan logika untuk berkhidmat pada bunda. Balas cintanya dengan cintamu. Kenapa? Karena "Ridha Allah terletak pada ridha orang tua," begitulah ajaran agama kita.

Bagaimana kita bisa membagi cinta kita untuk keluarga, pekerjaan, dan sekaligus untuk ibunda? Jawabannya adalah: kita tidak pernah membagi cinta; tetapi kita selalu melipatgandakannya. Balaslah kekuatan cinta ibunda dengan ketulusan cinta kita; insya Allah --seperti diilustrasikan dalam kisah Harry Potter di atas-- cinta sang bunda akan terus melindungi kehidupan kita.

"Ya Rabb, ampuni dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kami sewaktu kecil"

Wollongong, 10 April 2001
Nadirsyah Hosen



--------------------------------------------------------------------------------
Nadirsyah Hosen adalah dosen Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

*************************
Created at 1:44 PM
*************************

Awal bulan depan, genap satu tahun pernikahan kita. Sementara bunga kecil di perutmu sudah mulai mendesak-desak ingin keluar, hmm... tak terasa sebentar lagi bunga itu akan keluar dan menghiasi harum rumah kecil ini. Dik, sungguh aku sudah tidak sabar untuk menciuminya sepuasku hingga tak satupun orang lain kuberikan kesempatan mencium dan memeluknya sebelum aku, ayahnya, bosan menciumnya.

Satu tahun empat bulan yang lalu, aku masih ingat saat datang ke rumahmu untuk berkenalan dengan keluargamu. Takkan pernah hilang dalam ingatanku, betapa kedatanganku yang ditemani beberapa sahabat untuk berkenalan malah berubah menjadi sebuah prosesi yang aku sendiri tidak siap melakukannya, yah... aku melamarmu dik....

Padahal, baru satu minggu sebelum itulah kita berkenalan di rumah salah seorang sahabatmu. Waktu itu, aku tak berani menatap wajahmu meski ingin sekali aku beranikan diri untuk mengangkat wajahku dan segera menatapmu. Tapi, entah magnet apa yang membuatku terus tertunduk. Kenakalanku selama ini ternyata tidak berarti apa-apa dihadapanmu, kurasakan sebuah gunung besar bertengger tepat di atas kepalaku dan membuatku terus tertunduk.

Dik, aku juga masih ingat dua hari setelah pernikahan kita, kamu masih tidak mau membuka jilbab didepanku meski aku sudah sah sebagai suamimu. Tidurpun, kita masih berpisah, kamu diatas kasur empuk yang aku belikan beberapa hari sebelum pernikahan, sementara aku harus kedinginan tidur dilantai beralaskan selimut.

Hmm, aku masih sering tersenyum sendirian kala mengingat kata-kataku untuk merayumu agar mau membuka jilbab. "Abang cuma ingin tahu, istri abang nih ada telinganya nggak sih". Kata-kata lembutku pada malam ketiga itu langsung disambar dengan pelototan mata indahmu. "Teruslah dik, mata melotot adik takkan pernah membuat abang takut atau menyerah, malaaah, adik makin terlihat cantik, makin jelas indahnya mata adik".

Setelah kata-kata itu meluncur dari mulut jahilku, bertubi-tubi pukulan sayang mendarat di tubuh dan kepalaku karena adik menganggap aku meledekmu. Tapi waktu itu, aku justru merasakan kehangatan pada setiap sentuhan tanganmu yang mengalir bak air di pegunungan. Karena aku yakin, dibalik pukulan-pukulan kecil itu, deras kurasakan cintamu seiring hujan yang turun sejak selepas maghrib.

Indah bunga seroja di taman mungkin takkan pernah bisa mengungkapkan eloknya cinta kita, cinta yang didasari atas kecintaan kepada Allah. Allah-lah yang menciptakan hati, jiwa dan ragamu begitu rupa sehingga aku mencintaimu. Aku pun berharap, atas dasar cinta Allah pulalah adik mencintaiku. Karena hanya dengan cinta karena Allah, cinta ini akan terus berbunga dan mewangi selamanya.

Cinta hakiki adalah cinta kepada zat yang menciptakan cinta itu sendiri, begitu seorang bijak berkata. Cinta tidak dirasa tanpa pengorbanan, kasih sayang bukan sekedar untaian kata-kata indah, dan kerinduan yang terus takkan pernah terwujud jika hanya sebatas pemanis bibir, tambah sang bijak.

Langit akan selamanya cerah, bila kita suburkan cinta ini. Mentari takkan pernah bosan bersinar selama kasih antara kita tetap terpatri dan rembulan pun tetap tersenyum, selama kita isi hari-hari dengan segala keceriaan yang jujur.

Tak terasa, malam semakin larut dik. Baru saja kudengar dentang jam berbunyi duabelas kali. Sementara tangan ini masih asik dengan pena dan secarik kertas putih. Kan kutulis semua rasa bathinku malam ini, semua keindahan, kehangatan, dan hidup dibawah naungan cinta bersamamu karena Allah. Tapi, maafkan aku dik, karena aku juga akan mengkhabarimu hal yang tidak pernah kuceritakan kepadamu sebelumnya.

Kau sandarkan kepalamu di dadaku, lelap sudah malam menghantarmu tidur. Tapi, ah... bunga kecil kita ternyata belum tidur dik... sesekali kurasakan sentuhan kakinya dari dalam perutmu. Rupanya bunga kecil itu sudah mengenaliku sebagai ayahnya, kurasakan berkali-kali diberbagai kesempatan berdampingan denganmu, tangan-tangan kecilnya berupaya menggapai dan menyentuhku seakan memintaku untuk segera menggendongnya.

Malam ini, ada tangis dihatiku yang tidak mungkin aku curahkan padamu. Karena aku tahu, kaupun sudah cukup sering menahan tangismu agar tidak terlihat olehku. Jadi, mana mungkin aku menambahinya dengan air mataku yang mulai menggenang di bibir kelopak mataku ini.

Sebagai suami, aku merasa belum mampu membahagiakanmu dik. Nafkah yang kuberikan kepadamu setiap bulan, tidak pernah cukup bahkan untuk dua minggu pun. Sehingga untuk keperluan dua minggu berikutnya, aku harus meminjamnya dari teman-temanku tanpa sepengetahuanmu dan aku hanya membisikimu, "rizqumminallaah".

Setahun kita menikah, tak sehelaipun pakaian kubelikan untukmu. Bahkan aku sering menangis, saat mengajakmu pergi, adik harus bingung mencari-cari sandal yang layak dipakai. Tak pernah aku mengajakmu untuk berjalan-jalan, karena aku selalu disibukkan dengan segala urusanku, tak peduli hari libur. Aku selalu berharap adik tampil cantik dan segar sepanjang hari, tapi tak pernah kubelikan adik alat-alat kecantikan. Dan yang terakhir, aku tak kuasa mengingatnya dik, meski berat kita harus melalui saat-saat kita makan dengan makanan seadanya, bahkan tidak jarang kita berpuasa. Waktu itu adik bilang, "Biarlah bang, adik lebih rela makan sedikit dan seadanya daripada kita harus berhutang, karena hidup tidak akan tenteram dan selalu merasa dikejar-kejar".

Sebentar lagi, bunga kecil itu akan hadir dik. Akankah aku, ayahnya, membiarkannya tumbuh dengan apa adanya seperti yang aku lakukan terhadapmu dik. Bersyukurlah ia karena mempunyai ibu yang sholehah dan selalu menjaga kedekatannya dengan Allah. Karena, walau gizi yang diberikannya kelak tidak sebanyak kebanyakan anak-anak lainnya, tetapi ibunya akan mengalirkan gizi takwa dihatinya, mengenalkan Allah sebagai Rabb-nya, Muhammad sebagai tauladannya dan mengajarkan Al Qur'an sebagai petunjuk jalannya kelak. Ibunya akan mengajarkan kebenaran kepadanya sehingga mampu membedakan mana hak dan mana bathil,

Dik, jika ia lahir nanti, sirami hatinya dengan dzikir, suburkan jiwanya dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an, hangatkan tubuhnya dengan keteguhan menjalankan dinnya, baguskan pula hatinya dengan mengajarkannya bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya, ajarkan juga ia berbuat baik kepada orangtua dan orang lain, bimbinglah ia dengan ilmu yang kau punya, sehingga dengan ilmu itu ia tidak menjadi orang yang tertindas. Jadikan jujur sebagai pengharum mulutnya serta kata-kata yang benar, baik, lembut dan mulia sebagai penghias bibirnya. Sematkan kesabaran dalam setiap langkahnya, taburi pula benih-benih cinta di dadanya agar ia mampu mengukir cinta dan kasih sayang dalam setiap perilakunya, dan yang terakhir kenakan takwa sebagai pakaiannya setiap hari.

Jika demikian, insya Allah harapan dan do'a kita untuk tetap bersama sampai di surga kelak akan lebih mudah kita gapai. Aku berharap, engkau membaca surat yang kuselipkan di bawah bantalmu malam ini. Dan jika kau telah membacanya esok pagi, jangan katakan apapun kecuali ciuman hangat di tanganku. Karena dengan begitu, aku tahu kau telah membacanya." (bayu)


*************************
Created at 8:26 AM
*************************

Kupunya sekeping hati yang ditebari cinta
Karena cinta dia rela menghadapi bertubi derita
Cinta merebut dirimu dengan pengorbanan jiwa
Kan kutebus pula dengan sesuatu diatas jiwa
(Ekspresi cinta para sahabat untuk Al-Musthafa, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)

eramuslim - Ia, bagaikan mawar di rerimbunan suku Quraisy. Wajahnya tampan, begitu masyhur di udara Makkah. Cemerlang pemikirannya bukan lagi rahasia, ia sosok cerdas yang menjadi kebanggaan. Tak sampai di situ, ia anak dari seorang bangsawan dengan gemerlap kekayaan. Sejarah menorehkan anugerah panggilan terhadapnya "Penduduk Makkah yang sangat mempesona". Ia tumbuh menjadi anak kesayangan sang ibunda, anak manja begitu para karibnya menyebut sang pemuda. Namun, apakah mungkin jika selanjutnya kisah kehidupan sang pemuda menjadi sebuah legenda keimanan yang begitu agung gaungnya? Allah sebaik-baik penentu lika-liku kehidupan seseorang. Mush'ab bin Umair.

***

Bukit Shafa, Makkah, senja hari.

Mush'ab gelisah menyusuri setapak jalanan. Sesekali ia menengok kiri dan kanan, memastikan tak ada orang yang mengikutinya. Sampai di rumah Arqam bin Arqam, ia berhenti. Sudah dibulatkan tekadnya untuk menjumpai seseorang yang kelak akan dicinta sampai nafas terhembus dari raga. Perlahan Mush'ab membuka pintu, dan di sana telah duduk sosok yang selama ini hanya mampu ia dengar. Ruangan begitu hening, sementara gemerisik pepasir sahara terdengar mengalun dihantarkan angin. Sesaat kemudian Mush'ab terpaku, lantunan syair syahdu yang begitu indah menyapa merdu gendang telinganya. Mush'ab terbuai, hatinya melembut. Sejenak, Mush'ab serasa mengangkasa, terpesona. "Apakah itu, duhai Muhammad?" tanya Mush'ab setelah bibir manis Rasulullah tak lagi bersuara.
"Tadi, adalah Al-Qur'an, firman Allah yang maha benar." "Ya Muhammad, bagaimana caranya aku bisa masuk ke dalam agama yang tengah engkau bawa?"

Saat itu betapa berbunga hati manusia pembawa cahaya pada dunia. Pertanyaan yang dilontarkan Mush'ab begitu menggembirakan Al-Musthafa. Akan bertambah pengikutnya satu kepala. Senyuman sang Penerang mengembang, dengan mantap ia bertutur, "Bersaksilah bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah benar utusanNya."

Dan beberapa pasang mata menyaksikan sumpah setia sang pemuda berparas jelita. Mush'ab bersyahadat. Mush'ab nampak berbeda, sebuah keharuan menjelma. Dadanya turun naik, Nabi bersegera menujunya. Tangan Al-Musthafa terulur ke dada Mush'ab, meredam gejolak cinta yang kian berdentang. Dan ajaib lubuk hatinya kini damai. Keduanya kini berpandangan disaksikan langit yang juga bersuka cita. Mush'ab bin Umair, pemuda gagah keturunan seorang bangsawan Quraisy kini sempurna menjadi seorang muslim.

Sejarah mengisahkan betapa Al-Amin mempercayakan kepadanya sebuah emban. Mush'ab dipilih menjadi seorang utusan. Seorang duta pertama dalam Islam. Ada amanah indah yang harus segera ia tunaikan. Tugasnya mengajarkan tentang Islam kepada kaum Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di Aqabah. Sebuah misi yang tentu saja tidak mudah. Saat itu telah 12 orang kaum Anshar yang beriman.

Mush'ab juga mengemban misi yang lain yaitu mengajak kabilah lain untuk masuk Islam dan mempersiapkan penyambutan hijrah Rasulullah. Ia sungguh tahu betapa berat amanah itu ditanggung. Namun, titah ini terucap dari bibir manis manusia yang ia cinta, yang dipercayainya dan telah melimpahi hatinya cahaya terang benderang. Berbekal cinta, ia menjadi seorang duta kekasihnya, ke Yastrib.

***

Mush'ab memang pemuda kebanggaan, ia berhasil merengkuh hati para penduduk Madinah. Sifat yang ditampakkannya, kejujuran, kezuhudan dan ketulusan telah mengikat banyak perhatian. Ia begitu memahami tugasnya dengan baik. Ia datangi kabilah-kabilah yang bertebaran di Madinah. Setiap rumah, tempat pertemuan, penduduk laki-laki, perempuan, tak luput dari seru syahdu sang Pemuda. Namun tentu bukan tidak ada rintang.

Tak lama berselang, Allah yang Maha Akbar memperlihatkan hasil sebuah usaha sungguh-sungguh Mush'ab bin Umair. Berduyun-duyun manusia berikrar mengesakan Allah dan mengakui Rasulullah sebagai utusan Allah. Jika saat ia pergi ada 12 orang golongan kaum Anshar yang beriman, maka pada musim haji selanjutnya umat muslim Madinah mengirim perwakilan sebanyak 70 orang laki-laki dan 2 orang perempuan ke Makkah untuk menjumpai Nabi yang Ummi. Madinah semarak dengan cahaya.

Duta pertama pilihan Al-Musthafa sukses tanpa tandingan. Sungguh sebuah keberhasilan yang gemilang.

Di Madinah, sebuah persembahan cinta disematkan untuk Mush'ab bin Umair, karena jasa tak terbilangnya sebagai duta. Dari bibir para penduduk Madinah, setiap guru agama akan disapa sebagai "Al-Mush'ab" bukan lagi al-Ustadz.

***

Kemilau kehidupan Mush'ab berakhir di sebuah bukit. Akhir kehidupannya menjelma semerbak kisah yang menjadi pelengkap sejarah kebanggaan kaum Muslimin. Siapkan hatimu, dan petik banyak hikmah, agar engkau meneladani ekspresi kecintaannya kepada Nabi. Inilah kisah kepergiannya:

Bukit Uhud dalam kecamuk perang.

Mush'ab tampil pemberani di sana. Ketika pasukan muslim lengah dan tercerai berai, dan Rasulullah menjadi sasaran setiap kepala pasukan Quraisy, Mush'ab menjelma sebenar-benar pencinta. Ia mengangkat panji itu setinggi-tingginya dan menggemakan takbir ke jauh angkasa. Tujuannya satu, para kafir itu beralih kepada dirinya. Ia memberi isyarat kepada Rasulullah untuk segera pergi. Mush'ab mengerahkan utuh tenaganya. Melompat, berlari, berputar dan menghujamkan sebilah pedang. Seperkasa apapun Mush'ab, ia tetaplah sendirian. Ujung mata tombak itu menembus dadanya. Mush'ab jatuh direngkuh pepasir Uhud.

Jasad pemberani Mush'ab terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah, seolah-olah wajahnya tak berani melihat bencana yang kan menimpa sosok yang teramat dicintanya atau mungkin karena ia malu mati terlebih dahulu sebelum memastikan keselamatan raga nabinya. Allah yang maha Mengetahui.

Sungguh saat itu Al-Musthafa berdiri tegak di samping tubuh yang telah sunyi. Wajah rembulan Rasulullah berkabut. Ke dua kelopak matanya terselubungi bening cinta untuk sang duta pertama. Ada luruh air mata dan untaian senandung ketulusan untuk Mush'ab yang kini pergi. Sejenak, Rasul Allah terdiam, namun tak seberapa lama, dari bibir semanis madu itu terungkap sekuntum firman Allah,
"Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur..." (QS 33: 23).

Uhud senyap, banyak jasad yang tak lagi sempurna. Di sana Mush'ab bin Umair menyambut syahidnya. Wajah yang mempesona sebelumnya itu kini berdarah-darah. Tubuh tegap yang dulu selalu berpakaian indah dan jelita, sekarang hanya berbalut kain lusuh yang tak lagi utuh. Ada banyak luka di sana, hunjaman tombak, sayatan pedang, tusukan anak panah. Ke dua tangan pemegang panji kebanggaan Islam tak lagi ada, tangannya begitu sempurna dibabat pongah pedang para kafir Quraisy. Dan rambut Mush'ab, rambut kebanggaan yang dahulu selalu wangi misk dan hitam berkilat itu kini hanya terlihat masai. Rasulullah mengenang pemuda tampan kebanggaannya. Pemuda cerdas duta pertamanya.

Di ujung hening, kesedihan kaum Muslim begitu memulun. Pepasir bukit Uhud, merengkuh begitu banyak para syuhada. Al-Musthafa termenung, ia berjalan perlahan melewati para pemberani yang kini telah disambut para bidadari. Detik itu terpetik sebuah sabda indah untuk mereka yang telah melangkah di jalan Allah, sebuah jaminan pasti untuk mereka,
"Rasulullah akan menjadi saksi dihari kiamat, bahwa kalian semua adalah syuhada di sisi Allah."

Dan selanjutnya kekasih Allah memanggil semua sahabat yang masih hidup untuk sejenak berkumpul. Banyak kepala tertunduk menatap pepasir uhud yang kini berujud merah. Pandangan mereka mengabur karena tersaput selaput basah yang begitu mudah hadir. Sesak dada mereka atas banyak kepergian. Sementara dengan agung, Sang Tercinta melantunkan sebuah alunan permintaan,
"Hai manusia, ziarahilah mereka, datangilah mereka dan ucapkanlah salam. Demi Allah, tidak seorang muslim pun sampai hari kiamat yang memberi salam kepada mereka kecuali mereka membalasnya."

Aduhai Mush'ab bin Umair, salam cinta kami untuk engkau. Keberkahan untukmu Mush'ab yang baik. Kedamaian juga untuk engkau, wahai pencinta Al-Musthafa. Sejahtera atas engkau, wahai Sang Duta pertama. Kami sampaikan salam, semoga engkau mulia di sisi Nya. Amin.

***
Husnul Mubarikah
untuk seseorang yang berkata, "Bunda, rindu ini melangit lagi".

*************************
Created at 7:37 AM
*************************

Sudah mulai banyak yang mbahas tentang cinta.
Tapi benarkah diri ini sudah tahu tentang cinta???
Begitu mudahnya cinta diucapkan.................
Begitu mudahnya cinta diungkapkan...............
Begitu mudahnya cinta disebutkan............

Wahai,
Tahukah engkau CINTA Qoish pada Layla?
Yang memilih sebutan 'Majnun', 'GILA' bagi cinta?
Tahukah engkau kapan pertama kali Qoish bertemu dengan Layla?
Tahukah engkau kapan Qoish dekat, akrab dengan Layla?
Tahukah engkau saat Qoish merindukan Layla?
Tahukah engkau saat Qoish bertemu Layla?
Dan cukuplah itu membuat Qoish menjadi Majnun.

Saat pertama Qoish bertemu Layla,
Saat Qoish ingin selalu bertemu dengan Layla,
Saat Qoish menyebut-nyebut terus menerus nama Layla,
Layla........Layla........Layla..................
Saat nama Layla disebut orang lain, bergetarlah hati Qoish,
Ingat akan yang dicinta, kecemburuan menggelora di dada,
Saat seluruh ingatan Qoish dirampas oleh cinta.....
tubuhnya dihancurkan oleh kerinduan pada yang dicinta,
Siang tak bisa makan, minum,Malam tak tenang tidur,
dan selalu bangun..seraya menyebut nama Kekasihnya,
Layla.....Layla.......
Kesadarannya direnggut oleh yang dicinta,
Kemana Qoish menghadap hanya wajah Kekasihnya yang tampak,
Sedetik lupa pada Layla adalah kerugian bagi Majnun,
Jiwa raganya hanya untuk yang dicinta, Matanya telah buta, hatinya pun buta,
pada selain yang dicinta........... Layla.......Layla..........
Kerajaan dunia ditinggalkan oleh Majnun, Kehormatan dunia ditinggalkan
Oleh Majnun,
Caci maki dan hinaan tertuju pada Majnun,
Apa artinya bagi orang yang Majnun? Layla......Layla...............
Saat Qoish sang Majnun bertemu dengan sang Kekasihnya,
Tubuhnya gemetar, luluh lantak sekujur dirinya, Yang Tampak hanya
Kekasihnya,
Majnun takkan dapat hidup tanpa Kekasihnya.
Layla.....Layla......

Wahai diri apakah engkau merasa sudah menjadi
seorang pencinta?? Kenal saja belum. Apalagi dekat,
Terlebih lagi rindu......duh......jauhnya saat itu.......
Lebih baik aku diam.

Wahai diri,
tahukah engkau CINTA Zulaikha pada Yusuf?
Yang memilih sebutan 'Majnun', 'GILA' bagi cinta?
Tahukah engkau kapan pertama kali Zulaikha bertemu dengan Yusuf?
Tahukah engkau kapan Zulaikha dekat, akrab dengan Yusuf?

Tahukah engkau saat Zulaikha merindukan Yusuf?
Tahukah engkau saat Zulaikha bersanding dengan Yusuf?
Tahukah engkau saat Zulaikha ditinggalkan Yusuf?
Dan cukuplah itu membuat Zulaikha menjadi Majnun.

Mimpi-mimpi telah membawa bayangan Yusuf masuk dalam
pelupuk mata Zulaikha.
Saat itulah perkenalan dirinya dengan sang pemilik
wajah keagungan Ilahi,
Hari-demi hari dinantikan kehadiran mimpinya lagi,
Siang malam, makan tak enak, tidur tak nyenyak,
Kegelisahan makin menjadi,Terus menerus disebut nama yang agung,
Yusuf....Yusuf...... dimanakah engkau?, hadirlah
walau hanya dalam mimpi, Hari demi hari ditunggu,
dengan cucuran airmata kesedihan, Zulaikha memohon,
Yusuf.....Yusuf...hadirlah walau hanya dalam mimpi,....
Do'anya didengar oleh sang pemilik Yusuf.
Dan terdengarlah suara,"Datangilah Mesir"

Bagai mendapatkan air di padang pasir,
Bagai wanita pelit yang mendapat permata Sang Maha
Kuasa,
Bagai ibu sejati yang baru melahirkan anak yang
dinanti-nanti,...
Zulaikha berteriak kegirangan saat ada berita dari
Mesir.
Zulaikha akan dilamar Wazir Agung,

Duhai kenikmatan hati,
Akankah diri ini khan bertemu dengan mimpi,
amaran diterimanya,Tapi....
Gemuruh halilintar takkan mengangetkan dirinya
seperti ini,Teriakan seribu prajurit di medan perang takkan
menakutkan seperti ini,Kenapa yang dijumpai bukan yang ada dalam
mimpi????
Kenapa suamiku ini bukan yang selalu
kusebut-sebut.......Yusuf.......Yusuf,dimanakah engkau???
Apakah suara-suara itu telah menipuku??
Kesedihan, amarah, dan lain-lain menumpuk menjadi satu.
Yusuf dimanakah engkau...........
Kerinduan semakin menyesakkan dada,
bibirnya yang merah mungil, terus menerus menyebut nama
Yusuf.....yusuf.....
Apakah artinya kemewahan yang kupunyai??
Apakah artinya kehormatan yang kumiliki sebagai istri wazir agung ???
Kalau aku tidak dapat bertemu dengan yang kucintai??

Sampailah satu ketika,
Ketika Yusuf sang hamba, sang budak belian, dibeli oleh sang wazir,
Diberi pakaian yang layak, diberi makanan yang layak.........
Jantung Zulaikha serasa copot,
saat perjumpaan yang pertama kali dengan pemilik wajah keagungan.

Hasratnya menggebu, cintanya buta, Zulaikha Majnun,
Yusuf dijebak dalam kamar yang memiliki 12 pintu,
Dikunci semua dan kuncinya dibuangnya.........

Yusuf ..........
debar jantungku dan getaran cintaku menggelora hebat......
jangan tolak diriku yang mencintaimu,
jangan pikirkan sekeliling diriku,
karena aku telah tenggelam kedalah ketampan rupawanmu,
Ijinkanlah aku untuk bersatu denganmu,....

Yusuf sang pemegang kemuliaan Tuhannya, berbalik ketakutan,
sementara tangan Zulaikha memegang bajunya,
dan Yusufpun berlari-dan berlari menjauh,
Robeknya baju Yusuf bersamaan dengan terbukanya 12
pintu yang terkunci,

Wahai diri,
cinta yang bagaimana yang kau tawarkan padaKu????
tersebarlah fitnah dikalangan putri-putri bangsawan,
Zulaikha hanya tersenyum,
katanya," Caci-lah dan maki-lah diriku,
sesungguhnya engkau bukan orang yang tahu tentang cintaku,

Dikumpulkannya para putri bangsawan itu dalam satu pesta,
Saat buah-buahan dibagikan, dan pisau ditiap orang disiapkan,
Yusuf diberi pakaian laiknya seorang raja,
Lewatlah sang Matahari kehidupan didepan para putri, Mata terbelalak,
sebagian yang memiliki sakit jantung jatuh dan mati,
Napas seakan-akan terhenti, Mulut ternganga,
Jari-jari teriris pisau sampai jatuh jari-jari, tak terasa,
Mereka semua dilanda kegalauan dan ketakjuban,

Wahai,
ini bukan manusia, ini adalah malaikat yang
menjelma,......kata mereka.
Wahai Zulaikha yang berbahagia,
Berbahagialah engkau yang telah merasakan cinta pada Yusuf,
Kini bukan hanya kau yang jatuh dalam gelombang cinta,
Kami semua tenggelam dalam cinta yang buta,
Yusuf.......Yusuf......wahai dambaan.
Wahai matahari kehidupan, pemimpin para malaikat,
Kalau sekiranya enkau sudah bosan dengan Zulaikha,
datanglah pada kami semua, kami siap melayani dirimu,
Oh......Yusuf...Yusuf.........................

Kecemburuan dan kemarahan Zulaikha karena cintanya,
membuat putusan untuk memenjarakan sang Kekasih,
Masuklah Yusuf di penjara,

Bahagiakah Zulaikha,
Oh...malam.....langit yang berbintang apa artinya
cahaya bintangmu?
Bila sang kekasih justru jauh dariku,
Kalau dulu paling tidak masih dapat memandang wajahnya,
Kini, apa yang kudapat,
Berbahagialah tembok-tembok penjara yang dapatmenyaksikan wajahmu,
wahai kekasih,
Berbahagialah terali-terali besi di situ yang dapat memandangimu
keanggunanmu, Apakah yang dilakukan Zulaikha,
Siang tak bisa tidur, Makan tak enak, minum tak enak,
Tubuhnya kurus, detik-detiknya tak lepas ia menyeru nama Yusuf,
Kalau malam tiba,
ia mengendap-ngendap kedalam penjara,
takutnya untuk bertemu sang kekasih, memaksakan ia
mesti puas bertemu bayangan sang Kekasih,
Zulaikha meratap, menyesali putusannya pada Yusuf,
Duhai yang tercinta, kebodohan apa yang telah kulakukan ini?
Aku justru tak dapat memandang wajahmu,
Berbahagialah lantai penjara yang menjadi alas kakimu,
Aku bahkan tak pantas menjadi alas kakimu.
Syahdan singkat cerita, Yusuf keluar dari penjara,
Diangkat sebagai wazir Agung oleh sang raja,
sementara wazir terdahulu sudah tiada,

Hari-hari kemegahan dan kemewahan bersama sang Nabi, lalu .....
kemanakah korban cinta, dia si Zulaikha???
Setelah tubuhnya dihempas oleh gelombang cinta,..........
Setelah dirinya dirampas oleh dahsyatnya cinta..........

Tubuhnya kini bongkok, Kecantikannya sirna,
Ia tinggal digubuk pinggir jalan, sambil berharap,
debu-debu kuda sang kekasih yang lewat di jalan itu,
dapat menempel pada tubuhnya,
dan cukuplah itu untuk mengobati kerinduannya sementara,

Dengan tertatih-tatih, berjalan kesana kemari,
sambil tak pernah putus berseru...
Yusuf......Yusuf......Yusuf.........

Pemilik sang Nabi berkendak,
Pemilik yang dicintai bertindak,
Satu ketika lewatlah Yusuf,

Dengan setengah berlari membawa tubuh bonkoknya,
dia tidak mempedulikan dirinya,
kemudaannya yang telah hilang,
kecantikannya yang telah banyak memudar,
ia berlari untuk mencium debu kaki kuda sang kekasih,
Yusuf....Yusuf.............
Hati Yusuf dikendalikan pemiliknya, menolehlah ia,
mendengar suara yang samar-samar diingatnya,

Sesampai dikerajaan,
diperintahkan prajuritnya untuk membawa si wanita tua itu,
Betapa bahagianya Zulaikha saat kesempatan jumpa ada,
Dipandanginya Yusuf disinggasananya,
Sadarlah Yusuf siapa yang ada dihadapannya ini,
Kekagumannya pada Zulaikha atas cintanya pada dirinya,
Membuat Yusuf mengalirkan air mata.......
Duh Zulaikha kemanakah perginya kecantikan dan kemudaan dirimu?
Tanya Yusuf, Zulaikha menjawab,"mereka telah pergi, dan cukup
cintaku padamu yang menghidupiku,
Yusuf........ Yusuf......menangis......
air matanya bertambah deras mengalir...
Duh,......pemilik hidupku, .........atas kasih sayang Mu,
dan atas ijinmu.....kumohon .......kumohon kembali
kemudann dan kecantikan
Zulaikha seperti sedia kala..................
Tuhan Maha Kuasa.......
hembusan rohmat telah mengembalikan Zulaikha
sebagaiman sedia kala.

Bersatulah Yusuf dan Zulaikha dalam perintah
Ketuhanan bagi dua manusia,
Rahasia demi rahasia dibuka oleh Yusuf pada Zulaikha.......
Dan kecintaan Zulaikha dari pemilik wajah yang agung,
beralih pada kecintaannya pada Pencipta dari pemilik
wajah yang agung itu.
Tuhan berkehendak,
satu peristiwa di satu malam terjadi,
saat Yusuf berkehendak, sedang Zulaikha asyik
tenggelam pada sang Pencipta,
robeklah baju Zulaikha, sebagai persamaan dengan
robeknya baju Yusuf diwaktu dulu.
Alloh lah Yang Mesti Di Cinta.

Titik pertemuan pasti ada akhirnya.....
titik perpisahan datanglah juga........
Yusuf menghembuskan nafas terakhirnya.....
Kembali pada sang Penciptanya......
dimanakah Zulaikha..........
3 hari 3 malam Zulaikha terkapar di atas tanah
pekuburan.....menangis..... mengalirkan darah........
Wahai mata yang melihat......
apa artinya pandangan ini? kalau yang dipandang
sudah tiada........
Dengan keberanian seorang prajurit yang siap syahid
dimedan perang......
jarinya ditancapkan pada kedua matanya.....
Tidak pantas aku melihat yang lain selain yang
kucinta.........................

saat demi saat berlalu di situ....................
Zulaikha-pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.......

Aku meneteskan air mataku.......saat menulis ini..............
begitu agung ........ begitu indah........ begitu menawan..............
Cintamu Zulaikha pada sang Nabi...............................

wahai diri.......
tidak malukah engkau bila engkau mengaku sebagai
orang yang mencinta???
padahal keinginanmu untuk bertemu tidak ada,
perintah-peritahNya tidak kau laksanakan,
larangan-laranganNya masih sering engkau terjang......
wahai diri tidak malukah engkau?????????????????????????????
hatiku meradang........menahan air mata yang terus
mengalir..... betapa malunya diriku...............

Ampuni aku wahai CINTA

*************************
Created at 6:13 AM
*************************

Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup dalam untuk menghantar kami ke arah berdampingan seumur hidup, menuju kepada kesetiaan yang sempurna? Bagaimana kami dapat yakin bahwa cinta kami ini cukup matang untuk diikat sumpah nikah serta janji untuk berdampingan seumur hidup sampai maut memisahkan?

Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan.
Cinta sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri.
Jika kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin
membagi ini bersama sahabatku? Jika kalian merencanakan sesuatu,
adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan,
ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain? Sebagaimana Herman Oeser,
seorang
penulis Jerman pernah mengatakan, "Mereka yang ingin bahagia
sendiri,janganlah kawin. Karena yang penting dalam perkawinan ialah
membuat pihak yang lain bahagia. - mereka yang ingin dimengerti pihak yang
lain,
janganlah kawin. Karena yang penting di sini ialah mengerti
pasangannya." Maka batu ujian yang pertama ialah:

"Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu? Apakah aku ingin menjadi
bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"

Kedua, Ujian kekuatan.
Saya pernah menerima surat dari seorang yang jatuh cinta, tapi sedang
risau hatinya. Dia pernah membaca entah di mana, bahwa berat badan
seseorang akan berkurang kalau orang itu betul-betul jatuh cinta.
Meskipun dia sendiri mencurahkan segala perasaan cintanya, dia tidak
kehilangan berat badannya dan inilah yang merisaukan hatinya. Memang
benar, bahwa pengalaman cinta itu juga bisa mempengaruhi keadaan
jasmani. Tapi dalam jangka panjang cinta sejati tidak akan menghilangkan
kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga
baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta
membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi.
Batu ujian kedua :

"Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga
kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga
kita?"

Ketiga, Ujian penghargaan.
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain. Seorang
gadis mungkin mengagumi seorang jejaka, ketika ia melihatnya bermain
bola dan mencetak banyak gol. Tapi jika ia bertanya pada diri sendiri,
"apakah aku mengingini dia sebagai ayah dari anak-anakku?", jawabnya
sering sekali menjadi negatif. Seorang pemuda mungkin mengagumi seorang
gadis, yang dilihatnya sedang berdansa. Tapi sewaktu ia bertanya pada
diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ibu dari anak-anakku?",
gadis tadi mungkin akan berubah dalam pandangannya. Pertanyaannya ialah:

"Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada
yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"

Keempat, Ujian kebiasaan.
Pada suatu hari seorang gadis Eropa yang sudah bertunangan datang pada
saya. Dia sangat risau, "Aku sangat mencintai tunanganku," katanya,
"tapi aku tak tahan caranya dia makan apel." Gelak tawa penuh pengertian
memenuhi ruangan. "Cinta menerima orang lain bersama dengan
kebiasaannya. Jangan kawin berdasarkan paham cicilan, lalu mengira bahwa
kebiasaan-kebiasaan itu akan berubah di kemudian hari. Kemungkinan besar
itu takkan terjadi. Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya
beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya:

"Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"

Kelima, Ujian pertengkaran.
Bilamana sepasang muda mudi datang mengatakan ingin kawin, saya selalu
menanyakan mereka, apakah mereka pernah sesekali benar-benar bertengkar
- tidak hanya berupa perbedaan pendapat yang kecil, tetapi benar-benar
bagaikan berperang. Seringkali mereka menjawab, "Ah, belum pernah, pak,
kami saling mencintai." Saya katakan kepada mereka, "Bertengkarlah
dahulu - barulah akan kukawinkan kalian." Persoalannya tentulah, bukan
pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Kemampuan
ini mesti dilatih dan diuji sebelum kawin. Bukan seks, tapi batu ujian
pertengkaranlah yang merupakan pengalaman yang "dibutuhkan" sebelum
kawin. Pertanyaannya:

"Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?"

Keenam, Ujian waktu.
Sepasang muda mudi datang kepada saya untuk dikawinkan. "Sudah berapa
lama kalian saling mencintai?" Tanya saya. "Sudah tiga, hampir empat
minggu," jawab mereka. Ini terlalu singkat. Menurut saya minimum satu
tahun bolehlah. Dua tahun lebih baik lagi. Ada baiknya untuk saling
bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan
berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup
sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong,
belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang
atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum
mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan pasanganmu."
Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan
memberi kepastian. Tanyakan:

"Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah
cukup lamakah kita saling mengenal?"

Dan izinkan saya memberikan suatu kesimpulan yang gamblang. Seks bukan
batu ujian bagi cinta.
"Jika sepasang muda mudi ingin punya hubungan seksual untuk mengetahui
apakah mereka saling mencintai, perlu ditanyakan pada mereka, "Demikian
kecilnya cinta kalian?" Jika kedua-duanya berpikir, "Nanti malam kita
mesti melakukan seks - kalau tidak pasanganku akan mengira bahwa aku
tidak mencintai dia atau bahwa dia tidak mencintai aku," maka rasa takut
akan kemungkinan gagal sudah cukup menghalau keberhasilan percobaan itu.
Seks bukan suatu batu ujian bagi cinta, sebab seks akan musnah saat
diuji. Cobalah adakan observasi atas diri saudara sendiri pada waktu
saudara pergi tidur. Saudara mengobservasi diri sendiri, kemudian tidak
bisa tidur. Atau saudara tidur, kemudian tidak lagi bisa mengobservasi
diri sendiri. Sama benar halnya dengan seks sebagai suatu batu ujian
untuk cinta. Saudara menguji, sesudah itu tidak lagi mau mencintai. Atau
saudara mencintai, kemudian tidak menguji. Untuk kepentingan cinta itu
sendiri, cinta perlu mengekang menyatakan dirinya secara jasmaniah
sampai bisa dimasukkan ke dalam dinamika segitiga perkawinan.

*************************
Created at 6:05 AM
*************************

....... and you know honey,
my love for you is growing and growing in every single day.....

eramuslim - Dua baris kalimat pendek dalam email itu sempat membuat hatiku berbunga-bunga tiada tara. Mengingat sangat jarang bahkan hampir dapat dikatakan tidak pernah dalam tiga bulan pernikahan kami, suamiku menulis kata-kata sebegitu romantisnya seperti yang dia lakukan di atas.

Usia pernikahan kami memang masih sangat muda, yang mungkin bagi sebagian orang masih belum berarti apapun. Namun insya Allah pondasi pernikahan yang kami bangun didasari dengan kalimah Lillahi ta'ala, tanpa (saling) cinta yang menggebu layaknya pasangan-pasangan yang sedang asyik memadu kasih. Pun, tanpa kata sayang apalagi secara verbal mengatakan 'I love you'.

Sebagian besar kawan memberi julukan pernikahan kami dengan istilah 'kawin instan'. Instan yang berarti serba cepat dan serba mendadak. Bahkan segelintir orang sempat merasa curiga ada apa-apa dengan pernikahan ini, seandainya mereka tidak melihat calon suami seorang ikhwan yang insya Allah sholeh. Usia perkenalan kami yang hanya dua minggu, rasanya mustahil dibilang ada rasa cinta. Walau ada pepatah yang mengatakan 'love at the first sight'. Namun bagi kami, 'love' di antara kami lebih indah dan lebih dahsyat justru hadir setelah ijab kabul terlaksana. Tidak percaya? Buktikan sendiri.

Dan episode pacaran pun baru dimulai sesudahnya. Rasanya, masya Allah... rasa cinta, rindu dan segudang rasa sayang yang besarnya bagai air bah yang meluap dan meluber ke segala sudut hati. Sangat mengherankan jika banyak pemuda-pemudi yang berpasangan lebih leluasa berpacaran berlama-lama sebelum ijab kabul terlaksana. Padahal mereka banyak melakukan hal-hal yang diharamkan oleh agama. Pernah terlintas dalam benak kami, kenapa mereka tidak menyegerakan menikah agar segala yang haram menjadi halal?

Bukankah lebih indah dan bahkan sejuta rasanya jika kita dapat meluapkan rasa cinta kita kepada pasangan yang sudah disahkan dengan tali pernikahan?. Pacaran? siapa yang melarang? wong apa yang kami lakukan sekarang justru sedang 'hot-hot' nya pacaran kok, pacaran yang dihalalkan Allah. Pacaran yang dimulai setelah ijab kabul. Indah bukan?...

Pernah satu kali, ketika keadaan memaksa kami untuk berpisah selama satu malam. Satu malam perpisahan kami rasakan bagai sebulan, telepon dan SMS pun mengalir. Tak tahan rasanya berpisah dengan belahan hati walau satu malam pun!

Tidak ada pernikahan tanpa berselisih paham. Jika hal tersebut terjadi, kami berusaha kembalikan kepada hukum Allah dan kemesraan pun terjalin kembali. Bagi pasangan-pasangan yang berpacaran sebelum menikah, jika terjadi selisih paham dan emosi yang bermain maka keputusan yang diambil mungkin lebih ekstrim, yaitu putus hubungan. Padahal dosa-dosa akibat mendekati zina yang dimurkai Allah sudah mereka lakukan.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Al-Israa:32)

Pernikahan adalah perjanjian suci yang dipersatukan oleh Allah. Pun, jika terjadi salah paham kita dianjurkan untuk tidak memakai emosi di dalam menyelesaikannya. Kata "putus" untuk sebagian pasangan yang belum menikah mungkin lebih mudah diucapkan, namun tidak bagi pasangan yang menikah seperti kami (dan mungkin juga pasutri lainnya). Pernikahan ini adalah pagar bagi kami untuk tidak berbuat hal-hal yang dibenci Allah Swt.

Kami percaya, cinta yang hadir di kehidupan pernikahan kami adalah karena Allah Swt menghendaki demikian adanya. Lewat cinta-Nya kepada kami, dianugerahkan-Nya rasa cinta dan kasih di antara kami sebagai pengikat tali pernikahan kami. Insya Allah, akan kami jaga sampai maut memisahkan kami atau bahkan sampai cita-cita kami berdua tercapai, ber-reuni di Surga-nya Allah, amin ya Robb, amin. Dan kami percaya, awal perkenalan sampai proses pernikahan kami yang 'serba instan' juga buah karya dan keputusan dari Sang Raja dari segala raja yang telah menghadirkan rasa cinta itu di setiap helaan nafas kami, (dan semoga untuk selamanya).

..... I miss bunda! (dari: ayah)

Sebaris short message (SMS) masuk ke handphone ku siang itu. Anganku pun langsung terbang ke langit, mempesona. Begitulah Cinta! Wallahu'alam Bishshowab. (untuk ayah IH sal-say, dari: bunda)


http://www.eramoslem.com

*************************
Created at 1:05 AM
*************************

Love You, Dad... | Sunday, December 26, 2004


eramuslim - Fathers Day?? itu pertanyaan pertamaku ketika Nima- teman Nelpalku memaksaku untuk menemaninya ke mall membeli kartu untuk ayahnya. Sayangnya yang ditanya bukannya menjawab, malah makin kebingungan. Sesaat kami hanya saling memandang dengan wajah bingung. Don't you have that in your country?? tanyanya makin penasaran. Kembali mataku menerawang. Mencoba berpikir keras. Lagi-lagi, yang kuingat hanya ada Hari Ibu saja tertera di setiap kalender rumah, tanpa ada Hari Bapak. Betul, kan?

Aku menggeleng. Meyakinkan Nima bahwa tidak ada Hari Bapak di Indonesia. Minimal itu yang aku ingat. Mmmm.. okay Nima kelihatan tak mau berterusan dengan kebingungannya. Tapi kamu mau kan menemaniku? tanyanya lagi. Dengan terpaksa, akhirnya kuturuti juga permintaannya. Dengan harapan agar kali ini Nima takkan membuang waktuku terlalu lama, karena Nima yang satu ini memang hobby shopping.

Di perjalanan menuju mall, Nima asyik bercerita tentang ayahnya. Betapa dia sangat ingin menuliskan puisi untuk mencurahkan kerinduannya setelah beberapa minggu harus berjauhan dari keluarganya. Betapa ia sangat ingin kembali pulang, namun jadwal kuliah takkan memungkinkan sampai akhir tahun. Terus dan terus cerita tentang ayahnya mengalir dari mulutnya.

Sambil mendengar cerita Nima, tak sadar aku sendiri terbawa lamunan. Teringat ketika Papa harus mengantarku ke Australia untuk melanjutkan studiku di sini. Aku, putrinya, adalah yang pertama diizinkan untuk melanjutkan studi di negara lain. Tentu bukan hal mudah untuknya, juga untuk mama. Tapi dengan rasa percayanya, Papa terus meyakinkan bahwa aku akan baik-baik saja. Itu kan bumi Alloh juga ucapnya menirukan Ustadz yang ceramah di acara perpisahanku dengan teman-teman SMA. Lagian kan ada sepupuku kata Papa menenangkan. Mama yang akhirnya tak dapat berargumen lagi, terpaksa mengalah.

Bayangan tergambar di kepalaku ketika detik-detik papa harus meninggalkanku sendirian di sini. Betapa beliau berusaha keras menahan air matanya ketika menasihatiku untuk jangan lupa beribadah dan rajin belajar. Aku pun tak berani berkata banyak, karena satu kata saja keluar dari mulutku akan membuat sia-sia usahaku menahan airmata ini. Aku tak mau Papa khawatir dengan melihatku sedih, itu saja alasanku.

Sambil berjalan keluar, Papa tak hentinya berpesan agar terus menjaga ibadahku dan berharap agar tak pernah aku siakan harapannya. Betapa ia ingin melihat seorang muslimah yang prestatif. Yang suatu saat akan berguna tidak hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk sekitarku. Ya, Papa, aku masih ingat itu. Betapa tak mudah kau melepasku, tapi Papa lakukan juga untuk mewujudkan impianku.

Tak sadar setitik air mata jatuh dari sudut mataku. Ups,

You're not listening, are you? kini Nima giliran bingung. I am listening, I just have some thought in my mind kataku tak mau panjang. Terlihat senyum dari mulutnya. Kurasa dia tahu

Bergegas aku berlari menuju toko buku. Nima makin lebar senyumnya melihatku jadi semangat 45 seperti itu.

Ya Nima, aku juga rindu, rindu pada Papa yang tak pernah berhenti membakar semangatku. Rindu pada Papa yang ikhlas melepasku untuk mewujudkan impian yang begitu ingin kuwujudkan. Rindu pada Papa yang takpernah lepas doanya untuk ku, anaknya. Rindu pada Papa ya aku rindu..

Kupilih kartu besar ukuran A4 itu. Tak sabar rasanya ingin ku tulis didalamnya kata yang tak pernah terucapkan sebelumnya I LOVE YOU, DAD.

Mira Kartiwi Flash back the time with Nima.

Salam sayang untuk Papa Dan Aa yang kini juga ikhlas menjadi qawwam ku.

*************************
Created at 11:46 PM
*************************

eramuslim - Sayang, I love you! Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya suamiku membisikan kata itu dengan lembut tidak saja langsung bibirnya menempel di telingaku, tetapi juga melalui SMS ketika dia sudah di kantor. Biasanya akupun langsung membalasnya, I love you too, mas. Terima kasih telah menjadi suamiku.

Aku menyadari, aku memiliki bebrapa kelebihan, tetapi sesungguhnya kekuranganku jauh melebih kelebihan yang aku punya. Aku bukan perempuan yang cantik jelita seperti ratu balqis, bukan pula wanita kaya raya seperti ummahatul muminin Khadijah. Walaupun tidak buta, tetapi pemahamanku terhadap Islampun masih perlu perbaikan.Tak banyak yang istimewa yang aku punya, makanya aku sangat bersyukur sekali Allah menghadirkan seseorang yang Allah halalkan tidak saja hatinya tetapi juga fisiknya padaku. Walaupun aku hanyalah perempuan biasa, Allah memberiku seorang laki-laki yang sholeh, baik, rendah hati dan amat sangat sayang padaku.

Ibuku pernah berpesan, ada empat perkara yang harus kita perhatikan agar tercipta syurga dunia dalam rumah tangga. Sebagai seorang istri kita memang dituntut untuk memaksimalkan kemamapuan agar indah dipandang mata, sejuk dilihat, tenang ditinggal, membangkitkan gairah, dan menumbuhkan ketaatan suami kepada Allah. Disamping menjadi ibu yang baik dalam mendidik anak-anak kita.

Pertama, mampu memberikan kepuasan di tempat tidur. Tempat tidur adalah ruang yang paling privacy antara kita dan suami. Disanalah biasanya suami mengurai keletihan setelah bekerja seharian. Tempat tidur juga merupakan tempat dimana biasanya suami istri menunaikan hajat seksualnya. Untuk itu istri di tuntut untuk menata tempat tidur dengan baik, bersih dan harum. Istri perlu memahami kebutuhan seksual suami, memenuhi ajakan bersetubuh dengan segera, memberikan kepuasan maksimal dalam bersetubuh, jika perlu tidak ada salahnya istri menawarkan diri.

Kedua, menciptakan keindahan di dalam rumah, menatanya dengan penuh artistik, serta menjaga harta yang ada di dalamnya. Rumah yang besar belum tentu menciptakan ketenangan dan kedamaian. Perabotan yang banyak lagi mahal tidak juga bisa membuktikan penghuninya adalah pasangan yang berbahagia. Keindahan di sini adalah keindahan yang terpancar dari tangan lembut dan keikhlasan penatanya, yaitu istri yang sholehah, qonaah, tawadhu, dan rendah hati.

Ketiga, mendidik dan menjaga anak-anak. Anak-anak adalah amanah, anak-anak adalah investasi, anak-anak merupakan hiburan bagi kita. Anak-anak yang bersih, sehat, cerdas adalah dambaan orang tuanya. Menjadikan anak-anak kita sholeh, cerdas, sehat dan bersih membuktikan keberhasilan kita mendidik mereka. Suami akan bekerja lebih giat untuk mencari nafkah jika melihat anak-anak dalam kondisi seperti ini.

Keempat, saling memaafkan. Suami istri berasal dari dua keluarga yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, adat-istiadat yang berbeda, sifat yang berbeda. Keduanya bukanlah makhluk yang sempurna yang tak pernah salah. Keduanya sama-sama memiliki kekurangan. Meminta maaf terlebih dahulu jika memiliki salah dan segera memaafkan suami serta tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahan yang pernah ada akan menautkan lagi kemesraan kita berdua.

Seorang suami tidak akan memikirkan perempuan lain jika istri mampu menampilkan semua ini dihadapanya. Memberikan kebahagiaan lahir batin, menciptakan suasana segar, serta istri yang menentramkan jiwa. Tak akan pula ada percekcokan, sakit hati atau penyesalan telah mengikat janji berdua dihadapan Allah aza wajalla. Yang ada adalah ungapan sayang, kata-kata mesra, cinta yang selalu berbunga, mudah-mudahan berkah Allah selalu melingkupinya.

yesi elsandra

(For my husband, I will always love you)

*************************
Created at 11:42 PM
*************************

Mama ana bahibik alasyan albik maliatul hub kullu hanan, hudnik dafi' albik shofi, watsiq inik fia aman

eramuslim - Lagu sederhana yang dilantunkan oleh anak-anak dalam suatu acara televisi Mesir menyambut hari ibu beberapa hari lalu menyentak hati nuraniku, syair yang sangat sederhana tapi sangat mengena, ungkapan cinta dan ungkapan terimakasih atas dekapan, rasa aman, kesucian hati sang ibu. Ku ingat-ingat sudah berapa kali kuucapkan cinta dan terimakasihku pada orang tuaku? Khususnya mama, begitu aku memanggil ibuku. Aku berusaha mengingatnya.

Aneh, menjalari perasaanku. Kenapa aku masih harus bertanya dan mengingat-ingat? tanpa sadar akupun meneteskan air mata. Dalam kamus cinta tak pernah orang tua melupakan anaknya. Tapi sebaliknya anak dengan sangat mudah melupakan orang tuanya.

Hampir enam tahu usia perpisahanku dengan orang tua. Tak jarang, fantasiku tersendat-sendat membayangkan wajah keduanya. Selama tenggang waktu lima tahun terakhir ini Allah mempertemukanku dengan seorang perempuan sederhana yang bermental baja. Persis sosok mama. Aku yakin doa orang tuaku ditanah air diijabah tuhan karena sewaktu berangkat mama berkata " nak semoga disana kamu dapat orang tua angkat, yang menyayangimu" begitu kira-kira ungkapannya.Belum genap setahun, Allah mempertemukanku dengan seorang ibu, disebuah minibus yang membawa kami pulang dari Atabah sebuah pasar besar di kota kairo, menuju apartement tempat tinggal kami.Pertemuan yang singkat itulah awal hubungan silaturahim kami.

Selalu, bila bersamanya, hatiku teringat orang tua ditanah air.
Darinya aku belajar mencintai tanpa pamrih, cinta tanpa karena, dan cinta sejati. "Nak cinta itu adalah memberi" katanya pada kami suatu hari, sudah menjadi acara wajib kami mengunjungi mama farida, begitu kami memangilnya. Setiap bulannya pada salah satu hari jum'at yang notabene adalah hari libur di Negara-negara islam. Menurutnya "Orang yang memberi tanpa mengharap adalah orang yang mempunyai cinta sejati. Karena kebahagiaan seorang pencinta adalah saat melihat orang yang dicintainya bahagia". Kulihat binar indah dimatanya.

"Nak betapa kami takut kehilanganmu, tapi kami senantiasa berdoa untuk kesuksesan belajarmu" akunya. Saat kuadukan kesedihanku tatkala studyku tersendat. "Kamu tahu apa yang dikatakan baba (panggilan untuk suaminya) tentangmu nak? Dia tak tahu apa yang terjadi dengannya bila kamu telah pulang ketanah airmu" ungkapnya. "Dan dia selalu berdoa untuk kebahagianmu".

Hatiku didera rasa bersalah, sungguh Allah ingin mengungkapkan semua perasaan orang tuaku lewat cinta mereka. Kekhawatiran dan keresahan orang tuaku melalui perhatian mereka. Bila mereka yang bukan orang tua kandungku mencintaiku dengan sepenuh hati apa lagi orang tuaku di tanah air. Lantunan doa tulus untukku pastinya menjadi makanan jiwa mereka setiap detiknya.

Aku ingat, akhir-akhir ini isi suratku mulai berubah. Kekakuan mulai mencair. Kultur mesir mulai menyatu dengan aliran darahku ungkapan emosiku mulai tampak, aku belajar mengungkapkan cinta dengan kata-kata. walau dampak negatifnya emosiku yang berupa amarah pun jadi gampang terpancing. Di negeri para nabi ini aku diajar mencintai sesama tanpa pamrih oleh seorang perempuan yang melahirkanku dari hatinya.

Darinya aku belajar berhusnudzan terhadap sesama, meski sangat sulit. Dalam kamus hidupnya tidak ada kebencian, meskipun pada orang yang telah menyakitinya. Subhanallah, aku sering terkagum-kagum dengan prinsip hidupnya. Semua yang dilakukannya senantiasa mengingatkanku pada sosok orang tuaku.

Baba, suaminya adalah lelaki yang berprinsif kuat. Beliau rela melepas jabatannya sebagai orang kedua disebuah perusahan minyak demi mempertahankan kejujurannya. Dan aku sangat yakin, kalaulah bukan karena disampingnya berdiri perempuan mulia itu. Keputusan itu takkan pernah diambilnya. Menurutku ungkapan pepatah yang mengatakan "Di belakang setiap orang besar adalah wanita (isteri)" adalah benar. Mereka berdua salah satu buktinya.

Halusinasiku semakin menerawang, membayangkan perjuangan ibu kandungku, saat melahirkanku 23 tahun lalu. Menurut ceritanya aku lahir pada usia kandungan yang ke 10 bulan. Dan lucunya aku lahir sebelum dokter sempat memakai sarung tangan. Tampaknya dari sebelum melihat duniapun aku sudah nakal. Namun cintanya tak jua pupus oleh waktu.

Selalu, tangannya terulur disaat aku terjatuh, tak pernah bosan mengalirkan kekuatan pada tubuh dan jiwa ini yang seringkali terasa lemah. menjadi konsultan, menjadi kawan.

Selalu, ibu selalu menjadi apa saja yang kita inginkan dan butuhkan kedua perempuan hebat itu adalah mutiara dihatiku. yang senatiasa berkilauan tak kan habis dimakan waktu. manusia-manusia mulia yang melahirkanku dari hati dan rahimnya.

Terimakasih ma, kau telah mengenalkanku pada dunia yang indah. namun yang tersisa kini satu tanda tanya dihatiku, " bila aku jadi ibu dan istri mampukah aku seperti mereka? "
Ya Allah ampunilah dosa orang tua kami. Sayangilah mereka sebagaimana mereka senantiasa menyayangi kami. Dan berikan kepada mereka kebahagiaan dunia dan akkhirat, amin

Bu'uts Permai, 21 Maret 04

- Athia Tsafithri -

*************************
Created at 11:38 PM
*************************

Wanita meminang pria? Memang itu bukan hal yang lazim, namun ternyata hal itu tidak bertentangan dengan syariat. Hanya saja seorang wanita harus benar-benar siap sebelum mengambil langkah ini.

"Kaget! Jujur, itu yang saya rasakan sewaktu ada yang meminta saya," komentar Tedi (bukan nama sebenarnya). Hari itu ia didatangi dua orang wanita, mereka bertanya, apakah ia sedang dalam proses meminang? "Mengapa?" Tanya Tedi. Ternyata kedua wanita itu membawa misi dari seorang teman yang menginginkan Tedi menjadi suaminya.

"Ada apa ini? Saya sampai menelepon ustadzah tempat wanita itu mengaji untuk menanyakan ada apa sebenarnya. Saya hanya takut ada tujuan lain yang melanggar syariah," lanjut Tedi.

Kekagetan seperti itu wajar dialami Tedi karena peristiwa tersebut termasuk barang langka terjadi, terutama dalam budaya timur. Namun Alhamdulillah banyak yang memberinya masukan, beserta hadits dan contoh kasus pada zaman Rasulullah SAW dulu. Barulah Tedi mengaku hatinya terbuka dan menganggap hal itu wajar.

Rasa janggal ini sebenarnya bukan hanya dirasakan Tedi sebagai pihak yang dilamar, para wanita pun merasakan hal yang sama. Dari kebanyakan wanita yang Safina temui menyatakan lebih baik menunggu ketimbang bergerak berani menawarkan diri untuk dilamar. Rata-rata dari mereka mempertimbangkan harga diri perempuan yang harus dijunjung tinggi serta budaya timur yang agaknya masih menabukan hal ini.

Pada sisi lain mereka menyatakan salut dengan keberanian Khadijah, ra yang berani meminang Rasulullah, namun mereka menyangsikan kesediaan ataupun kesiapan pria zaman sekarang untuk dimengerti.

Kekhawatiran para wanita ini dianggap wajar oleh Rahmi Dahnan psikolog lulusan UI. Ia menjelaskan, "mungkin fitrahnya perempuan itu cenderung pemalu." Ia juga menambahkan bahwa pola asuh di daerah kita cenderung mengajarkan perempuan itu menunggu, perempuan itu pasif. Sehingga ketika ada seorang perempuan yang ingin melamar pria, banyak orang yang memandang sebelah mata, dan ada komentar-komentar: "ih ini orang berani benar sih, kok nggak malu ya." Jadi hal-hal inilah, menurut Rahmi, yang kemudian menjadi penghambat perempuan berani melakukan hal itu. "Mereka lebih memilih menahan diri, walaupun sebetulnya tidak ada larangan untuk meminang lelaki lebih dulu," jelas ibu tiga anak ini.

Namun ternyata tidak semua wanita mengalami sindrom kekhawatiran seperti ini. Selain wanita yang telah berani meminang Tedi diatas, Safina beruntung bertemu dengan syahidah (30 tahun) yang dengan terbuka bercerita bahwa memang ia pernah minta dinikahi oleh seorang pria, namun sayangnya keinginannya itu mendapatkan halangan dari orang tua pria. Yang menggerakkannya untuk berani melakukan itu adalah kwalitas agama dan kepribadian pria tersebut yang cukup baik, selain itu, "Saya waktu itu berpikir, kalau memang dia yang terbaik dari Allah, ke mana pun, kapan pun, di mana pun, saya pasti menikah dengannya. Nggak penting saya atau dia yan mengajak. Terus terang juga, saya pernah membaca bahwa sesungguhnya dulu Siti Khadijah-lah yang berinisiatif melamar Rasulullah. Tentu dengan cara yang halus."

Keberanian seperti ini tidaklah salah. Ustadz Daud Rasyid, seorang doktor bidang hadits menanggapi hal ini dengan sangat positif, "Tidak ada persoalan wanita meminang pria. Secara hukum sama sekali tidak ada persoalan, bahkan ia sangat diperbolehkan menurut syariat. Wanita boleh mengajukan diri untuk dipinang," jawab beliau tegas. Tedi bahkan mengalami hal ini dua kali, yang kedua saat ia sedang dalam proses meminang, "Karena saat itu saya juga sedang dalam proses, ya saya terpaksa menolak lagi."

Tapi Tedi menambahkan, walau awalnya ia menganggap hal ini tidak lazim, karena jarang terjadi, selama cara-cara yang dilakukan tidak bertentangan dengan syariah, mungkin sah-sah saja seorang wanita memulai duluan. Terlebih sudah ada contoh pada Siti Khadijah. Hanya mungkin si wanita perlu mempertebal mentalnya.

Memang dalam langkahnya meminang pria, wanita perlu mempunyai kesiapan. Pertama ia harus benar-benar tahu kwalitas si lelaki.

Yang kedua ia harus cukup mempunyai kekuatan mental menerima penolakan dari pria yang dilamarnya. Rahmi menjelaskan, "Tak ada salahnya wanita meminang pria, tapi harus didukung juga oleh beberapa hal, diantaranya keyakinan dan pemahaman perempuan itu terhadap kwalitas lelaki yang akan dikhitbah, ia juga harus berpikir, apakah ia sepadan dengan lelaki itu, artinya dia juga harus siap ditolak mentah-mentah."

Menurut psikolog yang aktif di Yayasan Buah Hati ini siapa juga mempertimbangkan bibit, bobot, dan bebet. "Laki-laki juga tidak akan sembarangan menolak, ia juga akan melihat, jika perempuan yang meminang itu orang yang berkwalitas, kenapa tidak," tambahnya.

Berarti pemahaman agama pria menjadi pertimbangan utama untuk menjadikannya layak dijadikan 'target'. Tedi menjelaskan, "Dari kabar yang saya terima, wanita pertama yang meminang saya menyukai saya, setelah sering menyaksikan saya dalam forum-forum keagamaan. Menurut dia saya berwawasan luas dan dewasa, walau usia saya lebih muda. Alhamdulillah Allah membukakan pintu Rahmat Nya." Timbangan kwalitas pribadi jualah yang membuat Syahidah memberanikan meminang pria seperti yang diceritakan di atas.

Namun ternyata takdir tidak sesuai dengan keinginan Syahidah maupun wanita yang meminang Tedi. Saat itu Tedi merasa belum siap secara mental maupun finansial, "Selain itu saya sudah beberapa kali shalat istikharah, dan keputusan akhir saya adalah menolaknya."

Namun masalah tidak selesai sampai di sini, sebagai pria baik-baik, Tedi menyadari benar bagaimana perasaan seorang wanita. Dengan perasaan bersalah,Tedi terpaksa menyampaikan penolakan itu melalui rekan wanita tadi dan ustadzahnya.

Rupanya kekhawatiran Tedi cukup beralasan, konon kabarnya wanita tersebut sempat kecewa dalam kurun waktu agak lama. Sebab ia merasa yakin bahwa jawaban dari shalat-shalat istikharahnya adalah Tedi. Tapi takdir berkata lain.

Berbeda dengan Syahidah, wanita ini tampaknya cukup tegar menghadapi kenyataan. Ia tetap bersikap positif, bahkan menganjurkan saudari-saudarinya untuk mencoba, "Jangan terlalu takut malu, jangan terlalu tajut gagal. Ingat-ingat aja siti Khadijah, kalaupun gagal - dalam artian sang pria menolak - yakinlah, suatu saat nanti saat kita menggendong bayi mungil dalam pelukan dan merasa sangat bahagia, rasa malu akibat penolakan tidak akan teringat lagi. Dengan kata lain, sedih yang kita rasa sekarang, belum tentu akan terasa lama. Lagian kalo dia nggak mau, berarti rugilah dia... Apalagi kita sendiri tahu kwalitas diri kita."

________________________________________________________________________________

Bagaimana Meminang Lelaki
Meminang pria pada dasarnya sah-sah saja. Tapi langkah ini bukan tak beresiko, diantaranya rasa malu dan sakit akibat penolakan. Bagaimana langkah antisipasinya berikut wawancara dengan Rahmi Dahnan, psikolog.

T: Sebetulnya khitbah itu apa hanya hak lelaki?

J: Sebetulnya ada dua ya, boleh lelaki dan perempuan. Contohnya pada zaman Rasulullah SAW, waktu itu Siti Khadijah mengutus seseorang untuk mengatakan pada Rasulullah bahwa ia menyukainya dan berniat meminangnya. Sebetulnya di suatu daerah pun (Pariaman, Sumatera Barat) ini bukanlah hal yang aneh, di mana pihak keluarga perempuan meminta untuk meminang kepada keluarga lelaki.

T: Padahal kan sudah ada contoh kasus tentang hal ini ya (Siti Khadijah dan Rasulullah SAW), tapi masih saja tak lazim untuk dilakukan. Kesannya wanita tidak punya hak yang sama dengan lelaki, hanya menunggu dipilih, tidak boleh memilih.

J: Sebetulnya ia cuma karena faktor kebiasaan ya, jangan sampai hal yang biasa itu membelakangi syariat. Ada nggak sih larangan dalam Islam kalau wanita itu meminang duluan, nggak kan? Jadi Cuma karena kebiasaan aja, secara psikologis mereka masih terbebani budaya-budaya kita bahwa lelaki itu yang memulai duluan, perempuan itu pasif. Sebetulnya bisa dijembatani dengan melakukan negosiasi, jika perempuan itu menyukai lelaki itu, bisa dinego bagaimana caranya jadi si lelaki yang melamar duluan. Jadi sebetulnya yang menghambat dan yang menjadikannya tidak lazim hanya faktor "tidak biasa".

Jadi sekali lagi jangan sampai faktor dan kebiasaan dan budaya yang ada membelakangi syariat, yang harusnya boleh, Cuma karena tidak biasa jadi tidak mau melakukannya. Tentunya juga harus dilihat tujuan kita meminang lelaki itu karena apanya. Karena keturunannya, hartanya, ketampanannya atau agamnya. Kalau karena agamnya, ya kita tidak boleh malu, malulah hanyan pada Allah. Kalau misalnya kita mengidam-idamkan dia di belakang tabir, sementara kita tidak tampakkan perasaan kita, tapi hati kita susah berpaling, ini kan namya zina hati. Mendingan dipastikan saja, dia suka kita atau tidak. Tapi tetap harus minta petunjuk Allah dulu dengan istikharah, yaa Allah kalau ia baik untukku tunjukanlah, maka saya akan memulainya.

T: Mengapa perempuan sensitif menghadapi penolakan, bahkan ketika ada seorang wanita menawarkan diri kepada Rasulullah SAW, Rasulullah lebih memilih tidak menjawab sebagai tanda penolakannya.

J: Karena memang haknya perempuan itu dia secara emosional lebih dominan, Allah menciptakan wanita dengan kematangan otak sebelah kiri dibanding laki-laki. Kalau laki-laki kan lebih rasional, artinya cinta ditolak ya cari yang lain. Kalau wanita ditolak kan mungkin rasa malunya lebih besar ketimbang logikanya, ketimbang berpikir positif.

T: Cara-cara seperti apa yang bisa dilakukan seorang perempuan dalam meminang lelaki, tanpa membuatnya malu.

J: Ada pepatah katakanlah dengan bunga, jadi pakai bahasa isyarat ya, tidak langsung mengatakan secara gambling, karena beban mentalnya akan lebih berat. Mungkin dia bisa melalui surat, atau memakai jasa orang kedua,ibaratnya memakai mat comblang, atau messenger (pengirim pesan) untuk menyampaikan pesan bahwa ia punya keinginan pada pria itu.

T: Mungkin perempuan takut memulai, karena khawatir diremehkan nantinya. Nanti kalau rumah tangganya ada konflik, mungkin suaminya akan bilang, "lho kan dulu kamu yang mau sama saya."

J: Itu tergantung bagaimana komunikasi sesudah pernikahan. Memang pernikahan membutuhkan persiapan sebelumnya, perlu adaptasi juga, karena hidup itu juga sebuah proses. Misalnya diawal perempuannya yang minta, ini juga tergantung pemahaman si lelaki. Ya memang perlu kesiapan mental si perempuan kalau tiba-tiba suatu saat ia diremehkan.

T: Bagaimana cara si perempuan menyelidiki lelaki yang ia minati, tanpa ketahuan kalau ia menyukainya.

J: Memang akan timbul perasaan-perasaan tidak nyaman ya, mungkin kalau ia punya teman yang kenal lelaki itu, mungkin ia bisa korek-korek. Pastinya teman kita akan bercerita dan memberikan informasi-informasi. Atau kalau kita bisa tanya dengan saudara perempuan lelaki itu, saya rasa bukan hal yang memalukan. Apalagi kalau kitanya baik, cara kitapun baik pendekatannya, artinya tidak berlebihan dan tidak melanggar syariat, dengan pendekatan emosi yang perlahan-lahan, orang pasti akan menyambut baik, bahkan mungkin kita mendapat dukungan dari keluarga si lelaki itu.

T: Keberanian ini berlaku juga bagi yang ingin meminang pria beristri?

J: Ya, itu hak orang, mana yang ia suka apakah bujangan, atau duda atau yang sudah beristri. Tapi sebagai sesama perempuan, mungkin kita dituntut punya rasa empati terhadap istri pertamanya, apakah ia rela suaminya menikah lagi. Kecuali kita tahu istri pertamanya sedang mencari istri kedua untuk suaminya, ya maju aja terus.***

Dari Majalah Safina, Memandu Kalangan Muda Berkeluarga
Edisi No. 2 Tahun I

http://www.eramoslem.com/ar

*************************
Created at 11:33 PM
*************************

eramuslim - Menjadi istri yang mempesona suami? Itu hal biasa yang telah banyak dibahas dalam berbagai literatur, kajian, diskusi dan kesempatan. Tetapi tahukah Anda wahai para suami, para istri juga menginginkan laki-laki yang mempesona sebagai suaminya. Meski gambaran suami yang mempesona boleh jadi relatif, berbeda antara satu perempuan dengan perempuan lainnya, tetapi dapat dikatakan secara umum kaum perempuan membutuhkan pesona yang dapat lebih membuat mereka senantiasa mencintai suaminya.

Boleh jadi selama ini Anda para suami menyangka bahwa istri Anda mencintai Anda karena ia telah mendampingi, melayani, melahirkan dan mengasuh anak-anak Anda. Mungkin hal itu benar, tetapi untuk membuat perasaan istri Anda tidak berubah ia tetap selalu mencintai Anda dari waktu ke waktu dibutuhkan lebih banyak proses, perbuatan, tingkah laku yang semuanya bermuara pada satu titik bahwa Anda tetap mempesonanya, sehingga ia menganggap Anda layak untuk mendapatkan cintanya untuk selamanya.

Ada satu pelajaran yang menarik terutama untuk para suami dari kisah seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah SAW untuk menceritakan, bahwa sekian lama berumah tangga ternyata perasaannya mengalami perubahan, ia tidak lagi bisa mencintai suaminya dan karena itu ia khawatir berbuat kekufuran.

Adalah istri Tsabit bin Qais bin Syamas (sahabat Rasulullah SAW) yang bernama Jamilah, ia mendatangi Rasulullah SAW untuk menceritakan perasaannya terhadap suaminya, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak mencela agama dan akhlak Tsabit, tetapi aku khawatir jika hidup bersamanya aku berbuat kekufuran.Maka Rasulullah SAW bersabda, Apakah engkau hendak mengembalikan kebunnya? (waktu itu mahar Tsabit adalah kebunnya). Jamilah menjawab, Benar ya Rasulullah. Lalu Rasulullah mengutus seseorang kepada Tsabit untuk menyampaikan pesannya,Terimalah kebun itu dan ceraikanlah dia. (HR Bukhari dari Ibnu Abbas ra)

Kisah lainnya yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas ra berikut ini menunjukkan bahwa seorang istri diperbolehkan melepaskan diri dari suami yang tidak dapat dicintainya. Barirah adalah seorang budak wanita dari Habasyah yang berada dibawah kekuasaan Utbah bin Lahab. Majikannya ini memaksa Barirah untuk menikah dengan seorang yang tidak disukainya yaitu budak laki-laki bernama Mughits. Merekapun menikah, Barirah tidak mencintai suaminya tapi sebaliknya Mughits sangat mencintai istrinya. Ummul Mukminin Aisyah ra merasa kasihan kepada Barirah, beliau lalu membeli dan memerdekakannya. Setelah itu Barirah merasa benar-benar memiliki kebebasannya dan merasa dapat menentukan hidupnya, maka ia meminta cerai dari suaminya. Ibnu Abbas ra berkata, Suami Barirah adalah seorang budak bernama Mughits, seakan-akan aku melihatnya berjalan dibelakangnya sambil menangis, air matanya menetes sampai ke jenggotnya. Nabi SAW berkata kepadaku , Wahai Ibnu Abbas, tidakkah engkau takjub pada cinta Mughits pada Barirah dan kebencian Barirah pada Mughits? Selanjutnya Nabi berkata kepada Barirah, "Seandainya engkau mau kembali, sesungguhnya dia adalah suamimu dan ayah anakmu." Maka Barirah bertanya, "Apakah engkau memerintahkan aku ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku hanya menawarkan kepadamu." Barirah berucap, "Aku tidak membutuhkannya".

Nah, para suami, beberapa saran berikut ini dapat membantu Anda untuk menjadi pribadi yang mempesona dimata istri Anda:

Memperhatikan penampilan luar.
Tidak disangsikan lagi bahwa penampilan luar dapat membangkitkan pesona pada jiwa perempuan. Suami yang dapat menjaga kebersihan dirinya, rapi dan perlente umumnya lebih mempesona ketimbang suami yang jorok, lusuh dan kumal. Bukankah Rasulullah SAW bersabda bahwa kebersihan itu cabang iman? Umar bin Khattab ra pun pernah berkata, “Perempuan menyukai kalau suaminya berhias untuk dirinya, sebagaimana laki-laki suka istrinya berhias untuk dirinya.”

Tidak Kaku dan Monoton
Suami seperti ini selalu mau belajar memahami perasaan istrinya, punya banyak cara dan gaya dalam mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada istrinya, juga tidak enggan untuk menyatakan cintanya dengan kata-kata.


Terbuka
Suami seperti ini tidak enggan mengungkapkan harapan, keinginan dan perasaannya agar istri mengerti dan dapat melakukan hal yang sesuai dengan yang dikehendakinya. Ia bukan suami yang diam dan membiarkan istrinya dalam kesulitan menebak-nebak apa yang diinginkannya.

Matang
Kebanyakan perempuan ketika menikah menginginkan suaminya adalah orang yang siap melindungi, membimbing dan dapat menjadi tempat bersandar. Laki-laki yang matang seperti ini lebih mempesona perempuan dibanding yang kekanak-kanakan dan emosional.

Peduli dengan Keluarga
Adalah benar suami memiliki tanggung jawab dalam masalah nafkah, tetapi kesibukannya dalam pekerjaan atau hal lainnya tidak membuatnya menjadi orang yang acuh terhadap istri dan anak-anaknya. Ia mau menemani anak belajar dan tidak keberatan mengantar istrinya pergi menghadiri acara-acaranya.

Dapat Berbagi Rasa
Suami mempesona mau belajar bagaimana dapat ikut merasakan apa yang sedang dirasakan istrinya. Ia mau mendengar dengan penuh perhatian ketika istri sedang mengungkapkan permasalahannya, ikut merasakan kegelisahannya dan dapat membantu menentramkannya atau mengatasi permasalahannya. Ia adalah tempat curhat istrinya yang setia dan dapat dipercaya.

Mencintai Orang Tua, Saudara dan Kerabat Istri
Anda akan semakin mempesona istri Anda manakala Anda mencintai orang tuanya, menyayangi saudara-saudaranya dan bersikap baik kepada kerabatnya. Dan jika Anda senantiasa bersikap demikian maka percayalah iapun akan berusaha keras untuk mencintai orang tua Anda dan bersikap baik pada saudara dan kerabat Anda.

Jangan ragu dan gengsi untuk melakukan saran-saran diatas, mulailah sekarang juga maka Anda akan takjub mendapati limpahan cinta istri Anda yang seolah tanpa batas, karena begitulah sifat dan karakter perempuan, ia akan memberi lebih dari apa yang Anda berikan kepadanya!***

http://www.eramoslem.com

*************************
Created at 11:30 PM
*************************

eramuslim - Seorang istri menceritakan kepada saya, bagaimana ia bersyukur memiliki seorang suami yang "sempurna". Di samping saleh, penyayang, suaminya adalah orang yang penyabar, pengasih, sangat cooperate dalam dakwah istri, tidak canggung dalam membantu urusan rumah tangga, pintar, cakap dan ditambah lagi mempunyai wajah di atas rata-rata. Tutur katanya lembut tetapi tegas, emosinya stabil plus ilmu dan wawasannya pun sangat luas. Wanita mana yang tidak ingin memiliki suami kriteria "sempurna" ini.

Sejak menikah, bertambahlah cintanya pada sang suami. Tetapi beriringan dengan waktu, dia menemukan ketidaktentraman dengan pesona yang dimiliki sang suami. Tanpa disadari tenyata pesona sang suami ini, dirasakan juga oleh kalangan umum khususnya para ibu-ibu. Dengan berkembangnya sarana komunikasi dan era globalisasi ini, sang suami banyak tampil di khalayak ramai, dan pesona sang suami semakin meluas dirasakan. Di seminar-seminar internal yang pesertanya terdiri dari kaum adam dan hawa. Ataupun lewat tulisan dan ulasan sang suami, banyak para ibu yang menjadi simpatik kepadanya.

Sang suami pun menyadari akan pesona yang memang ia miliki, dan ada sedikit kebanggaan karena ternyata setelah menikah pun, dia tetap memiliki daya tarik sebagai seorang laki-laki.

Saya tidak bisa menjawab keluhan teman tersebut, tetapi saya merasakan ada kekhawatiran di dalam tuturnya saat menceritakan bagaimana sang suami seakan menebar pesona pada lawan jenisnya. Mungkin awalnya diniatkan sebagai lahan dakwah di kalangan ibu-ibu. Tetapi kemudian sang istri menangkap adanya kesengajaan dalam menebar pesona tersebut.

Saya tidak bisa memberikan solusi kepadanya melainkan hanya menyarankan ia agar mengatakan hal yang menjadi ganjalan pada sang suami. Dan apa yang sebenarnya ia inginkan dari sang suami. Karena saya rasa selama komunikasi antara suami istri tetap dijaga, insya Allah rasa kekhawatiran yang berlebihan itu tidaklah perlu.

***

Rasa kekhawatiran apa yang dia rasakan? Fitnah apa yang mungkin timbul dari tebar pesona ini. Mungkin ia takut ia akan dimadu? atau ia cemburu pada para fans sang suami? Atau ia khawatir pesona suaminya menjadi fitnah bagi rumah tangga orang lain?

Menurut saya, kekhawatiran itu wajar dirasakan. Bila kita balikkan posisi mereka, dimana sang suami memiliki istri yang penuh pesona, lantas apakah dia tidak merasakan cemburu bila sang istri memiliki fans tersembunyi? Atau merasa khawatir sang istri tertarik dengan lelaki lain atau khawatir sang istri akan menjadi fitnah bagi rumah tangga orang lain.

Dari cerita teman di atas, saya melihat titik permasalahannya pada ketidaktentraman sang istri karena sang suami yang menebar pesona. Masalah tebar pesona ternyata tidak hanya milik kaum ABG saja. Dalam lingkungan suami istri pun hal ini mungkin terjadi baik disadari ataupun tidak. Menebar pesona ataupun ditebar pesona.

Sekalipun sudah menikah bukan berarti kita terjaga bila kita tidak menjaga pandangan, bukan berarti dengan menikah, lantas kita tidak merasakan ketertarikan pada lawan jenis selain suami/istri kita. Karena fitrah manusia baik dia belum menikah ataupun sudah menikah untuk merasakan ketertarikan/merasa senang dengan perhiasan dunia.

Firman Allah dalam surat Al Imran; "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)". (QS. 3:14)

Sebagai seseorang yang sudah berkeluarga merupakan kewajiban suami istri untuk saling bertausiyah, menjaga agar tidak ada pintu-pintu yang terbuka bagi godaan setan. Baik Anda sebagai seorang istri ataupun seorang suami, jagalah selalu hati Anda dan tentunya membantu orang lain menjaga hatinya. Jagalah pandangan Anda dan bantulah menjaga pandangan orang yang melihat Anda.

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. 24:30)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka". (QS 24:31)

Ayat di atas adalah perintah bagi laki laki dan wanita yang beriman agar menahan pandangannya. Disamping menjaga pandangan, kita juga perlu membantu menjaga pandangan suami/istri kita. Salah satu landasannya adalah larangan rasul untuk menceritakan kecantikan/sifat seorang wanita lain di hadapan sang suami. Rasulullah pernah bersabda diriwayatkan oleh Imam Bukhari, "Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, lalu dia memberitahukan sifat wanita itu kepada suaminya seakan-akan dia dapat melihatnya". Larangan ini tentu berlaku bagi suami agar tidak menceritakan sifat/gambaran lelaki lain di hadapan istri seakan istri melihat langsung. Istri menjaga pandangan suami dan suami pun turut membantu menjaga pandangan istri.

Kenapa rasul melarang seorang istri bercerita tentang sifat/kecantikan wanita lain. Dengan bercerita sifat-sifat seorang wanita seakan sang suami melihat sendiri, tentulah timbul ketertarikan, keinginan atau harapan positif atau lintasan-lintasan hati. Kemudian akan terbukalah pintu-pintu godaan setan. Jika Anda seorang istri, Anda akan merasa simpati pada pria tersebut, kemudian Anda akan membandingkannya dengan suami Anda, betapa suami Anda penuh kekurangan dan makin berkuranglah rasa syukur Anda karena memiliki suami yang tidak 'sehebat' lelaki yang Anda jadikan perbandingan tadi.

Jika Anda seorang suami, Anda akan merasa simpati pada wanita tersebut, Anda pun akan membandingkan istri Anda dengan dia, selanjutnya muncul harapan harapan Anda pada si wanita lain tersebut.

Rumah tangga bagaimana yang akan berlanjut bila sang suami/istri memiliki rasa simpati atau ketertarikan pada wanita/pria lain disamping istri/suaminya sendiri? Silahkan Anda renungkan sejenak, keluarga sakinah mawaddah wa rahmah tentu jauh darinya. Tentunya Anda tidak menginginkan ini terjadi pada keluarga Anda, juga tidak menginginkan ini terjadi pada keluarga sahabat Anda, atau orang terdekat Anda.

***

Bila Anda penuh dengan pesona, jangan tebar pesona anda! Anda tidak ingin membuat seorang suami/istri orang lain menjadi tertarik pada Anda bukan? Anda tentu tidak ingin menjadi pembuka pintu godaan setan. Menjadi pembawa masalah dalam rumah tangga orang lain, padahal seorang suami/istri tersebut sudah berusaha menjaga pandangan dan membantu pasangannya dalam menjaga pandangan dengan tidak menceritakan sifat/kecantikan/kelebihan wanita/pria lain. Tetapi kemudian Anda hadir dengan membawa pesona? Bantulah menjaga pandangan pasangan lain. Jangan tebar pesonamu. Berhati hatilah dengan segudang kelebihan/pesona yang telah Allah limpahkan pada Anda semua.

ani_soekarno@yahoo.com
teruntuk para aktivis dakwah, ikhwan dan akhwat fillah.

*************************
Created at 11:24 PM
*************************

eramuslim Pagi belum lagi tiba, bahkan fajar pun belum menggantikan langit sisa semalam. Segera bangun mendahului ayam jantan yang biasa bertugas memulai hari, bahkan jauh lebih dulu dari petugas masjid sebelum ia membangunkan orang untuk sholat subuh. Aku sudah harus menggigil kedinginan bergumul dengan air kamar mandi. Pagi ini, pagi kemarin dan pagi seterusnya tetap begitu agar tak terlambat tiba di kantor.

Kecup kening istri, usap lembut kepala anak-anak yang masih terbuai mimpi-mimpinya. Usai mengucap salam, diri ini bergegas meninggalkan halaman rumah, membuang sisa kantuk semalam, melangkah cepat menyusuri jalan melewati masjid yang kutinggalkan lebih awal dan menyisakan segelintir hamba Allah yang khusyuk dengan dzikir mereka. Seperti biasa, seringkali kulafazkan dzikirku di perjalanan, sambil merapal beberapa ayat yang masih kuhapal.

Tiba di stasiun kereta api Bogor. Bersyukur jika masih tersisa bangku kosong agar dapat sedikit menuntaskan lelah dan kantuk yang tertunda sejak semalam. Lumayan untuk mengumpulkan energi agar nampak lebih segar tiba di kantor dan meniti hari tanpa menguap. Tapi nyatanya, tak semua yang kita bayangkan akan menjadi kenyataan karena aku lebih sering mendapati kereta dalam keadaan sesak penuh bahkan sebelum kereta beranjak. Maka dimulailah hari demi hari, dan setiap hari dengan berhimpit, berdesak, dan menahan panas, pengap, juga bau keringat ratusan orang di satu gerbong.

Berdiri selama tidak kurang satu jam sebelum tiba di stasiun tujuan, dengan mata terus awas terhadap gangguan tangan jahil. Kalau pun mendapatkan tempat duduk, biasanya tak bisa menikmati dengan bebas karena biasanya baru beberapa menit saja harus tergantikan oleh wanita hamil, ibu yang menggendong anaknya, atau mereka yang lanjut usia dan cacat.

Begitulah aku mengawali pagi. Setiap hari.

Sore. Setelah seharian berkutat dengan tugas-tugas kantor, hampir sama episode yang berlangsung setiap sore dan malam. Adzan maghrib berkumandang sementara kereta belum juga tiba, segera kutinggalkan peron untuk menghadap-Nya. Usai sholat maghrib berlari kembali menuju peron ternyata kereta baru saja lewat dan aku harus menunggu kereta berikutnya seperempat hingga setengah jam ke depan.

Masih dengan suasana yang tak jauh berbeda dengan pagi hari. Berhimpit, berdesak dan menahan keseimbangan, juga berpeluh di tengah kerumunan ratusan orang di sebuah gerbong. Bedanya, aromanya jelas tidak senyaman pagi hari.

Tiba di rumah. Tak jarang kujumpai istriku sudah terlelap lelah setelah seharian mengurus dan mendidik anak-anak. Kuketuk pintu berulang kali. Sekali lagi. Menunggu beberapa saat dan akhirnya, dengan segurat wajah lelahnya istriku membukakan pintu.

Begitulah malam menutup hariku. Setiap hari.

***

Dik, Aku memang harus melupakan banyak waktu bersamamu, melewatkan detik-detik menyenangkan melihat tingkah dan tawa anak-anak. Bahkan aku terlalu sering tak bertemu dengan anak-anak lantaran mereka belum bangun saat aku berangkat dan sudah terlelap sesampainya aku di rumah. Hanya wajah-wajah polos tanpa dosa yang menyambutku dalam lelapnya yang hanya bisa kukecup lembut agar tak membuyarkan mimpinya.

Kulakukan semua itu karena cinta. Cinta kepada Allah yang menganugerahkan cinta dan kehidupan ini, yang memperkenankan aku hidup bersama orang-orang yang mencintaiku. Cinta lah yang tetap membuatku tegar menjalani hidup, seberat apapun itu.

Bayu Gautama
bayugautama@yahoo.com
salam cinta buat orang-orang terkasih


*************************
Created at 11:22 PM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

May 2004[x] June 2004[x] December 2004[x] January 2005[x] April 2005[x] July 2005[x] August 2005[x] September 2005[x]