<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6973555\x26blogName\x3dCinta+Ku\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://cinta-ku.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://cinta-ku.blogspot.com/\x26vt\x3d4245528034119752170', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Mencintai Orang Yang Spesial... | Wednesday, June 16, 2004


Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah untuk mencintai dan tidak pernah menemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yg kamu rasakan.

Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, satu jam untuk menyukai seseorang, satu hari untuk mencintai seseorang, tetapi membutuhkan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran,dan roomantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka, tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita.

Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai, dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama. Perasaan itu adalah percakapan termanis yg pernah kamu rasakan.

Benarlah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu?? tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada.

Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga!!! Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hati mereka. Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hatimu.

Ada hal yang ingin kamu dengar, tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli walaupun kamu tidak mendengar itu dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya.

Jangan pernah berkata selamat tinggal, jika kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi, bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan.

Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu! Jangan melihat dari kekayaan,itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum. karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah. Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum.

Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu sangat merindukan seseorang, kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk dia. Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang kamu impikan, pergilah kemana kamu ingin pergi, jadilah sesuai keinginan kamu, karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia,cukup cobaan untuk membuat kamu kuat,cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia.

Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain. Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu, mungkin itu menyakitkan orang itu juga. Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, kata-kata yang kasar bisa membuat celaka, kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan, kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan.

Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka.

Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya membuat segala hal yang datang dalam hidup mereka. Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis,mereka yang terluka, mereka yang mencari,mereka yang mencoba.

Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka. Cinta mulai dengan senyuman, tumbuh dengan ciuman dan berakhir dengan air mata. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan.

Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang di sekeliling kamu tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu,jadi ketika kamu meninggal, kamu satu-satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis.

Karena kamu begitu berharga bagi orang di sekeliling kamu, tunjukkanlah cinta dari hatimu dan biarkan sekeliling kamu menyadari bahwa mereka berarti buat kamu dan kamu berarti bagi diri mereka.


*************************
Created at 1:23 PM
*************************

CINTA TAK TERBATAS | Tuesday, June 15, 2004


oleh : Nur Mahmudah Putri


Kadang saya iri melihat orang -orang disekeliling saya,disayangi oleh seseorang?Apalagi dibulan Februari.Di mana-mana nuansa Valentine.Saya memang penganut tiada pacaran sebelum akad ?tapi sebagai manusia kadang timbul juga perasaan ingin diperhatikan secara istimewa.

Saya tidak pernah tahu rasanya candle light dinner. Pun tidak pernah menerima bunga wawar merah.Tidak ada yang menawarkan jaketnya saat saya menggigil kedinginan atau berpegangan tangan sambil melihat hujan meteor.(Deuh,Meteor Garden banget!He.....he).

Yah ,mungkin saya bisa merasakan sekilas hal-hal itu kalau saya sudah menikah. Mungkin mudah-mudahan.Tapi sampai saatnya tiba,bagaimana caranya supaya tidak kotor hati?

Lalu saya pun tersadar tiga kata cinta yang saya rindukan itu sudah sering saya dengar. Orang tua saya selalu mengucapkannya. Memanggil saya dengan sayang? betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti mereka.Mungkin mereka bahkan memanggil saya seperti itu sejak saya sebelum dilahirkan. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa melapangkan mereka ke surga.... Belum tentu bisa jadi kebanggaan.... Jangan-jangan hanya jadi beban....

Tatapan cinta itu juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang menjaga saya yang tengah demam.... Dari ayah yang dulu berhenti merokok agar bisa membeli makanan untuk saya.... Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya ketika dirawat dirumah sakit.... Dari adik yang memeluk saya ketika bersedih. Dari sepupu yang berbagi makanan padahal ia juga lapar.... Dari Orang tua teman yang bersedia mengantar saya pulang larut malam.Betapa seringnya kita tidak menyadari....

Tidak hanya dari mahluk hidup.Kasih dari ciptaan Allah lainnya juga melimpah. Matahari yang menyinari dengan hangat. Udara dengan tekanan yang pas. Sampai dari hal yang mungkin selama ini tidak terpikirkan .Saya pernah membaca tentang planet Jupiter. Sebagai planet terbesar di tata surya kita, Jupiter yang gravitasinya amat tinggi, seakan menarik Bumi agar tidak tersedot kearah matahari. Benda-benda langit yang akan menghantam Bumi juga ditarik oleh Jupiter. Kita dijaga! (Maaf buat anak astronomi kalau salah,tapi setahu saya sich kira-kira begitulah)

Di atas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Duh.... Begitu banyaknya berbuat Dosa, Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup.... Masih membiarkan saya bersujud walau banyak tiada khusyunya. Padahal kalau ia mau, mungkin saya pantas-pantas saja langsung dilemparkan ke neraka Jahannam.... Coba, mana ada sich kebutuhan saya tidak Allah penuhi. Makanan selalu ada. Saya disekolahkan sampai tingkat tinggi. Anggota tubuh yang sempurna. Diberi kesehatan. Diberi kehidupan. Apalagi yang kurang? tapi tetap saja, berbuat maksiat,dosa.... Malu....

Tentu ada ujian dan kerikil di sepanjang kehidupan ini . Tapi bukankah itu bagian dari kasihNya juga? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan? Buat saudaraku yang diuji Allah dengan cobaan, yakinlah bahwa cara itu Allah mencintai kita. Pasti ada hikmahnya.Pasti!

Jadi, selama ini ternyata saya bukan kekurangan cinta. Saya saja yang tidak pernah menyadarinya. Bahkan saya tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni.

Sekarang pertanyaannya, apa yang telah kita lakukan untuk membalasnya? kalau saya,(malu nich.... ) sepertinya masih sering menyakiti orang lain. sadar ataupun tidak sadar. Kalaupun tidak sampai menyakiti, rasanya masih sering tidak peduli dengan orang lain. Apalagi pada Allah... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan saya masih sering menyalahgunakannya, Mata tidak digunakan semestinya.... Lisan kejam dan menyayat-nyayat.... Waktu yang terbuang sia-sia

Kalau sudah seperti ini,rasanya iri pada semua hal-hal yang berbau pacaran pra nikah? hilang sudah. Minimal, berkurang drastislah. Siapa bilang saya tidak dicintai? memang tidak ada yang mengantar-antar saya kemana-mana, tapi Allah mengawal saya disetiap langkah. Tidak ada candle light dinner, tapi ada sebuah keluarga hangat menemani saya setiap makan malam. Tidak ada surat cinta, tapi bukankah Allah selalu memastikan kebutuhan saya terpenuhi? Bukankah itu juga cinta?

Entah cinta yang resmi? itu akan datang di dunia atau tidak. Tapi ingin rasanya membalas semua cinta yang Allah ridhoi. Tulisan ini bukan untuk curhat nasional. Yah, siapa tahu ada yang senasib dengan saya, kita coba sama-sama. Jangan sampai ada cinta halal yang tak terbalas.... (Nur Mahmudah Putri)

Wassalaamu'alaikum wr wb


*************************
Created at 3:33 PM
*************************

Duh, judulnya kok provokatif banget ya? Hmm… nggak juga kok? Lagian kena­pa musti ditutup-tutupi, iya nggak? Masak kita kalah sama yang aktivis pacaran. Mereka sampe nekat over acting di depan banyak orang. Nggak tanggung-tang­gung, mereka cuek aja bermes­raan. Nggak peduli lagi dengan orang di sekitar­nya. Bahkan mungkin ada rasa puas udah bisa ngasih hibu­ran ke orang lain. Hih, dasar!

Lihat aja di angkot, di pasar, apalagi di mal, ada aja pasangan ilegal ini yang nekat melakukan adegan yang bisa bikin orang yang ngeliat merasa muak dan sebel. Aksi nekat dan berani malu memang. Hubungan gelap dan liar!

Pacaran dikatakan hubungan gelap? Ya, sebab, ikatan antara laki-laki dan wanita yang sah dalam pandangan Islam adalah dengan khitbah dan nikah. Nggak ada selain itu. Dengan demikian yang boleh dibilang sebagai hubungan yang terang itu adalah khitbah dan nikah itu. Namun demikian, jangan dianggap bahwa khit­bah sama dengan pacaran islami, lho. Itu salah besar sodara-sodara.

Sobat muda muslim, khitbah dalam bahasa Indonesia artinya meminang. Udah per­nah kenal istilah ini? Jangan sampe kuper ya? Apalagi selama ini, kayaknya banyak juga dari kita yang nggak kenal istilah-istilah islami. Yang kita hapal betul dan udah terformat dalam otak dan pikiran kita adalah istilah dan aturan main yang bukan berasal dari Islam. Jadinya ya pantas aja nggak ngeh, bahkan mungkin nggak kenal sama sekali. Memprihatinkan memang.

Anehnya, kita lebih kenal dan paham istilah pacaran. Akibatnya, sebagian besar dari kita mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maklum, perbuatan itu kan selalu berban­ding lurus dengan pemahaman. Itu mutlak lho, nggak bisa ditawar-tawar lagi.

Ujungnya, ada juga yang kemudian meng­anggap bahwa pacaran adalah semacam akti­vitas wajib bagi orang dewasa, ketika ingin memilih or mencari pasangan hidup. Itu sebab­nya, jangan heran pula kalo ada ortu yang begitu resah dan gelisah ketika menyaksikan anak gadisnya masih menyendiri. Pikiran­nya selalu yang serem-serem. Ujungnya, untuk mengusir perasaan itu, nggak sedikit ortu yang tega ngomporin anaknya supaya nyari pasang­an. Dalam beberapa kasus malah lebih mengeri­kan, ada ortu yang ngasih pernyataan, bahwa siapa pun deh pacar anak gadisnya yang penting laki-laki. Wacksss? Nah lho, apa nggak salah tuh? Tentu salah dong dalam pandangan Islam. Kok nggak disuruh nikah? Kok malah dibiarin pacaran dulu? Waduh. Bahaya Mas! Dan, tentunya ada juga di antara mereka yang menjalani aktivitas itu karena memang nggak tahu hukumnya, alias kagak nyaho, jadinya ya kayak begini ini.

Apa yang kudu dilakukan sebelum khitbah?

Ini ceritanya kalo kita udah serius mau nikah lho. Jadi, untuk temen-temen yang masih SMP or SMU, kayaknya jadikan aja sebagai wawasan ya? Untuk sementara kok. Kali aja nyangkut-nyangkut dikit deh. Biar nggak buta banget. Emang sih kagak enak ati ye, cuma dapet teorinya dong. Praktiknya belum. Tapi nggak apa-apa kan? Kuat nahan aja dulu ya?

Buat para cowok, sebelum kita nekat mengkhitbah pasangan kita. Ada beberapa kri­teria yang kudu jadi patokan kita. Nggak asal aja ya? Pesan kita neh, Jangan keburu-buru. Gunung tak akan lari dikejar. Kalem aja Mas!

Pertama, carilah wanita yang sholihah. Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasulullah saw suatu saat bersabda:Dunia ini sesungguhnya merupakan kesenangan, dan kesenangan dunia yang paling baik adalah seorang wanita yang shalihah (HR Ibnu Majah) Nah, itu pesan nabi kita sobat. Jadi jangan sekali-kali nyari yang bakalan bikin repot buat kita-kita. Pokoke, jangan ambil risiko deng­an memilih gajah, alias gadis jahiliyah. Masak tega-teganya sih kamu milihinhj buat anak-anak kamu nanti ibunya yang amburadul begitu rupa. Dan tentunya biar peluang kamu gede untuk dapetin gadis yang sholihah, maka kamunya juga kudu jaim (jaga imej). Kamu musti taat dan sholeh juga dong. Malu atuh, seorang muslim tapi kelakuannya nyontek abis kaum lain. Mana ada cewek baik-baik mau sama kamu yang begitu. Jadi, dua-duanya emang kudu oke.

Kedua, kalo kamu pengen nyari calon istri, sebelum meminta ke ortunya (mengkhitbah), pastikan calon kamu itu oke punya dong. Utamanya dalam soal agamanya. Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah juga pernah bersabda: Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunan­nya, karena kecantikannya dan karena agama­nya. Tetapi hendaklah kamu memilih wanita yang beragama. Camkanlah hal ini olehmu. (HR. Jamaah kecuali Tirmizi) Betul. Itu bakalan bisa memberikan yang terbaik buat kita. Memang sih, kita kepengen banget dapet pasangan yang wajahnya enak dan sedap dipandang mata. Yang laki barangkali mengkhayal, kali aja dapet istri yang wajahnya kembaran banget ama Shakira or Jessica Alba. Aduh, gimana senengnya kali yee. Begitu juga anak cewek, berharap banget dapet gandengan itu cowok yang mirip-mirip Vaness Wu or Vic Zhou. Wah, bisa-bisa kesetrum tuh.

Tapi tentunya bakalan percuma aja kalo punya gandengan yang tampilannya oke tapi bikin berabe. Karena doi nggak taat sama Allah. Kalo dalam istilah komputer, jangan sampe kita punya pasangan tipe Windows, tampilan luar sih boleh, tapi dalemnya penuh bugs. Wacksss?

Ini berlaku buat kedua belah pihak dong. Yang laki kudu taat, begitu pun yang wanita. Jangan sampe yang wanita nyablaknya minta maaf (bosen pake ampun aja). Gaswat itu. Kalo dalam istilah kom­puter, cewek model gitu katanya tipe moni­tor, genit, senangnya diperha­tiin, suka pamer, padahal belum tentu yang dipamerin bagus.

Oke, paling nggak inilah panduan awalnya sebelum kamu mengkhitbah wanita pujaan hati­mu. Jadi jangan asal aja. Begitu juga kamu yang wanita atau walinya, jangan cuma seneng ngeli­hat cowok atau calon menantunya dari tampilan fisiknya aja, padahal pikirannya amburadul. Inti­nya carilah yang beriman kepada Allah Swt. Abu Nuim mentakhrij di dalam al-Hilyah, 1/215, dari Tsabit al-Banaty, dia berkata: Yazid bin Muawiyah menyampaikan lamaran kepada Abu Darda untuk menikahi putrinya. Namun Abu Darda menolak lamarannya itu. Seseorang yang biasa bersama Yazid berkata, Semoga Allah memberikan kemaslahatan kepa­damu. Apakah engkau berkenan jika aku yang menikahi putri Abu Darda? Yazid menjawab, Celaka engkau. Itu adalah sesuatu yang amat mengherankan.” Temannya berkata, Perkenan­kan aku untuk menikahinya, semoga Allah mem­berikan kemaslahatan kepadamu. Terse­rahlah, jawab Yazid. Ketika Abu Darda benar-benar menikahkan putrinya dengan temannya Yazid itu, maka tersiar komentar yang miring, bahwa Yazid menyampaikan lamaran kepada Abu Darda, tapi lamarannya ditolak. Tapi ketika ada orang lain dari golongan orang-orang yang lemah, justru Abu Darda menerima dan menikahkan­nya. Lalu Abu Darda’ berkata,Aku melihat seperti apa kurasakan di dalam hatiku. Jika ada dua pelamar, maka aku memeriksa rumah-rumah yang dilihatnya bisa menjadi tumpuan agamanya.”

Khitbah saja!

Lho, iya, ngapain dilama-lamain, kalo emang kamu udah merasa cocok dan yakin dengan pilihanmu dengan kriteria seperti disampaikan di atas. Nggak usah ragu Mas, silakan saja. Kalo masih ragu, coba lakukan sholat istikharah. Siapa tahu tambah ragu, eh, sori, bisa bikin yakin hati kamu. Terus kalo udah siap segalanya? Pokok­nya, bagi yang udah siap nikah neh. Jadi memang kalo belum siap or berani untuk nikah, men­dingan jangan mengkhitbah akhwat. Itu bakalan bikin runyam. Oya, gimana sih cara kita melakukan khitbah sama gadis idaman kita?

Nggak susah. Kalo kamu udah siap mental, insya Allah kendala yang lain bisa diatasi. Awalnya, pas kamu dapet kembang yang bisa membikin hatimu kesengsem, dan itu kemudian terus membetot-betot hatimu untuk selalu tentrem kalo mengingat namanya, apalagi sampe ketemu segala. Nah, kalo kamu berani, bilang aja sendiri sama beliau kalo kamu tuh tertarik. Aduh, radikal amat?

Ah, nggak juga tuh. Mudahnya begini. Jurus per­tama, tanya dulu, apakah doi udah ada yang punya atau belum. Soalnya jangan sampe kita meminang pinangan orang lain. Bisa gaswat. Namanya juga orang. Punya hati, dan sangat mungkin sakit hati. Kalo sampe begitu, udah mending kalo cuma digebukin pake omongan, lha kalo sampe digebukin pake pen­tungan besi? Nggak mustahil kalo urusannya bisa langsung ngontak tukang gali kubur kan? J Adalah Abu Hurairah yang berkata: Ra­sulullah saw. bersabda: Seorang laki-laki tidak boleh meminang perempuan yang telah dipinang oleh saudaranya. (HR. Ibnu Majah)

Kalo ternyata gadis itu masih sendiri? Nggak dilarang kalo kamu ngajuin pinangan. Lebih sueneng lagi kalo doi menyambut cinta kita. Aduh enake. Jadi jurus keduanya, langsung datengin ortunya. Minta langsung kepada mere­ka. Tapi jangan ngeper ya? Jangan sampe pas dateng ke rumahnya, begitu pintu dibuka, yang muncul adalah lelaki setengah baya dengan kumis tebel segede ulet jambu, kamu langsung ngibrit balik lagi. Yee… itu sih kebangetan. Hadapi aja. Nggak usah takut. Kata pepatah; segalak-galaknya macan, nggak bakalan berani makan sendal, eh, anaknya sendiri.

Lagian, itu kan boleh dibilang camer (calon mertua), ngapain kudu takut segala. Iya nggak? Sampaikan saja apa maksud kedatangan kamu ke mereka. Bahwa kamu berminat kepada putri mereka, dan serius ingin membina rumah tangga dengannya. Kalo ditolak? Ya, jangan sampe dukun bertindak dong. Itu namanya cinta terpadu, alias terpaksa pakai dukun. Nggak boleh. Kalem aja. Sabar. Kembang tak hanya setaman. Ceileee.. menghibur diri, padahal mah hati serasa kompor meledug! Jadi intinya, kamu mengkhitbah akhwat pujaan hatimu itu langsung ke ortunya. Tentu­nya setelah oke dengan doi dong. Kenapa kudu menyampaikan ke ortunya? Lho, itu kan walinya. Sebab seorang gadis itu dalam pengawasan walinya. Karena walinya (ayah, dan sau­dara dari ayahnya), bertanggung jawab penuh. Terus selain meminta kepada ortunya, dan jika ortu udah oke, boleh nggak melihat calon istri kita? Misalnya, untuk memastikan apakah telinganya masih utuh ada dua-duanya ataukah tidak. Karena kan selama ini nggak kelihatan ditutupi kerudung terus. Intinya, jangan sampe kita beli karung dalam kucing, eh, beli kucing dalam karung. Yup, boleh melihat kok. Tapi bukan seluruh tubuhnya. Bisa gawat!

Anas bin Malik berkata: Mughirah bin Syubah berkeinginan untuk menikahi seorang perempuan, lalu Rasulullah memberi nasihat kepadanya: Pergilah untuk melihat perempuan itu, karena dengan melihat itu akan memberikan jalan untuk lebih dapat membina kerukunan antara kamu berdua Lalu ia pun melaku­kannya, kemudian menikahi perempuan itu, dan ia menceritakan tentang kerukunan dirinya dengan perempuan itu. (HR. Ibnu Majah)

Sobat muda muslim, kayaknya kalo diba­has terus bakalan asyik juga ya? Tapi sayang, buletin ini nggak cukup menampung semua per­soalan itu. Jadi intinya, bagi kamu yang udah siap moril, materiil, maupun onderdil, segera saja menikah. Mau khitbah dulu juga boleh. Tapi jangan lama-lama. Dan inget, kalo pun udah khitbah, kamu kudu tetep menjaga batasan dalam bergaul. Kan, tetep aja belum sah jadi suami-istri. Makanya, cepetan nikah aja! Dan buat kamu yang masih SMP or SMU, jadikan aja ini sebagai wawasan awal ya? Biar ngeh juga. Jadi, hindari pacaran dan fokus belajar. Untuk yang udah mapan, langsung nikah sajalah. Ya, kalo nikah itu halal, buat apa pacaran? Iya nggak?

Soal Rizki? Dari Allah. Firman Allah Swt.: Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antaramu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampu­kan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (TQS an-Nûr [24]: 32)

Rasulullah saw. bersabda: Ada tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah Swt: Seorang Mujahid di jalan Allah, Mukatab (budak yang membeli dirinya dari tuannya) yang mau melu­nasi pembayarannya, dan seorang yang kawin karena mau menjauhkan diri dari yang haram (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Jadi begitu sobat. Paham kan?

_______________________________________

*************************
Created at 10:10 AM
*************************

Di khitbah? Wow, suka dong. Yup, ini adalah artikel sekuel-nya tentang khitbah. Kalo minggu kemarin kita ngajak yang cowok untuk mengkhitbah, sekarang, biar adil, kita mencoba ngajak anak puteri untuk bersikap bijak seandainya ada anak cowok yang nekat mengkhitbah dirinya. Gimana, setuju kan?
Oke deh, yang baca edisi kemarin insya Allah bakalan klop kalo kita ajak ngomongin yang satu ini. Bagi yang ketinggalan baca edisi kemarin, mohon pinjem saja sama temennya. Pokoke, ini ceritanya khusus buat temen-temen yang emang udah siap segalanya. Jadi sekali lagi, bukan ditujukan buat kamu yang masih SMU, apalagi SMP. Bagi kamu-kamu yang masih ke sekolahnya pake seragam, jadikan aja sebagai wawasan untuk jaga-jaga. Siapa tahu nanti kamu membutuhkan bimbingan, tul nggak?

Nah, ngomongin soal khitbah berarti kita sedang bicara tentang cinta. Khususnya tentang sarana untuk menyalurkan rasa cinta ini dengan baik. Memang sih, kalo lihat temen-temen remaja yang lain, kalo di antara mereka saling jatuh cinta, biasanya langsung diwujudkan dengan pacaran. Dan ini kita pikir udah pada tahu semua gimana sih rasanya, or ngelihat orang yang sedang pacaran. Mesra dan ah, nggak usah diterusin deh. Tapi inget lho, pacaran itu kan cara penyaluran rasa cinta yang diharamkan oleh Allah Swt.

Oya, seperti yang udah kita baca di edisi kemarin, khitbah adalah pernyataan seorang lelaki kepada wanita yang disukainya untuk serius menikahinya. Dan ini disampaikan kepada ortunya. Tentu setelah kita udah sama-sama janjian dong. Kalo nggak, bisa gaswat. Jadi khitbah boleh dibilang nandain calon kita. Pokoknya diiket dulu deh, sebelum akhirnya dinikahi.

Nah, kadangkala, anak puteri yang akhirnya kebingungan. Kalo kemarin kita bahas anak cowok yang bimbang dan kurang pede untuk mengkhitbah akhwat, kita kasih support supaya mantap dan berani, sekarang kita coba nemenin anak puteri untuk bersikap bijaksana dalam menghadapi pinangan anak cowok.

Berdasarkan pengalaman neh, paling nggak ada beberapa masalah yang dihadapi anak puteri dalam urusan ini. Misalnya, ketika datang anak cowok yang berani menyatakan keseriusannya untuk menikah dengannya, adakalanya anak puteri suka keder menghadapai ini. Sebab, tak selamanya begitu mendapat pinangan langsung seneng. Kenapa? Bisa jadi kasusnya adalah begini; ada orang yang meminang dirinya, tapi ternyata nggak sesuai dengan kriteria pria idamannya. Kan itu bikin bingung. Maksud hati berharap yang datang tipe Arjuna, eh, yang berani dan nekat ngedatengin malah tipe Rahwana. Karuan aja bak serasa disamber petir. Waduh, gimana cara menolaknya? Apalagi ortu juga turut campur, makin berabe aja tuh.

Masalah lain yang biasanya terjadi adalah, begitu ada anak cowok yang berminat sama kita, eh, kitanya masih pada sekolah or kuliah. Wah, itu bikin masalah juga ya? Mungkin kalo yang udah kuliah nggak terlalu bermasalah, asal pandai ngasih keyakinan sama ortu, karena memang kalo udah kuliah boleh nikah. Itu bedanya dengan yang masih sekolah di SMU. Paling nggak itu berdasarkan aturan main di negeri ini. Karena dalam Islam nggak begitu kok. Boleh-boleh aja asal udah pada baligh.

Masalah lainnya apa? Kita udah sama-sama oke dengan pasangan kita, eh, ortu kita malah nggak setuju. Mending kalo alasannya bisa dipertanggung jawabkan secara ajaran Islam, kadangkala hanya persoalan nasab, harta, status sosial, dan seabrek masalah yang nggak perlu dijadikan sebagai paramater untuk membina sebuah rumah tangga. Tapi walau bagaimana pun juga itu adalah masalah yang kudu diselesaikan dengan tuntas.
Ngomong-ngomong, jadi gimane neh kalo kamu dikhitbah?

Jangan repot-repot; terima!
Wacksss? Sembarangan, main terima aja. He..he..he.. ini ceritanya kalo memang udah sreg gitu lho. Apalagi ortu kita setuju. Kita dan anak cowok itu juga sama-sama aktivis pengajian. Wah, itu sih jangan dilama-lamain, mending segera terima pinangan dan nikah. Duh, enak banget ya kalo itu terjadi sama kita-kita. Jelas aja, itu kan kondisi ideal.

Oya, kita ngasih saran begini bukan ngebelain anak cowok lho. Tapi kita mencoba memberikan gambaran buat kamu-kamu anak puteri. Seperti halnya anak cowok, yang puteri juga jangan pilih-pilih deh. Maksudnya, menggunakan pilihan yang nggak perlu. Seperti, menentukan bahwa calon suaminya kudu pandai bahasa Arabnya, kudu sekufu dalam hal status sosial (kalo kita sarjana, ya, calon suami kita juga kudu sarjana), terus minimal punya wajah yang nggak kalah ganteng dengan para personelnya Westlife, udah gitu harus keturunan ningrat, lagi. Wah, itu keberatan sama kriteria, bisa-bisa jadi keburu tue Non, karena kriterianya ideal banget.

Uppsss.. sori, kita nggak nuduh lho, tapi mengingatkan. Apalagi kamu udah tahu kalo yang berminat sama kamu itu orangnya berakhlak mulia dan pengetahuan agamanya oke. Cuma kurangnya, seperti yang tadi disebutkan. Jadi, sebetulnya nggak bijaksana dong kalo kamu menolak, dan kayaknya nggak pantes. Apalagi sih yang mau diharapkan? Iya nggak?

Lagipula, kriteria pemilihan yang berlaku buat kaum lelaki, juga berlaku buat anak puteri. Umar r.a. pernah berkata: Janganlah kalian menikahkan puteri kalian dengan lelaki yang buruk perangainya, karena kriteria-kriteria yang berlaku pada laki-laki juga berlaku bagi perempuan.

Dan buat para ayah serta walinya anak puteri, kudu waspada. Firman Allah Swt.: Dan janganlah kamu nikahkan wanita-wanita mukminat dengan pria-pria musyrik sebelum mereka beriman. (TQS al-Baqarah [2]: 221)

Tapi kita yakin kok, bahwa kamu yang puteri juga udah ngeh dan nggak salah pilih dalam menentukan kriteria. Kalo yang dateng itu orangnya sholeh dan berakhlak mulia, biasanya temen puteri juga langsung nyetel aja. Iya nggak? Tapi kalo memang nggak sreg. Namanya juga manusia ya? Ada aja keinginan lebih dari itu. Dan keinginan itu boleh-boleh aja kok. Sebab yang namanya perasaan itu susah sih. Kudu bener-bener ada getaran yang, gimanaaa gitu… Aduh, sulit menjelaskan dengan kata-kata atau tulisan.

Kalo kejadiannya kayak gitu, kamu boleh aja nolak. Tapi kudu baik-baik ya. Anak cowok juga sama punya perasaan. Jadi kalo kamu nolak pinangan, ya jangan dipublikasikan ke orang lain dong. Apalagi sampe bangga segala, dan menganggap pasaran kamu naik karena kamu jual mahal. Wah, itu nggak baik, Non.

Boleh nggak wanita menawarkan diri?
Wah, nekat amat? Nggak juga tuh. Memang sih umumnya wanita bersikap pasif. Artinya nungguin ada yang meminang dirinya. Tapi Islam membolehkan lho, wanita menawarkan diri kepada seorang laki-laki untuk dijadikan istri. Pada masa Rasulullah saw. ada perempuan yang pernah melakukannya seperti diriwayatkan dalam hadis berikut: Dari sahl bin saad, bahwa Rasulullah saw. pernah didatangi oleh seorang perempuan, lalu ia berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya saya menyerahkan diri kepada Tuan. Ia berdiri lama sekali, kemudian tampil seorang laki-laki dan berkata: Ya Rasulullah, kawinkanlah saya dengan perempuan ini seandainya tuan tidak berhasrat kepadanya (HR Bukhari)

Nah, jadi silakan saja, kalo emang kamu berkenan untuk melakukan itu. Nggak dilarang kok. Memang sih, tradisi yang ada di sini, mengharuskan wanita bersikap pasif. Kalo ada yang agresif, malah mungkin dianggap kenapa-napa. Jadi dari segi hukum boleh-boleh aja. Mau? Silakan dicoba. He..he..he..

Kalo ortu yang bikin masalah?
Nah, ini juga jadi persoalan Non. Untuk urusan ini adakalanya gampang-gampang susah. Tapi jangan sedih. Tenang aja. Misalnya, kamu dijodohin sama ortu kamu. Padahal kamu nggak suka sama lelaki yang dipilihin sama ortumu. Sebenarnya kamu bisa aja nolak. Boleh kok.

Dari Ibnu Abbas bahwa seorang gadis datang kepada Rasulullah saw. lalu ia menceritakan kepada beliau tentang ayahnya yang mengawinkannya dengan laki-laki yang ia tidak sukai. Maka Rasulullah menyuruh dia untuk memilih (menerima atau menolak). (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Daruquthni)

Begitu Non. Tapi tentunya kamu menyampaikan kepada ortu dengan baik-baik pula. Nggak boleh sambil marah-marah. Jadi, mau nerima silakan, mau nolak juga nggak masalah. Semua diserahkan kepada kamu, kok. Dan cuma kamu yang berhak menentukan pilihan. Bukan orang lain.

Dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya, ia berkata: Seorang gadis datang kepada Rasulullah saw. lalu katanya: Sesungguhnya ayahku mengawinkan aku dengan anak saudaranya, agar dengan begitu terangkat martabatnya. Kata Abdullah: Lalu Rasullah saw. menyerahkan urusannya kepadanya. Dan katanya: Saya mengizinkan tindakan ayahku kepadaku. Tetapi yang aku kehendaki yaitu memberitahu kepada kaum wanita bahwa bapak-bapak itu tidak mempunyai apa-apa dalam urusan ini (perkawinan). (HR Ibnu Majah yang dikutip dalam kitab Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq)

Kalo udah jadian dikhitbah?
Wah, alhamdulillah atuh. Tapi inget, khitbah adalah semacam pintu’ menuju nikah. Jadi belum sah ngapa-ngapain. Memang sih, mentang-mentang anaknya udah ada yang meminang, suka ada ortu yang membiarkan anaknya bebas kemana-mana bareng tunangannya. Wah, kalo gitu apa bedanya dengan pacaran? Itu kan sama aja gaul bebas. Dan jelas berdosa dong. Haram lho.
Nah, kalo emang kamu udah kebelet mendingan nikah aja langsung. Nggak usah ditunda-tunda lagi. Lebih save. ‘Penyakit’ orang yang udah punya tempat untuk berbagai cerita, biasanya pengennya ketemu melulu. Celakanya, kalo terus-terusan ketemu, nggak ada jaminan kalo iman kamu juga makin menipis. Jangan heran kalo kemudian malah berzina. Ih, naudzubillahi min dzalik.

Memang sih, kalo kamu udah jadian dikhitbah, berbicara or kirim-kirim surat dengan calonmu nggak dilarang. Sah-sah saja. Tapi inget, jangan keterusan. Bisa gaswat. Jangan-jangan nanti kamu sulit ngebedain antara rasa suka dengan nafsu bisikan iblis. Celaka!

Kita sih menyarankan kalo udah oke mending segera nikah aja. Meski memang waktu dari khitbah ke nikah itu nggak ditentukan dengan jelas, artinya mau 50 tahun lagi nikah juga boleh (ih, udah jadi nenek-nenek dong? Ya, salah sendiri he..he..). Tapi meski demikian, alangkah utamanya kalo kamu segera menikah saja.

Pesan buat yang masih sekolah
Memang asyik ya kalo bicara soal cinta dan pernikahan. Jujur saja, hampir semua orang seneng ngomongin ini. Tapi inget, karena kita yakin neh, mayoritas pembaca buletin ini adalah masih anak sekolah, jadi jangan keburu sregep dapat pembahasan seperti ini.

Pesan kita, jadikan saja ini sebagai tambahan wawasan buat kamu. Dan kita yakin kok, bahwa kamu udah bisa membedakan mana yang prioritas dan mana yang bisa ditunda. Iya nggak? Sekarang fokus belajar, dan jangan nekat pacaran. Kita juga nggak abis pikir sama kondisi masyarakat dan negara sekarang ini; gaul bebas dimudahkan, tapi nikah malah dipermasalahkan. Kebalik-balik memang. Oke, jangan lupa, tetep semangat mengkaji Islam! :)

_______________________________________

*************************
Created at 10:08 AM
*************************

Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam Islam yang namanya 'kufu' ( layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak memilihkan jodoh untuk putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling umum dikalangan para ulama adalah seagama.

Namun makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga merupakan makna yang tidak bisa dinafikan, dengan demikian PROSES MEMILIH ITU TERJADI PADA PIHAK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN. Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri. Aisyah Ra berkata, "Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka hendaknya dia melihat dimanakah kehormatannya akan diletakkan"

Rasulullah pun bersabda, "Barang siapa yang menjodohkan kehormatannya dengan orang yang fasik maka dia telah memutus rahimnya" (HR Ibnu Hibban). Nabi juga pernah memberikan pertimbangan kepada seorang sahabiyah yang datang kepadanya seraya minta pertimbangan atas dua orang yang akan melamarnya, lalu Nabi menjawab, "Adapun Muawiyah bin Abi sufyan dia sangat ringan tangan (alias gampang memukul), adapun yang lainnya adalah orang yang fakir tidak memiliki harta yang banyak." Lalu Nabi menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah.

Dan untuk memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka KEMANTAPAN YANG ADA ITULAH YANG INSYA ALLAH MERUPAKAN PETUNJUK-NYA, DAN ITULAH YANG LEBIH DIIKUTI. Tetapi perlu diingat, bahwa informasi yang dominan pada diri seseorang sering yang lebih berpengaruh terhadap istikhorah, oleh karena itu perlu dilakukan berkali-kali. Dan untuk membedakan apakah itu keputusan yang dominan adalah selera semata atau dominasi istikharah agak sulit, kecuali dengan berkali-kali, sekalipun salah satu tanda bahwa itu adalah petunjuk dari Allah adalah dimudahkannya urusan tersebut, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya alamat yang mutlak.

Juga apabila persoalan apakah diri kita jual mahal atau tidak tergantung pada niat dan representasinya, karena itu Rasulullah menegaskan, "Sesungguhnya segala pekerjaan membutuhkan niat dan pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi oleh niat. Barang siapa yang niatnya kepada Allah maka dia (dalam representasinya) akan sesuai dengan Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang niatnya kepada dunia atau wanita maka (representasinya) akan sesuai apa yang diniatkan" (Muttafaq alaih).

Untuk menghindarkan tuduhan itu maka buktikan dalam representasi kita sehari-hari, sebagai contoh bahwa tuduhan itu akan benar jika memang salah satu kebiasaan kita adalah chatting dengan teman-teman baru yang notabenenya lebih banyak para laki-laki untuk seorang perempuan, dan sebaliknya, berbeda misalnya kalau teman yang kita ajak chatting adalah para wanita atau dalam bahasa yang digunakan bersifat umum, tidak ada yang rahasia sehingga tidak khawatir kalau harus dibaca orang. Ini hanya sekelumit contoh yang barangkali kurang tepat untuk yang bingung memilih pasangannya. Tapi ada hal yang cukup penting untuk diketahui bahwa UNTUK MENGENAL SESEORANG TENTU TIDAK CUKUP DENGAN BERKOMUNIKASI SESAAT.

Pernah suatu hari Sahabat Umar bin al-Khattab mendengar seseorang memuji orang lain hingga Umar agak merasa keheranan lalu Umar bertanya, "Apakah kamu pernah bepergian dengannya?" Jawab orang tadi, "Belum." "Apakah kamu pernah bertransaksi dengannya?" Jawab orang tadi, "Belum." "Apakah kamu pernah bertetangga dengannya?" Jawab orang tadi, "Belum." "Apakah kamu pernah melihatnya dia melakukan shalat?" Jawab orang tersebut, "Ya, aku melihat dia rajin shalat, menunaikannya sesuai dengan waktunya." Lalu kata Umar, "Kalau begitu anda belum kenal dengan baik orang tersebut." Tetapi untuk mengenali tiga poin pertama dari empat poin tersebut bisa dilakukan dengan cara MENANYAKAN ORANG YANG PALING DEKAT DENGANNYA, DAN YANG DAPAT DIPERCAYA.

Adapun bila kita dihadapkan suatu pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik baginya, meskipun PILIHAN TERBAIK BAGINYA TIDAK SELALU IDENTIK DENGAN PILIHAN YANG TERBAIK BAGI UMUM, KARENA SESEORANG TENTU MEMILIKI PERTIMBANGAN YANG SANGAT KHUSUS YANG TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN.

Dari uraian diatas, kebingungan untuk memilih pasangan hidup dapat diatasi dengan beberapa tips berikut ini,

pilihlah karena agamanya,
kenali dengan cara menanyakan kepada orang yang paling dekat dengannya dan dapat kita percaya,
letakkan niat pada tempat yang benar, karena segala perbuatan membutuhkan dan sangat dipengaruhi niat,
sholat istikhorah untuk mohon petunjuk kepada Allah juga patut dilakukan,
apabila semua ini telah dilakukan, maka pasrahkan diri kepada Allah SWT akan keputusan-Nya, jangan keluh kesah, karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah,
dan terakhir, jangan bosan untuk berbekal ilmu pernikahan :), karena berbekal ilmu adalah lebih baik daripada tidak membekali diri pada saat masuk ke dunia yang baru.
Masalah jodoh hanya Allah yang tahu, siapa pasangan kita sebenarnya, itulah rahasia Allah. Kita hanya diminta untuk berusaha, dan Allah-lah penentunya, terkadang Dia menentukan pilihan-Nya itu diluar dugaan dan rasio kita sebagai seorang manusia, tapi itulah ketentuan Allah. Jika memang harus menerima kenyataan di luar kehendak kita, maka ingatlah untuk tidak sembarangan memberikan cinta kepada siapapun, karena kadar cinta kita kepada Allah harus lebih tinggi dari itu semua. Yang terbaik menurut Allah, itulah yang paling utama.

Selamat berjuang akhi, selamat berjuang ukhti..., mulailah dengan bismillah dan niat yang benar, insya Allah, ridho-Nya akan selalu menghampiri, dan semoga Allah selalu memudahkan urusan antum.

Wallahu alam bi showab,



=====
Author: Abu Aufa
Maraji': Konsultasi Ustadz Bukhori Yusuf, Lc, MA dan Ustadz M. Ihsan Tandjung, Lc

*************************
Created at 10:01 AM
*************************

Author: Abu Aufa


Duhai suamiku...
Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan.

Suamiku.....
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.

Duhai Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini...
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Amin ya rabbal alamin.

*************************
Created at 9:58 AM
*************************

Pendiam. Murah senyum. Lebih sering mendengar ketimbang berbicara. Tapi, sekali berkata, banyak orang terpengaruh. Juga terperangah. Pertama kali saya berkenalan, ia nampak biasa-biasa saja. Saya mengoceh, bahkan sok menggurui. Ia hanya diam dan menyimak.

Dalam banyak pertemuan, ternyata ia menjadi nara sumber. Jika tidak, selalu ada waktu yang disediakan untuknya. Untuk memberikan kata-katanya. Artinya, ia tergolong orang yang diminta bicara. Sambutan dan tanggapan darinya selalu dinanti. Kata-katanya menyentuh. Sarat hikmah. Penuh perhitungan. Di sela-sela kalimatnya, senantiasa mengalir satu dua ayat al Qur'an. Karena itu, teman-teman tiada pernah bosan mendengarkannya berbicara. Sekarang barulah saya sadar, ternyata dia orang hebat. lelaki impian.

Mendengar azan, tubuhnya langsung melesat menuju sumber bunyi. Apapun kondisinya. Dengan gagah ia duduk bersimpuh di shaf terdepan. Tangannya memegang mushaf. Matanya menatap tajam ke setiap ruas-ruas ayat. Khusyu'

Di sisi lain, berkumpul padanya sumber-sumber ancaman. Fitnah. Ia memiliki kesenangan dunia yang menggiurkan. Dan, menggoda. Betapa tidak, wajahnya tampan. Anak orang kaya. Bapaknya pejabat negara. Termasuk salah satu jajaran elit pemerintahan. Ditambah otaknya yang cerdas. Bicaranya memukau dan menyentuh. Dengan semua itu, surga dunia menghampar di hadapannya. Pintu popularitas terbuka lebar. Dalam kamus kehidupan, betapa semua nikmat ini sangat potensial menutup akselerasi hidayah. Segala kemungkinan-kemungkinan untuk terhalang dari hidayah ada pada dirinya.Tapi, ia tetap ia.

Semua gelombang fitnah itu dialihkannya ke dalam pintu-pintu hidayah. Seringkali rekan dan adik-adiknya tersadar dengan sikap dan kepribadiannya. Walau ada kekurangan, kita perlu melihat sisi positif padanya. Pada siapa saja. Agar muhasabah lebih dominan dari hujatan dan kritik.

Dalam sejarah, Mush'ab bin Umair ra. terpilih menjadi delegasi pertama Rasulullah Saw. Ia mendapat kehormatan menghandle tugas Nabi di Madinah, menjadi duta luarbiasa dan berkuasa penuh. Ternyata ia diutus bukan karena retorika ansich. Ada yang menarik dari perjalanan hidupnya. Yakni, proses berislamnya yang mengagumkan. Sahabat ini termasuk orang-orang yang berani mengambil keputusan hijrah. Berani berubah. Dan, siap sabar menjalani masa peralihan. Lalu, dengan tegap merubah haluan kehidupannya. Padahal, sebelum hijrah, segala fasilitas duniawi terbentang untuknya. KARENA HIJRAH, IA PUN TERHORMAT.

Lalu, kita mengenal sosok Uwais al-Qorniy. Lelaki yang takut terkenal. KITA DAPATI KETERBATASAN YANG DIMILIKINYA TIDAK MAMPU MEREDAM ANTUSIAS UMAR AL-FARUK YANG SELALU MENCARI-CARI KEBERADAANNYA. Umar merindukannya. Walau ia sangat sederhana dan terbatas. Sayangnya, orang seperti Uwais sulit terdeteksi. Bisa jadi hanya orang seperti Umar saja yang mampu melihat dan menghormati sosok seperti Uwais.

Kita dan umat ini begitu membutuhkan pasokan orang-orang seperti mereka. Mereka begitu handal menceramahi kita dengan kenyataan. Dengan qudwah. Pesan-pesan sampai tidak melalui kata-kata. Atau, selaras dengan ungkapan Muhammad Ahmad Rasyid,



---------------------------------
Original Title : Lelaki Impian
Author : Suhartono TB
Editor : Abu Aufa

*************************
Created at 9:54 AM
*************************

ABSTRACT:
Mungkin ada diantara kita selaku orangtua yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan psikoseksual remaja. Kita 'malu' menyampaikan kebenaran, padahal itu adalah kewajiban kita untuk menyampaikannya dan hak mereka untuk mengetahuinya. 'Ayah, bolehkah berpacaran?' mungkin salah satu pertanyaan yang lambat laun akan menyergap kita. Salah satu jawaban yang cerdas, memuaskan dan tepat, mungkin dapat kita simak dari artikel di bawah ini.

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memberikan yang terbaik kepada putra-putri kita, yaitu pendidikan yang baik dan adab yang mulia.
------------------------------------------------------------------

Seorang ayah, bila ia mempunyai putra yang beranjak remaja, lambat atau cepat ia akan disergap oleh pertanyaan seperti ini: 'Ayah, bolehkah berpacaran?' Pengertian 'berpacaran' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bercintaan, berkasih-kasihan.

Sebagai Ayah yang baik, kita sudah seharusnya sejak jauh hari berusaha menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tak terduga seperti itu. Namun seringkali kita tidak siap dengan jawaban ketika pertanyaan tadi terlontar dari mulut anak kita. Seorang ayah mempunyai posisi strategis. AYAH TIDAK SAJA MENJADI PEMIMPIN BAGI KELUARGANYA, SEORANG AYAH JUGA SEHARUSNYA BISA MENJADI TEMAN BAGI ANAK-ANAKNYA, MENJADI NARASUMBER DAN GURU BAGI ANAK-ANAKNYA.

'Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yang lebih baik dari pada (pendidikan) yang baik dan adab yang mulia.' (HR At-Tirmidzy)

'Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan ...' Ibnu Qayyim.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertangungjawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR Muslim).

Ada sebuah contoh yang datangnya dari keluarga Pak Syamsi. Ketika Iwan anak remajanya bertanya soal berpacaran, Pak Syamsi yang memang sudah sejak lama mempersiapkan diri, dengan santai memberikan jawaban seperti ini: 'Boleh nak, sejauh berpacaran yang dimaksud adalah sebagaimana yang terjadi antara Ayah dan Bunda' Pak Syamsi menjelaskan kepada Iwan, bahwa berpacaran adalah menjalin tali kasih, menjalin kasih sayang, dengan lawan jenis, untuk saling kenal-mengenal, untuk sama-sama memahami kebesaran Allah di balik tumbuhnya rasa kasih dan sayang itu. Oleh karena itu, berpacaran adalah ibadah. Dan SEBAGAI IBADAH, BERPACARAN HARUSLAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN ALLAH, YAITU DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN.

Di dalam sebuah Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya.' 'Di luar ketentuan tadi, maka yang sesungguhnya terjadi adalah perbuatan mendekati zina, suatu perbuatan keji dan terkutuk yang diharamkan ajaran Islam (Qs. 17:32).

Allah SWT telah mengharamkan zina dan hal-hal yang bertendensi ke arah itu, termasuk berupa kata-kata (yang merangsang), berupa perbuatan-perbuatan tertentu (seperti membelai dan sebagainya).' Demikian penjelasan Pak Syamsi kepada Iwan anak remajanya.

"DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, ANANDA BISA BERPACARAN DENGAN BEBAS DAN TENANG, BISA SALING MEMEMBELAI DAN MENGASIHI, BAHKAN LEBIH JAUH DARI ITU, YANG SEMULA HARAM MENJADI HALAL SETELAH MENIKAH, YANG SEMULA DIHARAMKAN TIBA-TIBA MENJADI HAK BAGI SUAMI ATAU ISTRI YANG APABILA DITUNAIKAN DENGAN IKHLAS KEPADA ALLAH AKAN MENDATANGKAN PAHALA." Demikian penjelasan pak Syamsi kepada Iwan.

"Namun jangan lupa," sambung pak Syamsi, "ISLAM MENGAJARKAN DUA HAL YAITU MEMENUHI HAK DAN KEWAJIBAN SECARA SEIMBANG. DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, KITA TIDAK SAJA BISA MENDAPATKAN HAK-HAK KITA SEBAGAI SUAMI ATAU ISTERI, NAMUN JUGA DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN, MENAFKAHI DENGAN LAYAK, MEMBERI TEMPAT BERNAUNG YANG LAYAK, DAN YANG TERPENTING ADALAH MEMBERI PENDIDIKAN YANG LAYAK BAGI ANAK-ANAK KELAK ..."


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang yang membina anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha' ... (HR At-Tirmidzy).

"Nah, apabila ananda sudah merasa mampu memenuhi kedua hal tadi, yaitu hak dan kewajiban yang seimbang, maka segeralah susun sebuah rencana berpacaran yang baik di dalam sebuah lembaga perkawinan yang dicontohkan Rasulullah..." Demikian imbuh pak Syamsi.

Seringkali kita sebagai orangtua tidak mampu bersikap tegas di dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang sangat berhubungan dengan perkembangan psikoseksual remaja. Seringkali kita 'malu' menyampaikan kebenaran yang merupakan kewajiban kita untuk menyampaikannya, sekaligus merupakan hak anak untuk mengetahuinya. Sebagai anak, seorang Iwan memang harus mempunyai tempat yang cukup layak untuk menumpahkan aneka pertanyaannya. Sebagai lelaki muda, yang ia butuhkan adalah sosok ayah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan cerdas, memuaskan, dan tepat. Seorang ayah yang mampu menjawab pertanyaan bukan dengan marah-marah. Berapa banyak remaja seperti Iwan diantara kita yang tidak punya tempat bertanya yang cukup layak?

Bagi seorang Iwan, sebagaimana dia melihat kenyataan yang terjadi di depan matanya, berpacaran adalah memadu kasih diantara dua jenis kelamin yang berbeda, sebuah ajang penjajagan, saling kenal diantara dua jenis kelamin berbeda, antara remaja putra dengan remaja putri, yang belum tentu bermuara ke dalam lembaga perkawinan. Hampir tak ada seorang pun remaja seperti Iwan yang mau menyadari, bahwa perilaku seperti itu adalah upaya-upaya mendekati zina, bahkan zina itu sendiri!

Celakanya, hanya sedikit saja diantara orangtua yang mau bersikap tegas terhadap perilaku seperti ini. Bahkan, seringkali sebagian dari orangtua kita justru merasa malu jika anaknya yang sudah menginjak usia remaja belum juga punya pacar. Sebaliknya, begitu banyak orangtua yang merasa bangga jika mengetahui anaknya sudah punya pacar. 'Berapa banyak kejahatan yang telah kita buat secara terang-terangan ...?'

Di sebuah stasiun televisi swasta, ada program yang dirancang untuk mempertemukan dua remaja berlawanan jenis untuk kelak menjadi pacar. Di stasiun teve lainnya ada sebuah program berpacaran (dalam artian perbuatan mendekati zina) yang justru diasosiasikan dengan heroisme, antara lain dengan menyebut para pelakunya (para pemburu pacar) sebagai "pejuang." Dan bahkan para "pejuang" ini mendapat hadiah berupa uang tunai yang menggiurkan anak-anak remaja. Perilaku para "pejuang" ini disaksikan oleh banyak remaja, sehingga menjadi contoh bagi mereka.

Makna pejuang telah bergeser jauh dari tempatnya semula. Seseorang yang melakukan perbuatan mendekati zina disebut "pejuang." Hampir tidak pernah kita mendengar ada seorang pelajar yang berprestasi disebut pejuang. Jarang kita dengar seorang atlet berprestasi disebut pejuang.


*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa



--------------------------
Original Title: Ayah, Bolehkah Berpacaran?
Author: Tontowy Djauhari Hamzah (hamzahtd@indo.net.id)
Sumber: Alhikmahdotcom

*************************
Created at 9:43 AM
*************************

Gedubrak! Waduh, kayaknya ada yang tersungging neh. Utamanya mereka yang menyandang titel 'jomblo' alias belum dapat gandengan. Maklum, anak muda sekarang kayaknya gerah banget kalo udah SMU belum pacaran. Apalagi yang udah kuliah masih ngejomblo. Walah, rasanya jadi makhluk paling hina sedunia deh. Lebih bencana lagi kalo digelari STMJ, alias semester tujuh masih jomblo. Watauw.. perih nian hati ini (backsound: kasihan deh gue) ?

Sobat muda muslim, persoalan nyari pasangan kayaknya udah jadi menu wajib remaja. Kalo dulu, waktu kakek atau ortu kita remaja, untuk menyatakan cinta pertama kali kepada gadis pujaannya kayaknya diem-diem tuh. Soalnya, kalo ditolak kan nggak ada yang tahu. Malu atuh euy kalo ketahuan sama orang. But, remaja sekarang lebih agre tuh. Cuek aja lagi menyatakan cintanya kepada lawan jenis. Yang cowok sregep, yang cewek juga berani malu. Udah gitu, nekat ambil risiko kalo cintanya ditolak. Pokoke, pede abis bo...!

Nggak percaya? Silakan tongkrongin acara Katakan Cinta di RCTI. Di episode pertama saja ada adegan yang sebetulnya nekatz bin konyol. Sebut saja Seto, pelajar SMU, tampak deg-degan ketika akan berangkat sekolah. Hari itu dia berencana akan menyatakan cinta pada Dilla dengan kado spesial. Sudah lama remaja ini menaruh hati pada rekan sekelasnya. Ketika bel tanda istirahat berbunyi, Seto langsung menghampiri Dilla, dan mengungkapkan isi hatinya. Dilla sangat terkejut dan kelabakan. Dengan berat hati, Dilla menolak cinta Seto. Semua adegan itu direkam tanpa sepengetahuan Dilla. Pengalaman sama juga terjadi pada Adhit, seorang mahasiswa. Cara Adhit menyatakan cinta pada Anggi lebih nekad dibanding Seto. Dia menyatakan cinta di acara Jazz Goes To Campus 2002, lewat pengeras suara, hingga diketahui orang banyak. Wacks?

Bener, itu bukan sulap bukan sihir. But, itu sebuah program yang tayang di RCTI dengan format light entertainment berdurasi 30 menit yang mengupas kehidupan remaja. Segmennya ada dua; Menyatakan Cinta dan High Quality Jomblo. Nyang biasa mantengin acara ini kayaknya udah nggak asing lagi. Jangan-jangan bakalan ikut audisi juga neh? ? Uppss.. gaswat!

"Saat ini memang sudah banyak acara remaja. Tapi yang dikupas hanya sebatas aktivitasnya saja. Sedangkan yang mengekspresikan perasaan mereka, belum ada," ujar Fanny Rahmasari, Produser Katakan Cinta. Lewat acara ini, Fanny berharap remaja semakin memahami akan pentingnya cinta. "Lewat segmen High Quality Jomblo, kami berusaha menghilangkan kesan jomblo itu negatif. Siapa tahu lewat acara ini malah mendapat gandengan," tambah Fanny (bintang-indonesia.com)

Sobat muda muslim, program game show semacam Katakan Cinta boleh jadi yang lagi tren saat ini. Tapi sebelumnya udah pernah ada. Sebut aja misalnya yang pernah ngetop di stasiun MTV. Kamu juga kayaknya pernah denger deh. Yup, acara itu adalah Singled Out. Nah, program ini menjadi salah satu dating game yang populer. Acara yang disiarkan pertama kali pada 27 Desember 1995 ini cepet banget membetot perhatian pemirsa di beberapa negara di mana MTV ditayangkan. Format pertama pernah kita saksikan di ANteve, lho. Tapi itu bukan produksi Amerika, melainkan Inggris. Di situ digambarkan 50 orang cewek or cowok berkompetisi untuk mendapatkan seorang cowok atau cewek setelah melewati beberapa kualifikasi. Salah satu kelebihan Singled Out, adalah penampilan pembawa acaranya. Bener lho.

Maklum saja, di Amerika acara ini terdongkrak naik karena dibawakan salah seorang host cantik nan seksi yang pernah tampil bugil di majalah Playboy, Jenny McCarthy (idih, maksiat kok nekat Mbak!). Sampe-sampe majalah TV Guide dan Entertaiment Weekly berkomentar, bahwa sejatinya Singled Out lebih baik diberi nama The Jenny McCarthy Show. Karena apa? Tentu saja dominannya si Jenny ini. Belakangan, di layar kaca kita juga muncul acara yang mirip dengan Singled Out. Pelopornya Amor Klik.Com yang disiarkan TPI. Terus disusul sama Katakan Cinta di RCTI dan Date Xpress di TransTV.

Ajang buat yang nekatz
Memangnya malu ya jadi jomblo? Hi..hi..hi.. kasihan deh kamu. Harusnya kamu malu kalo berbuat maksiat, dong. Kamu kudu malu juga, kalo kamu belum bisa ngaji. Kamu juga wajib malu, kalo masih hidup jahiliyah. Iya dong. Jadi, kalo cuma dapet sebutan jomblo mah easy going aja atuh. Kalem euy!

Sobat muda muslim, ngapain juga sih kamu gerah dan risi banget kalo belum dapat pasangan? Memangnya kalo udah dapat pasangan (baca: pacar) itu artinya kamu udah hidup sejahtera dan mulia? Memangnya kalo dapat gacoan udah selamat dunia dan akhirat? Walah, kesannya gimanaaa gitu.

Iya, coba aja perhatiin teman-teman remaja yang kayaknya merasa wajib punya gebetan. Kamu termasuk nggak ya? Sori, jangan dimasukkin ke hard disk. Anggap aja ini beneran, alias bukan guyon. Gubrag!

Kita prihatin banget lho. Sebab, banyak juga anak cowok yang sejak lama ngincer pujaan hatinya, tapi nggak berani. Ada yang nekat pdkt, tapi nggak siap kalo ditolak. Waduh, parahnya lagi, malah ada yang sampe punya gelar PMDK, alias pendekatan mulu dapet kagak. Twing! Zwing! Gelodaks!

Maka, acara semacam Katakan Cinta ibarat jembatan emas untuk coba-coba bikin kejutan buat incerannya. Acara ini, selain menarik perhatian remaja yang masih ngejomblo untuk ikutan di acara itu, juga jadi hiburan remaja lainnya (mungkin bisa mencontek adegan itu). Gimana nggak menarik, tiap episode, KC menampilkan dua cerita nyata tentang remaja yang akan menyatakan cintanya pada sang lawan jenis atau istilah popnya "nembak". Pemirsa dengan mata sendiri ngelihat tayangan persisnya peristiwa atau detik-detik saat si remaja "nembak" lawan jenisnya.

Ibarat film yang kaya dengan unsur kejutannya. Kamu bakalan menjadi saksi dari ekspresi, emosi, gerak-gerik, bahasa tubuh baik dari si remaja yang 'nekatz' itu, maupun si target akan direkam terus oleh kamera. Di sini, ada unsur kejutan yang keluar ketika si target "ditembak" si remaja dan baru sadar bahwa dirinya tengah "ditembak" dan diliput oleh kamera. Tanggapan si target pun beragam, ada yang menerima ungkapan cinta dari lawan jenisnya hingga akhirnya "jadian" sampai ada pula yang menolak.

Nah, sangat boleh jadi dengan adanya acara semacam ini, para jomblo masih menaruh harapan. Setidaknya masih memiliki semangat untuk hidup (idih, urusan hidup dan mati ya?). Selain menghibur, siapa tahu dapat hadiah duit dan jadian sama sang pujaan hati. Coba, itu namanya sekali dayung dua-tiga hari capeknya masih kerasa, eh, dua-tiga pulau terlampaui! ? Bener, lho. Sebagai contoh adalah acara Date Xpress di TransTV. Dimulai dari hiburan oleh bintang tamu sekaligus pengenalan para kontestan. Terus disusul perkenalan pribadi oleh para kontestan bersangkutan. Berikutnya, kontestan cewek mendapat kesempatan menanyakan pada cowok sebanyak-banyaknya dalam tempo 30 detik. Penampilan bintang tamu mengisi bagian berikutnya. Selanjutnya, kesempatan cowok menanyakan peserta cewek sebanyak-banyaknya juga dalam tempo 30 detik.

Puncaknya, hiburan sekaligus pemilihan pasangan paling serasi oleh kontestan sendiri. Kontestan cewek kembali mendapat keistimewaan untuk memilih cowok incarannya. Sedang kontestan cowok tak memperoleh kesempatan. Jadi bisa saja, seorang kontestan cowok dipilih lebih dari 1 orang kontestan cewek. Kalau ada pemenang kembar, akan ada babak tambahan untuk menentukan pemenang. Sebagai hadiah pasangan serasi memperoleh Rp 4 juta untuk 2 orang. Wah, ada yang tergiur? Jangan ah!

Mengumbar rasa cinta
Cinta, adalah tema paling unik dan menarik. Itu sebabnya, nggak usah heran kalo dalam dunia seni dan budaya, cinta menjadi tema universal, baik untuk lagu maupun film. "Gita Cinta dari SMA", "Cinta Pertama", "Ada Apa dengan Cinta?" sampai "Cinta SMU" adalah sederet contoh judul film dan sinetron nasional kita yang berkisah tentang cinta. Kalo kamu punya rasa cinta, itu artinya kamu memang normal. Cuma masalahnya, apakah kalo udah jatuh cinta, langsung diekspresikan dengan pacaran? Nggak lha yauw!

Ada yang bilang pula, bahwa genta bukanlah genta sebelum dibunyikan. Lagu juga bukanlah lagu sebelum dinyanyikan. Nah, termasuk cinta, katanya cinta bukanlah cinta sebelum diekspresikan. He..he.. kalo diekspresikan dengan cara yang baik, tentu nggak dilarang dong. Tapi kalo diekspresikan seperti di acara Katakan Cinta atau Date Xpress, aduh, tahan dulu deh. Jangan gegabah bikin keputusan. Sebab, bisa berabe akhirnya. Bukannya kita sok tahu en sok suci ngajarin kamu. But, memang acara itu ngajarin nggak bener.

Simak aja pernyataan sang produser acara Katakan Cinta, Mbak Fanny, "Lewat acara ini, kita bisa tahu ada cewek yang berani menyatakan cinta pada cowok. Kami ambil positifnya. Yaitu mengajari remaja agar lebih berani mengekspresikan perasaan. Bukankah lebih baik diungkapkan ketimbang dipendam," tandasnya (bintang-indonesia.com)

Sobat muda muslim, masalahnya nggak berhenti di situ. Sebab, dengan digelarnya acara tersebut justru ngasih jalan mulus buat remaja yang mau nyari pasangan. Seterusnya, pacaran deh. Sebab, hubungan dengan lawan jenis yang terekam kuat di otak teman remaja adalah, ya, pacaran itu. Padahal kita udah ngeh, bahwa yang namanya pacaran tuh banyak sisi gelapnya. Nggak percaya? Jangan dicoba!

Dengan menggunakan prinsip 3 T alias ta'aruf (pengenalan), taqarrub (saling mendekat), dan tak tubruk, pacaran adalah pintu tol menuju pergaulan bebas. Apalagi ditambah dengan mengamalkan prinsip manajemen; 'sedikit bicara banyak bekerja'. Walah, kayaknya makin serem aja tuh. Hih.. ati-ati deh. Soalnya udah banyak kejadian perzinaan berawal dari sini. Naudzubillahi min dzalik!

Jangan bingung urusan jodoh!
Kamu kudu yakin, bahwa kalo udah jodoh nggak bakalan lari kemana-mana. Pokoke, nggak akan lari gunung dikejar. Nggak usah pusing kalo masih berpredikat jomblo. Suatu saat nanti kamu bakalan bermetamorfosis (emang kupu-kupu?). Iya, tadinya masih betah ber-single-ria, eh, sekarang udah punya buntut. Kemarin masih anak-anak, eh, sekarang udah punya anak. Jadi tenang aja sobat. Jangan bete kalo masih ngejomblo. Jangan maksain pacaran. Apalagi untuk mendapatkan pacar sampe bela-belain ikutan menyatakan cinta lewat televisi di acara tersebut. Idih, itu namanya mamalukman, eh, memalukan! (pacaran kan dosa, lagi!)

Yakin aja ama keputusan Allah. Sambil terus berusaha tentunya. Kalo memang udah ngebet pengen nikah, tapi masih mentok dengan calon pendamping, jangan putus asa. Lagian, buat kamu yang masih sekolah, nggak perlu en nggak layak kalo udah mikirin gendengan or gebetan. Prioritasnya belajar dulu dong. Tul nggak?

Oya, kamu kudu yakin bahwa Allah akan memasangkan yang baik-baik dengan yang baik-baik pula. Maka, cara nyarinya juga kudu dengan jalan yang baik.

Simak juga firman Allah Swt.: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). [TQS an-Nûr [24]: 26] ?

*************************
Created at 9:39 AM
*************************

Hidup tanpa cinta rasanya memang garing banget. Pokoknya bete deh. Sangat boleh jadi kehidupan ini dipenuhi oleh mereka-mereka yang berhati batu. Kejam, bengis, dan sejenisnya. Ibarat hidup di jaman Wild Wild West. Kill or be killed. Sadis!

Cinta, bisa tumbuh dan berkembang dalam sebuah kehidupan. Coba kamu perhatiin, ortu kita sayang banget kan sama kita? Kalo nggak sayang mah, kayaknya waktu kita bayi udah dibuang kali tuh. Tapi, alhamdulillah, ortu kita termasuk orang yang mampu memberikan cintanya kepada kita. Harapannya, agar kita bisa tumbuh, juga dengan memiliki rasa cinta.

Sobat muda muslim, cinta tumbuh di setiap makhluk yang bernyawa. Seperti sebuah lagu lawas berirama melayu yang syairnya kayak begini, Rasa cinta pasti ada, pada makhluk yang bernyawa..../perasaan insan sama, ingin cinta dan dicinta.
Yup, emang nggak ada tema yang abadi untuk dibahas selain masalah cinta. Tengok aja mulai dari lagu, puisi, prosa, sampai film didominasi masalah cinta. Wajar karena cinta adalah perasaan yang universal. Dimana-mana, di seluruh dunia, orang membutuhkan dan menginginkan cinta. Cinta ada pada orang tua yang cinta pada anak-anaknya, anak-anak yang cinta pada orang tuanya, adik dan kakak yang saling menyayangi seperti dalam film Children of Heaven, dan ehm, tentu saja cinta dirasakan oleh sepasang pria dan wanita.

Pendek kata dengan cinta kita bisa memberikan kesegaran dalam hidup seseorang. Kalo kamu ngasih uang seribu perak kepada mereka yang membutuhkan, itu artinya kamu telah menolong. Kalo bukan dengan rasa cinta, kayaknya nggak bakalan deh kamu tersentuh dengan penderitaannya. Itu sebabnya orang suka bilang bahwa cinta biasanya berbanding lurus dengan pengorbanan. Selalu seiring deh.

Dengan cinta pula, kamu biasanya peduli dengan orang lain. Tegur sapa dengan sesama kita, boleh jadi adalah hal kecil untuk menumbuhkan semangat kebersamaan. Tentunya dalam ikatan cinta di antara kita sebagai manusia. Kita yakin kok, semua manusia itu butuh cinta dan dicintai. Itu sebabnya, peduli adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta. Masing-masing dari kita dalam pergaulan sehari-hari, ogah banget kalo cuma dianggap sebagai bilangan, tapi kita kepengen juga diperhitungkan. Tul nggak?

Tentang kepedulian dan cinta ini, kita bisa meneladani Abdullah bin Amir. Dengan harga sembilan puluh ribu dirham, beliau membeli rumah milik Khalid bin Uqbah yang berada di dekat pasar. Pada malam harinya, Abdullah mendengar suara tangis keluarga Khalid. Ia pun bertanya, kepada salah satu pelayan rumahnya, Mengapa mereka menangis?
Mereka menangis karena mereka harus meninggalkan rumah yang telah tuan beli siang tadi,jawab si pelayan.
Mendengar penjelasan itu, Abdullah bin Amir berkata, Pelayan, katakan kepada mereka bahwa uang harga rumah yang telah mereka terima beserta rumah itu menjadi milik mereka semua.

Subhanallah, Abdullah bin Amir bin Kuraiz tersebut, yang merupakan salah satu dermawan kota Baghdad telah memberikan teladan kepada kita, betapa rasa rasa peduli dengan nasib sesama membuatnya rela mengeluarkan hartanya. Sikap yang amat jarang bisa kita temukan saat ini. Kepengen juga kayak beliau.

Memiliki cinta? Berbahagialah!
Bang Doel Soembang pernah nyanyi begini, Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta. Nggak mengada-ngada tentunya. Cinta memang penuh makna. Dan bisa memberikan kesenangan kepada yang mendapatkannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkomentar tentang cinta, Cinta itu bisa mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shalih dan cobaan bagi ahli ibadah.

Sobat muda muslim, jangan salah bahwa cinta bisa berarti sangat luas. Nggak sebatas hubungan antara pria dan wanita saja. Seperti yang udah dijelaskan di awal tulisan ini. Cinta, bisa berarti hubungan antara anak dan ortu yang full kasih sayang. Bisa juga berarti saling mencintai dan menyayangi dengan teman, bisa juga saling menumbuhkan rasa cinta di antara saudara, dan lain sebagainya. Pokoknya luas deh, termasuk cinta kita kepada harta, jabatan, tempat tinggal, kendaaraan, dan yang utama cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah saw. bahkan memberikan teladan bagus kepada kita bagaimana mencintai orang lain dengan tidak pandang bulu. Siapa pun ia, Rasulullah memberikan perhatian, kepedulian, dan tentu cintanya. Ada kisah menarik yang bisa kita simak. Diriwayatkan Abu Hurayrah (Nailul Awthar, 4: 90): Ada seorang perempuan hitam yang pekerjaannya menyapu masjid. Pada suatu hari, Nabi saw. tidak menemukan perempuan itu. Nabi saw. menanyakan ihwalnya. Para sahabat mengatakan bahwa ia telah mati. Ketika Nabi menegur mereka kenapa tidak diberitahu, para sahabat mengatakan bahwa perempuan itu hanya orang kecil saja. Kata Nabi saw., Tunjukkan aku kuburannya. Di atas kuburan itu Nabi melakukan shalat untuknya.

Subhanallahu, sungguh mulia sekali Nabi kita. Ia memberikan teladan yang amat bagus bagi hidup kita. Dalam kesehariannya, Rasul sangat menghormati para sahabatnya. Ambil contoh, suatu hari Abdullah al-Banjaliy tidak kebagian tempat duduk saat menghadiri majlis Rasulullah. Mengetahui hal itu, Rasul lalu mencopot gamisnya dan mempersilakan sahabatnya itu untuk duduk. Tapi Abdullah al-Banjaliy tidak mendudukinya, malah mencium baju Rasulullah dengan air mata yang berlinang, Ya Rasulullah, semoga Allah memuliakanmu, sebagaimana Anda telah memuliakanku, komentar Abdullah.

Hmm.. kira-kita kita begitu nggak sama teman kita? Kadang, di antara kita suka ada yang merasa sok sibuk mikirin ummat, sampe-sampe lupa untuk sekadar menyapa kepada teman kita, Apa kabar? Padahal, hal sepele itu bisa menumbuhkan kecintaan juga lho. Bener. Jangan dikira kagak ada efeknya. Pengaruhnya besar lho. Sebab, kepedulian akan menumbuhkan rasa cinta, dan itu bisa menjadi jalan bagi seseorang untuk bisa menikmati hidup dengan tenang dalam sebuah kebersamaan yang penuh kasih sayang. Nggak percaya? Cobalah kamu lakukan. Siapa tahu kepedulian kamu akan bisa membuat temanmu merasa bahagia. Ditanggung antimanyun deh. Suer.

Itu semua karena cinta sodara-sodara. Sungguh, berbahagialah orang yang memiliki cinta dan memberikannya kepada orang lain. Bahkan bila perlu korbankan segala yang kita miliki dan cintai. Sekali lagi, berbahagialah mereka yang memiliki cinta.

Prioritas cinta kita...
Adakalanya kita sulit menentukan pilihan, bahkan sekadar membuat urutan prioritas sekali pun. Bener, kita kadang bingung kalo disodorkan berbagai pilihan yang kudu diambil salah satu. Apalagi semua pilihan itu memikat. Rasanya sayang kalo sampe nggak diambil. Tapi, dalam kondisi tertentu kita dituntut untuk bisa menentukan prioritas cinta kita. Untuk apa dan kepada siapa. Siap kan?

Dari semua cinta yang kita miliki, pastikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menempati daftar utama dalam kehidupan kita. Yang lainnya; cinta harta, kendaraan, jabatan, status sosial, tempat tinggal, perusahaan, barang dagangan, bahkan cinta kita kepada keluarga, dan suami atau istri (bagi yang udah punya he..he..) harus rela untuk dikesampingkan. Allah Swt. berfirman: Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (at-Taubah [9]: 24)

Untuk masalah ini, Rasulullah pantas dan layak menjadi teladan kita. Maka jangan heran jika Aisyah ra. bercerita tentang Rasulullah saw. setelah didesak oleh Abdullah bin Umar. Apa yang diceritakan Ummul Mukminin?

Beliau menceritakan sepotong kisah bersama Rasulullah saw. (Tafsir Ibnu Katsir, I: 1441): Pada suatu malam, ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata, Ya, Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Rabbku. Aku berkata, Aku sesungguhnya senang merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu.Dia bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar dia terisak-isak menangis. Kemudian dia duduk membaca al-Quran, juga sambil menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya, ketika dia berbaring, air matanya mengalir lewat pipinya mambasahi bumi di bawahnya. Pada waktu fajar, Bilal datang dan masih melihat Nabi saw. menangis,Mengapa Anda menangis, padahal Allah ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian? tanya Bilal. Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur. Aku menangis karena malam tadi turun ayat Ali Imran 190-191. Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak memikirkannya.

Memang, adakalanya kita sulit banget menentukan pilihan utama di antara sekian pilihan yang semuanya bagus bagi kita. Tapi, di sinilah jiwa berkorban kita diuji. Apakah kita lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, atau memilih mencintai yang lain?
Sobat muda muslim, para sahabat Rasulullah juga memberikan teladan bagus buat kita. Khalid bin Walid salah satunya, beliau sampe berkomentar begini, Malam yang dingin saat memimpin pasukan dalam sebuah ekspedisi untuk menghancurkan musuh-musuh Allah, lebih aku sukai ketimbang mendapatkan seorang bayi laki-laki yang baru lahir. Subhanallahu, bukankah itu pelajaran yang amat berharga bagi kita tentang prioritas cinta?

Di Uzbekistan, saudara kita, para pengemban dakwah di sana, lebih memilih berhadapan dengan diktator Islam Abdulghanievic Karimov, ketimbang ‘serah bongkokan’ alias mengalah kepada pemimpin jahat dan bengis itu. Banyak para pengemban dakwah yang kebanyakan para pemuda dikejar, ditangkap, dipenjara, dan tak sedikit yang kemudian dibunuh. Penjaranya nggak tanggung-tanggung, sobat. Penjara itu berada di suatu pulau di tengah laut Aral. Cukup? Belum! Tempat itu disebut Barisah Kilmaz alias mereka yang pergi ke sana tak akan kembali. Pulau itu adalah tempat pembuangan sampah nuklir! Ngeper? Oh, Tidak! Para pemuda di sana malah tambah semangat dan yakin dengan jaminan surga dari Allah swt. Karena membela agama-Nya. Semangat membela Islam lah yang menenggelamkan rasa takut dan keraguan. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Sungguh luar biasa semangat mereka. Patut dicontoh.

Teman pembaca, jika kita harus memilih cinta, pilihlah yang utama, yakni cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Boleh kok kita mencintai yang lainnya, asal jangan melupakan Allah dan Rasul-Nya. Yuk, mulai sekarang kita belajar untuk mencintai Allah, Rasul-Nya, dan Islam dengan sepenuh hati kita. Insya Allah kita bisa kok. Yakin deh.?

*************************
Created at 9:34 AM
*************************

Maksud hati ingin ukhuwah dengan lawan jenis, tapi malah terjebak dalam pacaran. Tadinya pengen menjalin ukhuwah islamiyah, tapi apa daya kecemplung jadi demenan. He..he.. jangan heran atuh, sebab hubungan dengan lawan jenis itu rentan banget disusupi oleh perasaan-perasaan lain yang getarannya lebih dahsyat. Apalagi kalo ditambah naik bajaj, dijamin tambah menggigil karena vibrasinya kuat banget (apa hubungannya?) ?

Sobat muda muslim, sesama aktivis masjid atau organisasi kerohanian di sekolah dan kampus, selalu saja muncul hal-hal tak terduga. Cinta lokasi kerap mewarnai perjalanan hidup mereka. Iya dong, aktivis juga kan manusia. Wajar banget dong untuk merasakan hal-hal seperti itu. Apalagi mereka sama-sama sering bertemu. Bukankah pepatah Jawa mengatakan, witing tresno jalaran soko kulino sering jadi rujukan untuk menggambarkan perasaan itu? Ati-ati!

Hmm rasa cinta itu muncul karena seringnya bersama atau bertemu, begitu maksudnya? Yup, kamu cukup cerdas dalam masalah ini. Iya, jadi jangan kaget or heran kalo sesama aktivis pengajian muncul perasaan itu. Apalagi di antara mereka udah saling mengetahui kebiasaan masing-masing. Dijamin perasaan ser-seran keduanya dijembatani oleh seringnya komunikasi dan frekuensi pertemuan. Udah deh, panah-panah asmara mulai dilepaskan dari busur masing-masing dalam nuraninya. Duh gusti, itu artinya sang panah asmara siap menembus hati masing-masing. Siap memekarkan bunga-bunga di taman hati mereka. Seterusnya, jatuh hati dan saling memendam rindu. Uhuy!

Jadi, kalo nggak kuat-kuat amat imannya, kamu bakalan melakoni aktivitas pacaran sebagaimana layaknya dilakukan oleh mereka yang masih awam sama ajaran agama. Nggak terasa, di antara kamu mulai berani janjian untuk ketemu di masjid. Walau mungkin masih malu-malu. Tapi jangan salah lho, jika nafsu udah jadi panglima, akal sehat kamu pasti keroconya. Kamu lalu deklarasi, akal sehat saatnya minggir!. Waduh, gimana jadinya kalo sesama aktivis malah terjebak dalam perasaan-perasaan seperti ini?

Sobat muda muslim, memang ukhuwah itu tidak dibatasi cuma kepada satu jenis manusia aja, tapi kepada dua jenis sekaligus, yakni laki dan wanita. Bahkan ukhuwah islamiyah berdimensi sangat luas, yakni nggak dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan pun dan di mana mereka berada, asal mereka adalah muslim, itu saudara kita. Hanya saja, untuk ukhuwah dengan lawan jenis, memang ada aturan mainnya sendiri, sobat. Nggak sembarangan, atau nggak sebebas dalam bergaulnya seperti kepada teman satu jenis. Itu sebabnya, kita bahas masalah ini di buletin kesayangan kamu ini. Betul? Loading

Ketika cinta mulai menggoda
Rasa cinta itu unik. Nggak mengenal status seseorang, dan juga suka tiba-tiba aja datang. Hadir dalam jiwa, menggerogoti hati, mengaduk-mengaduk perasaan, yang akhirnya muncul rasa suka dan rindu. Duh, banyak pujangga yang berhasil menorehkan kata-kata puitisnya tentang cinta. Sebab cinta itu naluriah. Pasti dimiliki oleh seluruh manusia, termasuk hewan. Allah udah memberikan rasa itu kepada manusia. Firman-Nya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, (QS Ali Imraan [3]:14)

Nah, gimana jadinya kalo sesama aktivis pengajian muncul rasa cinta? Nggak masalah. Sah-sah saja kok. Bahkan sangat mungkin terjadi. Itu naluriah. Cuma, tetap harus aman dan terkendali. Nggak boleh mengganggu stabilitas nasional (ciiee.. bahasanya pejabat banget tuh!). Iya, saat cinta menggoda, jarang yang bisa bertahan dari godaannya yang kadang menggelapkan mata dan hati seseorang. Jangan heran dong kalo sampe ada yang nekat pacaran. Wah, aktivis pengajian kok pacaran?

Sobat muda muslim, itu sebabnya kamu kudu bisa jaga diri. Ukhuwah islamiyah di antara sesama aktivis pengajian tentunya nggak dinodai dengan perbuatan yang mencemarkan nama baik organisasi, nama baik kamu, nama baik sesama aktivis pengajian, dan yang jelas kesucian Islam. Jangan sampe ada omongan, aktivis pengajian aja pacarannya kuat, tuh! Muna deh!. Coba, gimana kalo sampe ada yang bilang begitu? Nyesek banget kan? Jelas lebih dahsyat dari wabah SARS tuh! Upss...

Kalo udah gitu, bisa ngerusak predikat tuh. Bener. Sebab, serangan kepada orang yang punya predikat paham agama lebih kenceng. Jadi kalo ada aktivis pengajian yang pacaran, orang di sekililing mereka dengan sengit mengolok-olok, mencemooh, bahkan mencibir sinis. Kejam juga ya? Bandingkan dengan orang yang belum paham agama, atau nggak aktif di organisasi kerohanian Islam, biasa-biasa aja tuh. Sobat, inilah semacam hukuman sosial yang kudu ditanggung seseorang yang udah dipandang ngerti. Padahal, sama aja dosanya. Tapi, seolah lebih besar kalo itu dilakukan oleh aktivis pengajian. Gawat!

Wajar juga sih pandangan seperti itu. Sebab, umat kan lagi nyari siapa yang dapat ia percayai dan teladani dalam kehidupannya. Jadi, jangan khianati kepercayaan mereka kepadamu hanya gara-gara soal cinta yang kebablasan. Sebab, mereka menganggap bahwa kamu mampu menjaga diri dan mungkin orang lain. Nah, kalo kemudian kamu melakukan perbuatan yang merendahkan martabatmu, rasanya pantes banget kalo kemudian mereka nggak percaya lagi sama kamu yang aktif di pegajian. Betul apa betul?

Sobat muda muslim, cinta seketika bisa datang menggoda, hadir dalam jiwa, memenuhi rongga dada, dan membawa asa yang menghempaskan segala duka yang pernah ada. Hmm.. kalo itu yang kamu rasakan, harap hati-hati. Ukhuwah di antara kamu jangan dinodai dengan aktivitas bejat, meskipun atas nama cinta. Berbahaya. Jangan heran kalo Kahlil Gibran pernah bikin puisi seperti ini: Cinta berlalu di hadapan kita, terbalut dalam kerendahan hati, tetapi kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.

Jaga jarak aman!
Idih, emangnya mengendarai mobil sampe dibilang jaga jarak aman? He..he..he... jangan salah euy, justru yang berbahaya adalah karena seringnya deketen, apalagi sampe gesekan segala (emangnya kartu kredit main gesek?).

Jaga jarak aman adalah cara ampuh menjaga hati kita untuk tidak melakukan aktivitas berbahaya. Bukankah seringkali kamu tak berdaya jika deketan sama orang yang kamu incer? Sebab, kalo nggak diatur dengan batasan ajaran agama, kamu bisa kebablasan berbuat tuh. Bener. Jangan sampe kamu lakuin.

BTW, apa aja sih batasan bergaul dengan lawan jenis, khususnya sesama aktivis? Iya, biar kita jadi ngeh, apa yang boleh dilakukan dan mana yang terlarang untuk dilakoni. Supaya ukhuwah kita nggak bias dengan pacaran.

Pertama, kurangi frekuensi pertemuan yang nggak perlu. Memang, kalau sudah cinta, berpisah sejam serasa 60 menit, eh maksudnya setahun. Bawaannya pengen ketemu melulu. It's not good for your health, guys! Ini nggak sehat. Perbuatan seperti itu bukannya meredam gejolak, tapi akan memperparah suasana hati kita. Pikiran dan konsentrasi kita malah makin nggak karuan. Selain itu bukan mustahil kalau kebaikan yang kita kerjakan jadi tidak ikhlas karena Allah. Misal, karena si doi jadi moderator di acara pengajian, eh kita bela-belain datang karena pengen ngeliat si doi, bukan untuk nyimak pengajiannya itu sendiri.

Yup, kurangi frekuensi pertemuan, apalagi kalau memang tidak perlu. Kalau sekadar untuk minjem buku catatan, ngapain minjem pada si doi, cari aja teman lain yang bisa kita pinjam bukunya. Lagipula, kalau kamu nggak sabaran, khawatir ada pandangan negatif dari si doi. Bisa-bisa kamu dicap sebagai ikhwan atau akhwat yang agre (maksudnya agresif). Zwing...zwing.. gubrak!

Kedua, jangan menggoda dengan gaya bicara dan penampilan yang gimanaa.. gitu. Jadi, ketika kamu berbicara dengan lawan jenis harus diperhatikan intonasi dan gaya bicaranya. Bagi wanita, jangan sekali-kali ketika berinteraksi dengan anak cowok menggunakan gaya bicara yang mendayu-dayu kayak penyanyi dangdut. Suaranya dibuat merdu merayu hingga menyisakan rasa penasaran yang amat sangat bagi kaum lelaki. Wow! Firman Allah: Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan, nanti orang-orang yang dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah dengan perkataan yang baik. (QS. al-Ahzab [33]: 32)

Ketiga, menutup aurat. Nggak salah neh? Kalo aktivis kan udah ngeh soal itu Bang? Bener. Harusnya memang begitu. Tapi, banyak juga yang belum tahu bagaimana cara mengenakan busana sesuai syariat. Akhwatnya masih pake kerudung gaul yang cepak abis! (kalo yang bener kan gondrong. He..he..). Iya, kerudungnya aja modis banget. Pake lipstik lagi bibirnya. Bedakannya tebel banget pula. Minyak wanginya? Bikin ikan sekom ngapung!

Jadi buat para akhwat, jangan tabarujj deh. Duh, kebayang banget lucunya kalo aktivis pengajian tabarujj alias tampil pol-polan dengan memamerkan kecantikannya. Jangan ya, Allah Swt. berfirman: ...dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS al-Ahzab [33]: 33)

Banyak lho yang mengaku aktivis masjid tapi kelakuannya masih begitu. Jadi, mari kita sama-sama membenahi diri kita dan juga teman-teman yang lain sesama aktivis masjid. perubahan memang butuh proses. Tapi, kudu dimulai dari sekarang. Siap kan? Heu-euh!

Keempat, kurangi berhubungan. Mungin ketemu langsung sih nggak, tapi komunikasi jalan terus tuh. Mulai dari sarana tradisional’ macam surat via pos, sampe yang udah canggih macam via telepon, HP, dan juga internet. Wuih, ketemu langsung emang jarang, tapi kirim SMS dan nelponnya kuat. Apalagi kalo urusan chatting, pake ada jadwalnya segala. Udah gitu, kirim-kirim e-mail pula. Hmm... jadi tetep berhubungan kan? Emang sih bukan masuk kategori khalwat. Tapi kan bisa menumbuhkan rasa cinta, suka, dan sayang? Nggak percaya? Jangan dicoba! He..he..

Kelima, jaga hati. Ya, meski sesama aktivis pengajian, bisikan setan tetap berlaku. Bahkan sangat boleh jadi makin kuat komporannya. Itu sebabnya, kalo hatimu panas terus karena panah asmara itu, dinginkan hati dengan banyak mengingat Allah. Mengingat dosa-dosa yang udah kita lakukan ketika sholat dan membaca al-Quran. Firman Allah Swt.: Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. (ar-Ra’du [13]: 28)

Oke deh, kamu udah punya modal sekarang. Hati-hatilah dalam bergaul dengan teman satu pengajian. Jaga diri, kesucian, dan kehormatan kamu dan temanmu. Jangan nekat berbuat maksiat. Kalo udah TKD alias Teu Kuat Deui, segera menikah saja (kalo emang udah mampu). Kalo belum mampu? Banyakin aktivitas bermanfaat dan seringlah berpuasa.

Emang sih kalo pengen ideal, kudu ada kerjasama semua pihak; individu, masyarakat dan juga negara. Hmm.. soal cinta juga urusan negara ya? Negara wajib meredam dan memberantas faktor-faktor yang selalu ngomporin masyarakat untuk berbuat yang nggak-nggak. Betul? Jadi, jangan sampe ukhuwah kita berubah jadi demenan! Catet yo.?

*************************
Created at 9:20 AM
*************************

Kunyatakan Cintaku Padanya | Monday, June 14, 2004


Bismillah wbillahi taufiq
Mengungkapkan cinta kepada sesama muslim pada dasarnya dianjurkan oleh Rasulullah, sebagaimana dalam hadisnya: Jika anda mencintai saudaramu karena Allah maka ungkapkanlah kepadanya bahwa engkau mencintainya karena Allah ( Innani uhibuka fillah ), baik itu diungkapkan apakah melalui telephon atau langsung. Hal ini di kalangan para sahabat sudah menjadi sesuatu yang lazim. Ketika seorang sahabat mengadu kepada Nabi bahwa dia mencintai sahabatnya seraya Nabi mengatakan apakah kamu telah memberitahukan kepadanya? Jawab sahabat belum, Nabi berkata segera beritahu kepadanya tentang hal itu, lalu sahabat tadi mengejar sahabatnya yang dicintainya itu dengan mengatakan sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah dan sahabat yang dicintainya menjawab semoga Allah mencintaimu karena cintamu kepadaku. Tetapi itu semua terjadi disebabkan oleh cinta karena Allah bukan karena hal-hal lain dst.

Bisakah hati kita secara tulus mencintai orang lain apakah sesama kaum pria atau pria dengan wanita tanpa ada interes atau dorongan kecuali hanya semata-mata karena Allah? Ini yang sangat sulit terjadi antara laki dengan perempuan karena hampir seluruh sisi perempuan adalah interes hawa nafsu bagi pria, jika demikian halnya maka menyatakan aku cinta padamu kepada wanita bukan istrinya menjadi sesuatu yang problematik dalam kaca mata syari` karena disamping tidak didorong oleh kemurnian hati sehingga tidak ingin cintanya dibimbing Allah dan karena interes hawanafsunya lebih dominan. Meskipun sah-sah saja seorang laki-laki menyatakan sesungguhnya aku mencintai kamu karena Allah kepada seorang wanita yang lain jika memang benar-benar tulus dari hati yang paling dalam dan benar-benar tidak ada interes lain, walau demikian belum saya temukan hal tersebut dalam hazanah para salaf salih karena persoalnnya memang sangat sensitif karena itu amannya tidak perlu dinyatakan.

Dari telaah di atas dapat kita tarik pelajaran bahwa cinta itu ada tiga:
a. Cinta kasih yang tulus yang tidak dicampuri dengan interes eksternal atau faktor-faktor bumi seperti kecantikan kekayaan dst, melainkan semata karena Allah swt. Cinta inilah yang patut dibagi kepada seluruh ummat manusia terutama sesma muslim dan dianjurkannya untuk mengungkapkannya kepada yang dicintainya.
b. Cinta yang didominasi atau tercampuri dengan kepentingan hawa nafsu semata misalnya karena cantik ganteng dll. Cinta inilah yang tidak patut dibagi kepada semua orang kecuali kepda istri atau suami sendiri. Dan inilah satu satunya jalan terbaik untuk mengungkapkan dan mengembangkan cinta secara utuh.
c. Cinta yang didominasi oleh materi. Allah sangat mencela orang orang yang demikian itu karena kepentingannya pada gilirannya akan didominasi materi atau harta dan kekayaan serta kedudukan.

Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah bagaimana cara mengungkapkan yang baik untuk menyatakan cinta kepada calon istri?
Sebenarnya keinginan menikahinya merupakan bentuk yang paling nyata bahwa anda mencintainya, shingga tidak perlu mengumbar janji cinta tersebut karena dia belum menjadi istrimu atau Jika harus dinyatakan maka diungkapkan ketika anda ditanya calon mertua anda. Kenapa diungkapkan kepada calon mertua karena dialah yang berhak mengetahui benar apakah anak perempuannya akan diperlakukan sebagai wanita yang dicintainya dalam hidup ataukah karena interes lainnya dan jika diungkapkan saat itu nilai kemurnian cinta lebih dominan mengingat tidak dihadapkan wanita tersebut.

Sedangkan cara untuk menyatakan ingin menikahi seorang wanita hal ini memang tidak diatur secara detail dalam Sunnah Nabi namun yang jelas harus tetap menjaga etika-etikanya antar lain yang sangat mendasar:

One. Ketika wanita tersebut belum mengenal kita maka sebaiknya dilakukan perkenalan terlebih dahulu sehingga tidak ada orang yang menikah dengan orang yang tak dikenalnya. Karena hal itu bertentangan dengan prinsip dasar kehidupan dan pernikahan, meskipun cara mengenalnya ada yang jarak dekat alias langsung (hal ini sebaiknya dihindari jika baru tingkat penjajagan) dan ada yang jarak jauh melalui tukar menukar biodata dan seterusnya atau melalui perantara dan ada yang langsung melalui orangtua (hal ini sangat jarang). Jadi saling mengenal adalah proses yang sangat menentukan selanjutnya. Allah berfirman Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. (QS. 49:13)

Two. Menjaga perasaan wanita tersebut agar tidak merasa kecewa jika ditakdirkan bukan jodohnya. Hal itu dikatakan Imam Malik ketika mengomentari kenapa sahabat Jabir ketika ingin melihat calon istrinya dilakukannya dengan tanpa sepengetahuan wanita tersebut. Lalu Imam Malik mengomentari sebaiknya proses penjajagan dilakukan tidak langsung kepada wanita tersebut melainkan melaui orang yang dianggap paling dekat dengannya. Jadi dalam proses penjajagan hendaknya sangat menjaga perasaan wanita agar tidak menimbulkan kekecewaan.

Three. Apabila telah masuk kepada tahap yang lebih serius keinginan sudah tidak ragu lagi alias 100% maka anda dapat mengutarakan langsung atau tidak langsung tergantung tipe wanitanya. Bahkan anda berdua dapat melakukan kerjasama dalam menggulirkan rencana pernikahan tersebut agar tidak mengalami kendala-kendala yang dapat menggagalkan rencana tersebut mialnya bagaimana cara melakukan pendekatan kepada masing-masing orangtua dll. Tetap dalam koridor syariah ( tidak boleh berkhalwat, tidak boleh menganggapnya seperti istri - anggapan umumnya orang sehingga ke mana-mana berdua karena dia tetap orang lain dan disaat itulah celah setan sangat banyak) Hal itu bagi pria yang kebetulan mendahulukan jalur antara calon kedua pasangan adapun yang mendahululkan jalur wali atau ortu maka bisa saja langsung ke ortu lalu akan ditindak lanjuti dalam hal-hal teknis oleh kedua calan pasangan tersebut.

Pada dasarnya kedua jalan sah-sah saja meskipun tetap harus dicatat bahwa jalur wali itulah yang tepat karena walilah yang punya otoritas dan wewenang terhadap pernikahan wanita.
Wallahu a`lam.

*************************
Created at 2:40 PM
*************************

kafemuslimah.com Cinta (al-mahabbah dan benci (al-karahah), merupakan fitrah emosional yang dianugerahkan Allah SWT pada seluruh manusia. Bagi seorang Muslim, cinta dan benci itu harus berdasarkan proporsionalisasi syariat. Karena, bisa jadi, apa yang kita cintai itu justru sesuatu yang buruk, dan sebaliknya membenci sesuatu yang sebetulnya baik buat kita (Qs.2:216). Jika tidak demikian, betapa banyak orang yang akan menjadi korban akibat tidak tahu menempatkan arti cinta dan benci ini.

Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittiba) dan ketaatan. Sebagaimana firman-Nya, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu"(Qs.3:31-32).

Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW. diantaranya adalah, mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan beliau, tak pernah dibedakan antara Muslim dan non-Muslim. Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum misalnya, hanya karena benci kepada mereka (Qs.5:8).

Ajaran cinta Islami yang mesti disemaikan bukanlah sebatas sesama Muslim. Tetapi justru sesama manusia dan sesama makhluk. Rasulullah SAW. bersabda, "Hakikat seorang Muslim adalah, mencintai Allah dan Rasul-nya, sesamanya, serta tetangganya, melebihi atau sebagaimana ia cinta kepada dirinya sendiri" (HR. Imam Bukhari).

Kecintaan yang terekspresikan akan menjadi amal saleh buat pelakunya. Maka dari itu, kecintaan maupun kebaikan, meskipun baru tersirat dalam hati dan belum terlaksana, tetap akan mendapat pahala di sisi Allah. Sebaliknya, kebencian yang tersimpan dalam lubuk hati di samping sebuah kewajaran, juga tidak dicatat sebagai keburukan, hingga niatnya itu betul-betul dilakukan (al-Hadits).

Ekspresi sebuah kebencian tak lain sikap hasad yang dilarang Islam. Hasad adalah iri dan bersikap dengki terhadap orang atau kelompok lain, bahkan sebisa mungkin, berupaya menjatuhkan dan menghilangkan semua kepemilikan seseorang yang dianggap lawannya itu. Dari sini hasad berubah wujud menjadi hasutan, bagaimana merekayasa isu dan gosip tanpa fakta untuk turut meyakinkan orang lain, agar sama-sama membenci bahkan menganiaya orang atau kelompok tertentu.

Benci yang hasud seperti di atas dilarang Rasulullah SAW, sabdanya, "Jauhilah oleh kalian sikap hasud, karena hasud itu niscaya akan memakan amal kebaikanmu layaknya api menghanguskan kayu bakar" (HR. Abu Dawud).

Wajah seorang muhâsid (pelaku hasud) tak lain seorang provokator yang senang mengadu-domba antar sesama, menabur fitnah, serta wujud dari kerja sama dalam menebar dosa (al-itsm) dan permusuhan (al-udwan). Mereka diancam Nabi SAW. tidak akan masuk surga, karena mencoba memutuskan pertalian kasih dan sayang antarsesama manusia (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam konteks Islam, shilat-u ar-rahmi (shilah, menghubungkan; dan rahmi, berasal dari rahim yang sama, merupakan keharusan menyemaikan perdamaian dan keharmonisan hidup antar insan. Inilah inti rahmatan lil-alamin;mencintai dan membenci karena Allah akan mendatangkan rahmat, sebaliknya, jika sesuai seleranya sendiri, terancam kepedihan azab-Nya. Dalam arti, tidak turunnya rahmat dan bertaburnya benih-benih perpecahan dan perselisihan (Bulughul-Maram, 2000; 496).**

Agar kecintaan tumbuh dan bersemai dalam diri setiap insan, Rasulullah mengajarkan, "Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam (kedamaian), berilah makan orang yang membutuhkan, sambungkanlah tali persaudaraan, dan shalatlah Tahajjud pada sepertiga malam (introspeksi), niscaya kamu akan masuk surga dengan damai" (HR. Imam Tirmidzi).

Demikian sebaik-baik kecintaan dalam Islam. Kedamaian ditebarkan untuk dan kepada siapa pun. Seorang muslim sejati ialah apabila, orang lain selamat dari ulah lisan, tangan, maupun kewenangannya (Fath-u al-Bari I; 76-86). Wallahu alam.
________________________________
* Oleh Yusuf Burhanudin* Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Syariah wa al-Qanun (Islamic Law and Juriprudence Faculty), al-Azhar University, Cairo-Egypt.

*************************
Created at 2:18 PM
*************************

Kafemuslimah.com
1. Pendahuluan

Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll. Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana. Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.

Kita tahu bagaimana kecintaan Khadijah ra kepada Rasulullah saw yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan perasaan bahagia demi perjuangan sang kekasih yang menjadikannya mulia. Sebaliknya ada pemudi yang mengorbankan kehormatannya demi untuk menyenangkan sang kekasih yang dia lakukan atas nama cinta. Atau ada remaja yang menghabiskan nyawanya dengan baygon hanya karena cinta. Cinta yang demikian yang membawanya kepada kehinaan.

Lalu, apa sebenarnya makna daripada cinta? Benarkah cinta hanyalah sepenggal kata namun mengandung sejuta makna? Atau pendapat para filosof bahwa makna cinta tergantung siapa yang memandang? Rupanya tepat seperti uangkapan Ibnu Qayyim Al Jauziah tentang cinta, bahwasanya, “Tidak ada batasan tentang cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri.”

Ada pun kata cinta itu sendiri secara bahasa adalah kecenderungan atau keberpihakan. Bertolak dari sini cinta dapat didefinisikan sebagai sebuah gejolak jiwa dimana hati mempunyai kecenderungan yang kuat terhadap apa yang disenanginya sehingga membuat untuk tetap mengangankannya, menyebut namanya, rela berkorban atasnya dan menerima dengan segenap hati apa adanya dari yang dicintainya serasa kurang sekalipun, dan ia tumpahkan dengan kata-kata dan perbuatan.

2. Pandangan Islam terhadap Cinta

Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.

“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).

Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (misalnya lembaga pernikahan) dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang,…”(Ar-Ruum: 21)

Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu “jatuh cinta dulu” baru berani menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syetan durjana (na’udzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di masyarakat.

Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa yang harus didahulukan/ diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak boleh kita menyetarakan semuanya.

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Al-Baqarah: 165)

Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:
1. Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul ‘alamiin.”
“Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
Jadi ungkapan-ungkapan seperti: “Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu” atau “Kusebutkan namamu di setiap detak jantungku,” “Cintaku hanya untukmu,” dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu… Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si ‘do’i’ kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165).
2. Peringkat ke-2; ‘isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah saw. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali Imran: 31)
3. Peringkat ke-3; syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, anatar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
4. Peringkat ke-4; shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.
5. Peringkat ke-5; ‘ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.
6. Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan).


3. Hubungan Cinta dan Keimanan

Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung. Al Ustadz Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa “dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan.” Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw:

“Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah swt.” (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).

Tidak heran ketika ‘Uqbah bin Al Harits telah bercerai dnegan istri yang sangat dicintainya Ummu Yahya, atas persetujuan Rasulullah saw hanya karena pengakuan seorang wanita tua bahwa ia telah menyusukan pasangan suami istri itu di saat mereka masih bayi. Allah mengharamkan pernikahan saudara sesusuan. Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar kepada istrinya, yang terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan akhlaknya. Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah melalaikan Abdullah dalam berjihad di jalan Allah dan memerintahkan untuk menceraikan istrinya tsb. Pemuda Abdullah memandang perintah tsb dengan kaca mata iman, sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya tsb demi mempererat kembali cintanya kepada Allah.

Subhanallah, pasangan tsb telah bersatu karena Allah, saling mencinta karena Allah, bahkan telah bercinta karena Allah, namun mereka juga rela berpisah karena Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang ‘berpacaran’ atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan; bersegeralah menikah atau berpisah karena Allah, niscaya akan terasa lezat dan manisnya iman. Dan janganlah mencintai ‘si dia’ lebih dari pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda:

“Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw bersabda:

“Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai….” (HR Muslim)

4. Cinta Kepada Allah, Itulah yang Hakiki

Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk ‘taqwa’ berlayarkan ‘iman’ yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu: cinta kepada Allah, itulah yang hakiki, yang kekal selamanya. Adapun cinta kepada makhluk-Nya, pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda.
Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya. Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 hal yang menyebabkan orang mencintai Allah swt:
1. Membaca Al-Qur’an dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat sesudah shalat wajib.
3. Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
5. Menanamkan dalam hati asma’ dan sifat-sifatnya dan memahami makna.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya di waktu malam saat orang lelap tidur.
9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
10. Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

5. Penutup

Saling mencintailah karena Allah agar bisa mendapatkan kecintaan Allah. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:

“Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku,
Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling berkorban karena-Ku, dan Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang menyambung hubungan karena-Ku.”

Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

“Pada hari kiamat Allah berfirman: ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR. Muslim).

Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:

“Di sekeliling ‘Arsy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.”


“Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga.”


Akhirul qalam, tanyailah diri kita masing-masing:
1. sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sejati dalam hidup ini?
2. Sejauh mana aku mengenal-Nya, asma’ (nama)-Nya, sifat-sifat-Nya, kehendak-Nya, larangan-Nya?
3. Seringkah aku mengingat-Nya, menyebut nama-Nya melalui zikir-zikir yang panjang?
4. Seringkah aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan sholat serta ibadah-ibadah lainnya?
5. Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati.
6. Sudahkah aku mengikuti kehendak-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?
7. Apakah aku mencintai seseorang karena-Nya atau karena doringan nafsuku sendiri?
8. Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa nafsuku sendiri?


Wallahu alam bishshawab
Gunma, 2 Agustus 2002
Oleh: Ir. Munasri Hadini MSc.
Disampaikan dalam Dauroh Muslimah KAMMI-JP
4 Agustus 2002, Komaba, Tokyo

*************************
Created at 1:38 PM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

May 2004[x] June 2004[x] December 2004[x] January 2005[x] April 2005[x] July 2005[x] August 2005[x] September 2005[x]