Pria yang Tidak Seiman, Jodoh atau Bukan? | Tuesday, December 21, 2004
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du
Meski jodoh seseorang telah ditentukan oleh Allah SWT, namun tidak berarti seseorang boleh melanggar apa yang telah diatur oleh Allah SWT secara tegas. Misalnya, seseorang diharamkan menikah dengan ibu kandungnya sendiri atau menikahi saudara perempuannya. Juga diharamkan untuk menikahi pasangan sejenis (homoseks dan lesbi). Menikahi ibu sendiri atau saudara sendiri jelas tidak bisa dibenarkan hanya dengan alasan sudah jodoh. Sebab disamping masalah takdir, Allah SWT juga menurunkan syariat untuk dijadikan acuan dalam hidup ini.
Dalam hal ini, ada sebuah pertanyaan yang perlu anda jawab dengan baik dan renungkanlah baik-baik. Dari mana anda tahu bahwa pria non muslim itu memang jodoh anda ? Sebab sekedar kelihatannya cocok belum tentu jodoh, bukan ?
Apalagi bila kita sandingkan masalah jodoh dengan masalah ajal yang tentu juga sudah ditetapkan. Anda mengatakan bahwa jodoh anda sudah ditentukan Tuhan YME dan agaknya Anda sudah memastikan bahwa jodoh itu adalah si pria non muslim itu. Lalu bagaimana dengan ajal Anda ? Apakah Anda sudah bisa memastikannya juga ? Kalau Anda bisa yakin dengan jodoh Anda, mengapa Anda belum yakin dengan ajal Anda ?
Seharusnya dengan logika demikian, Anda punya keyakinan tentang ajal anda. Misalnya Anda yakin bahwa usia Anda akan mencapai 70-an tahun, kemudian berangkat dari keyakinan keyakinan itu, beranikah anda melakukan hal-hal yang secara umum dikenal sebagai penyebab datangnya ajal ? Misalnya, berbaring di rel kereta api ketika kereta akan lewat ? Atau lompat dari gedung pencakar langit ? Atau menenggak sebotol besar racun serangga ?
Kami percaya meski Anda meyakini bahwa ajal Anda masih lama, tapi sekarang ini anda tidak akan berani melakukan semua hal nekat itu, bukan ? Anda pun tidak akan mengatakan bahwa urusan ajal di tangan Tuhan lalu, hop!...loncatlah Anda dari lantai 40. Sebab begitu anda loncat, ajal pasti datang menjemput. Begitu juga kalau anda tidur-tiduran di rel kereta api atau menenggak habis racun serangga. Pastilah ajal sudah tiba saat itu.
Jadi meski ajal itu di tangan tuhan, manusia tetap wajib berusaha dan berikhtiar untuk menghindarinya. Tindakan nekat tadi jelas melanggar syariat sekaligus aqidah Islam. Dan resikonya adalah dosa besar selain resiko secara sunatullah yaitu kematian.
Demikian juga dengan kasus wanita muslimah menikah dengan laki-laki non muslim, ini adalah tindakan yang secara fiqih dilarang dan pelakunya berdosa. Kita tidak bisa berkilah bahwa laki-laki non muslim ini adalah jodoh, hanya karena terlanjur jatuh hati semata. Sebab yang harus dijadikan acuan dalam hidup ini adalah syariat, bukan sekedar dugaan tentang taqdir mengenai jodoh. Secara syariat, wanita muslimah diharamkan menikah dengan pria non muslim. Aturan ini jelas dan tegas di dalam kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Sedangkan dugaan masalah jodoh seseorang, sebatas hanya dugaan belaka. Apalagi dugaan itu nyata-nyata bertentangan dengan syariat Islam.
Keharusan Berpegang Kepada Syariat
Ketika Allah SWT mengharamkan sesuatu kepada hamba-Nya, pastilah mengandung manfaat besar bila dihindari. Sebab Allah SWT-lah yang menciptakan manusia dengan segala dimensinya. Sehingga Dia-lah yang paling tahu bagaimana seharusnya manusia melakukan sesuatu. Dan dengan pengetahuan-Nya, Dia telah memberikan petunjuk dengan jelas kepada manusia. Semua petunjuk itu demi kebaikan manusia juga, bukan demi kepentingan-Nya. Maka sebagai muslim, bila Allah SWT telah menentukan sebuah aturan, tidak ada lagi tawar menawar, apalagi mengabaikannya. Hal itu telah ditegaskan dalam firman-Nya,
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan perempuan yang mu'minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata."(QS. Al-ahzab:36).
Berpegang Kepada Syariat Adalah Kenikmatan
Dan mentaati aturan yang Allah SWT berikan justru merupakan sebuah kenikmatan hidup di dunia. Namun tidak ada yang bisa merasakan kenikmatan menjalankan aturan-Nya kecuali mereka yang suci hatinya. Sedangkan mereka yang hatinya hitam penuh jelaga dosa, pasti akan merasakan bahwa aturan itu sebagai sebuah penyiksaan. Sebab syetan telah menguasai hatinya dan merubah sebuah sudut pandangnya.
"Dan aku (syetan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka, lalu benar-benar mereka merubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata." (QS. An-Nisa : 119)
Wallahu a'lam bishshawab Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Ahmad Sarwat, Lc
http://www.eramoslem.com/ks/us/4a/13758,1,v.html
*************************
Created at 7:44 AM
*************************
|
|
welcome
hello
MENU
HOME
Cinta Ku
Cinta - Al- Qur'an & Hadist
Cinta - Artikel
Cinta - Berita
Cinta - Busana & Perkawinan
Cinta - Cerita
Cinta - Doa
Cinta - Kecantikan
Cinta - Kesehatan
Cinta - Liputan Khusus
Cinta - Masakan & Minuman
Cinta - Musik
Cinta - Muslimah
Cinta - Puisi
Cinta - Rukun Iman & Islam
Links
Archieve
May 2004[x] June 2004[x] December 2004[x] January 2005[x] April 2005[x] July 2005[x] August 2005[x] September 2005[x]
|
|