<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/6973555?origin\x3dhttp://cinta-ku.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Taaruf Lewat Email | Sunday, December 19, 2004


Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.


Taaruf via internet yang anda lakukan barangkali bentuknya adalah irim-kiriman email atau bahkan chatting. Sehingga terjadi dialog langsung/interaktif antara anda berdua. Dan bila menilik metode ini, sebenarnya tidak ada perantara atau pihak ketiga yang ikut terlibat secara langsung dalam email-emailan seperti ini.

Dengan metode itu, yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah anda merasa bebas menuliskan semua perasaan anda dalam email? Apakah anda merasa 'lebih aman' untuk menuliskan dan merangkai kalimat? Apakah anda merasa privasi anda lebih terjaga dengan berkoresponsi via email itu? Dan di pihak lain, apakah anda merasa bahwa calon pasangan anda itu bisa dengan leluasa untuk curhat kepada anda? Apakah anda merasa bahwa dia juga bisa mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan sedikit lebih 'bebas'?

Kalau jawabannya adalah iya, maka sebenarnya media itu bisa saja dimanfaatkan untuk 'kencan virtual'. Kasusnya menjadi tidak jauh berbeda dengan kirim-kiriman surat biasa, ngobrol di telepon, SMS dan sejenisnya. Sehingga batasan apakah ini merupakan khalwat (menyepi berdua) atau bukan, menjadi tidak jelas lagi.

Memang secara pisik tidak terjadi khalwat, yang terjadi hanyalah --mungkin-- sebuah 'cyber khalwat'. Tapi memang esensi dari sebuah khalwat itu adalah 'rasa bebas dan aman' untuk berekspresi dengan lawan khalwatnya karena semua isi dan tema pembicaraan tidak diketahui oleh orang lain. Hal ini bukan berarti tidak membolehkan seseorang untuk bertanya langsung kepada calon istrinya tentang point-point penting dalam ta'aruf. Namun pembicaraan tidak menjurus kepada sesuatu yang melenceng dari jalur ta'aruf bila suasananya bukan bukan suasana khalwat. Karena harus ditemani oleh orang lain seperti orangtuanya, saudaranya atau lainnya.

Sedangkan di email, suasana 'aman' itu memang benar-benar tercipta dan peluang untuk melenceng dari tujuan ta'aruf sungguh sangat besar. Karena itu untuk amannya, lebih baik anda mengutus orang yang anda percaya untuk bertanya ini itu kepada calon anda. Bukan dengan email seperti itu.

Wallahu a'lam bishshawab Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Ahmad Sarwat, Lc.

*************************
Created at 11:48 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

May 2004[x] June 2004[x] December 2004[x] January 2005[x] April 2005[x] July 2005[x] August 2005[x] September 2005[x]